32 - Kejujuran

687 81 7
                                    

Tubuh tak berdaya Irene di gerek oleh petugas rumah sakit menuju ruang ICU, menyisakan Baekhyun dengan luka mengering di sekitar tubuh dan bajunya dengan beberapa orang yang baru mengikuti langkahnya. Nafasnya naik turun, tangannya terkepal kuat saat mendengar suara lantang. "Apa yang terjadi?!" Seung Hoon mengucapkan hal itu dengan nada tak terima sehingga membuat Baekhyun langsung berbalik dan menghajarnya habis-habisan. "Aku sudah mengikuti semua kemauanmu waktu itu, TAPI KENAPA AKU KEMBALI MELIHATNYA YANG SEPERTI ITU DI MASA DEPAN?!" gertak Baekhyun penuh emosi. Air matanya sudah mengucur kemana-mana dengan Seung Hoon yang berada di bawah kendalinya sepenuhnya. Dia senantiasa menarik kerah baju Seung Hoon dengan kasar.

Mendengar semua itu, Bogum menatap Baekhyun tidak percaya. "Apa maksudmu berkata seperti itu tentang adikku, hah!" kesalnya seraya menarik kasar kerah baju pria itu.

"Jika kau masih belum paham juga, aku akan mengatakannya secara jelas. IRENE MASIH MEMILIKI PENYAKIT SIALAN ITU!" isak Baekhyun senantiasa menganiaya Seung Hoon.

"Kenapa kalian merusak kepercayaan yang telah aku berikan? AKU SUDAH MELAKUKAN SEGALANYA, TERMASUK MERELAKAN IRENE DAN BERALIH PADA JISOO. TAPI, SEKARANG AKU MENDAPAT GADISKU MASIH SAKIT BAHKAN LEBIH PARAH DARI DULU! SIALAN, KALIAN!" gerutu Baekhyun menggebu-gebu bahkan hendak memukul Cheonsa juga, tapi Bogum menahan pergerakannya. "Jadi, maksudmu kau mengorbankan diri demi rencana busuk mereka?!" kesal Bogum sesekali menampar keras wajah Baekhyun. Hatinya mulai luluh, dia menangis keras seraya memeluk Baekhyun. "Kenapa kau lakukan itu, HAH?!" umpat Bogum dengan nafas tercekat.

"Kau tahu waktu itu aku tidak punya pilihan lain karena kondisi Irene semakin melemah, jadi aku memutuskan untuk meminjam biaya kepada ayahmu agar dia bisa segera mendapatkan perawatan. Tapi, sepertinya mereka telah membohongiku," gerutu Baekhyun yang senantiasa merutuki kebodohannya. Harusnya dia selalu berada di sisi Irene.

"Tapi, dia tidak pernah melupakan obatnya," sela Bogum. Sikapnya jadi lebih lembut setelah mengetahui alasan Baekhyun meninggalkan adiknya.

"Apa kau yakin dia terus mengonsumsinya? Kalian bahkan tidak tahu!" rutuk Baekhyun emosi sehingga membuat Bogum mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Memang, dia tidak pernah mengontrol Irene masalah obatnya karena sudah terlampau percaya.

"Jika dia rutin mengonsumsi obatnya, maka dia tidak akan pernah berada di dalam sana. Sekarang aku tahu penyebab kecelakaan di kolam waktu itu," isak Baekhyun yang mulai kehilangan tenaga saat bersender di dinding rumah sakit. Dia terkulai lemas. Pikirannya kacau.

Tak lama kemudian pintu ruang ICU di buka. "Ada apa ini ribut sekali?" sinis Suho yang keluar dari sana masih memakai seragam operasi lengkap. Mendengar suara Suho membuat emosi Baekhyun meledak. Pria itu memukul Suho habis-habisan sampai ambruk.

"Baek, tahan dirimu!" Bogum berusaha mati-matian meredam emosi pria itu.

"Jika saja kau beritahu saat itu!" lirih Baekhyun dengan bibir gemetar dan senantiasa menarik-narik lengan Suho secara kasar. Perlahan air mata Suho jatuh, "Tidak sadarkah kau bahwa semua yang terjadi ini adalah mutlak kesalahanmu?!" tuding Suho seraya membalas bogeman milik Baekhyun. "Jika saja aku yang bertemu duluan dengannya, aku pasti akan membuatnya bahagia melebihi dia merasakannya saat bersama denganmu! Aku akan menyembuhkan penyakitnya dengan harta yang aku punya!" kesal Suho seraya menunjuk Baekhyun kasar.

Karena keributan yang terjadi di sekitar ruang ICU, otomatis hal itu menarik dokter Roseanne Park ikut keluar dari ruang ICU kemudian menatap pemicu keributan sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan operasi padahal ini adalah cara jitu yang paling menentukan. Hanya operasi ini yang terakhir kali bisa dokter Rose berikan untuk membuat Irene bertahan, selebihnya dia akan menunggu sampai ada donor jantung.

Sincerity [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang