17 - Tolong, Jangan Begini

1.2K 125 10
                                    

Berkat cekatan dalam berpikir, akhirnya tuntutan Baekhyun terhadap kepolisian di terima. Tentu saja ia langsung melaporkan tindak kriminal yang Daniel lakukan. Dihadapan salah satu polisi, perlahan Baekhyun menceritakan kebeneran yang ada di tambah dengan pernyataan Irene.

"Kami akan memberikan keadilan yang sebesar-besarnya," jelas polisi tersebut, membuat Baekhyun beranjak setelah berpamitan dengan damai. Di tambah lagi polisi itu akan memberitahu tindak lanjut terhadap kasus Irene.

Dua sejoli itu keluar dari kantor polisi dengan kesunyian yang menemani, akan tetapi setidaknya genggaman tangan mereka meredakan rasa sesak di dalam dada.

"Aku akan memperjuangkan hakmu apapun yang terjadi," tutur Baekhyun yang menoleh dan memperhatikan sejenak wajah terkesiap milik Irene. Tampak jelas garis wajahnya kusut menahan amarah, tentu saja ingin segera melihat Daniel memperoleh hal yang setimpal dengan perbuatannya.

"Gomawo," balas Irene lirih sambil tersenyum hangat.

Sebenarnya, Irene sudah berusaha membujuk Baekhyun untuk tidak pergi sekolah hari ini setelah melihat kondisi pria itu. Ia juga ingin sekali merawatnya atas perbuatan keterlaluan yang Bogum lakukan. Namun, Baekhyun bersikeras untuk masuk dan menginterupsi Irene agar tetap bersekolah.

Malam itu, dengan isakan tangisnya yang memekik, Irene mencengkeram kuat lengan baju Baekhyun sambil menatapnya nanar.

"Aku baru pertama kali melihatnya sangat marah, sebenarnya ada apa dengannya?" Irene bertanya-tanya akan hal itu karena selama mengenal Bogum, abangnya itu tidak akan pernah memukul orang.

"Artinya dia sudah sangat marah," balas Baekhyun singkat karena hanya itu yang ada di dalam pikirannya dan mampu ia ungkapkan.

"Uljima," pinta Baekhyun lembut.

Tidak memerlukan waktu lama karena kantor kepolisian berada di pusat kota Seoul, jadi jalan menuju Sopa lebih dekat karena letaknya juga strategis.

Sebelum keluar dari mobil, tatapan Baekhyun mengarah pada cengkeraman lembut tangan Irene. Tatapan gadis itu tampak panik dari caranya menggigit bibir bawahnya.

"Semuanya akan baik-baik saja," janji Baekhyun sejenak mengusap-usap kepala Irene sebelum membawa gadis itu bersamanya ke dalam Sopa.

Tatapan Irene menelusuri setiap langkah murid Sopa yang berpapasan dengannya, tiap kali menatap mereka seperti ada yang tidak beres karena setiap melihat Baekhyun pasti murid manapun akan menyapanya hangat, tapi sekarang? Ada apa?

Tak sedikit yang terang-terangan menatap Baekhyun sinis dengan tatapan mendelik tajam.

Perasaannya berubah tak enak, Irene berusaha meminimalisir pikiran buruknya. Ternyata usahanya di perhatikan baik-baik oleh Baekhyun.

"Aku akan baik-baik saja jika kau tetap berada disisiku," ujar Baekhyun dengan suara menggumam pelan kemudian menunjukkan senyuman terbaiknya dalam hal berbeda, tak seperti biasanya. Irene tahu, ada rasa khawatir dibalik kedua iris matanya.

Tercengang mendengar Baekhyun mengatakannya dengan ekspresi yang tidak seperti biasa dilakukan dirinya, Irene masih berpikir keras apa maksud perkataan Baekhyun.

-o0o-

Sebelum mutlak memasuki kelas dan mengikuti pelajaran, Irene mengalami pertemuan dengan Jennie. Dengar-dengar, murid performing arts akan mengadakan drama musikal di minggu depan.

Jennie menceritakan pengalamannya dengan wajah ceria jadi Irene sangat bersyukur melihatnya.

Hal pertama kali yang di lihat Irene saat masuk ke dalam kelas adalah sosok Jisoo yang berubah jadi pemurung dan lebih banyak diam, mereka tidak pernah lagi mengobrol sejak pertengkaran kecil itu dan Jisoo membuktikan jarak di antara mereka dengan mengambil bangku di baris belakang paling pojok.

Sincerity [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang