VI

28 3 2
                                    

Untuk A, Ke-enam kali.

Apa kabarmu akhir - akhir ini, A? Apakah baik - baik saja seperti biasanya? Kuharap, bahagia selalu mendatangimu tanpa perlu diselipkan beberapa duka.

Kau tahu, A? Rasa ini masih belum juga berubah. Barang sehari, sejam, semenit, ataupun sedetik, tak akan pernah berubah.

Kali ini, bukan hanya untukmu saja tulisan ini kupersembahkan, A. Tulisan kali ini, juga kupersembahkan kepada cinta - cinta yang nyatanya ' masih ' terasa buta.

Apa kau tahu, A? Ada - ada saja hal yang masih kulakukan secara sembunyi - sembunyi. Ada - ada saja hal yang nyatanya, diriku masih mengharapkan sesuatu yang bahkan tak ada, ingin kuanggap hadir disisi.

Tulisan ini, juga kutujukan kepada doa - doa dari Puan, yang bahkan tak tahu siapa Tuan dari doa yang dipanjatkan. Seharusnya Si-Puan sadar, bahwa menjadi sosok transparan yang nyatanya tak dapat dirasakan kehadirannya oleh Tuan, adalah sebuah perumpamaan dari menusuk jantung dengan pisau yang paling tajam, menyakitkan.

' Tak perlu hiraukan sebesar apa rasa yang harus kau balas, sungguh tidak perlu, tidak apa - apa. Acuhkan saja, selagi tak membagi luka yang ada didiriku kepadamu, aku tak apa - apa. ' - ucap Puan.

' Tak perlu menaruh rasa begitu dalam. Nanti, jika salah satu dari kita terluka, tak akan ada yang bisa dimintai pertanggung jawaban. Karena kau tahu? Aku, akan pamit, sekarang. ' - sergah Tuan.

-Apa kau tahu? Aku sedang membohongi diriku, dengan berkata ' Aku akan baik - baik saja tanpamu ' kala itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang