Udara pagi memang selalu menyenangkan, tapi tolong jangan salahkan Son Seungwan kalau ia sedang tidak bersahabat dengan pagi hari. Maaf bila harus mengawali cerita ini dengan moodnya yang tidak karuan, tapi mau bagaimana lagi. Ia juga manusia yang punya perasaan, malah aku bersyukur ia bisa mengeluarkan emosinya karena sebagian orang di luar sana keseulitan mengeluarkan emosi yang berujung pada stress. Ketika tingkatan stress itu mencapai puncaknya kalian pasti tahu apa yang akan mereka lakukan, dan aku tidak ingin membicarakannya. Oleh sebab itu aku bersyukur karena ia bisa mengeluarkan emosinya seperti itu.
Namaku Rahmadaanii, dan tugasku disini adalah menceritakan kisah Chanyeol dan Wendy setelah pertemuan mereka yang sulit itu. Kenapa mereka memilihku untuk menulis kelanjutan dari cerita mereka? Aku juga tidak tahu jadi jangan tanya aku. Tapi kalian pasti sudah penasaran dengan ceritanya, maka marilah kita mulai saja langsung dari ceritanya.
Setelah semesta mempertemukan kedua insan itu kembali, keduanya amat bersyukur. Itu pasti. Kesamaan pasion mereka berhasil menghantarkan sepasang kekasih itu pada bisnis yang lebih maju, dalam dua tahun keduanya sudah berhasil membuat rumah produksi musik yang dinamai dengan penggabungan kedua marga mereka. Son and Park Music. Sesederhana itu memang, mereka juga tidak memerlukan banyak waktu untuk menentukan nama itu, keluar saja dengan spontan dari mulut keduanya. Berbarengan pula. Ya, memang sebegitu hebatnya kekuatan instuisi mereka sampai bisa membuktikan teori telepati.
Selama dua tahun itu juga Wendy memiliki hidup yang baru, bukan lagi sebagai pegawai melainkan sebagai bos. Jabatannya yang baru membuat gadis itu merasa harus jadi panutan yang baik untuk semua kariawannya. Maka terhitung dari hari pertama perusahaan itu di dirikan sampai kini sudah berusia dua tahun, gadis itu tidak pernah sekalipun terlambat berkerja. Ini adalah hari pertama ia terlambat, oleh sebab itu moodnya langsung turun drastis karena gagal jadi panutan satu hari.
"Hey!" Chanyeol memeluk Wendy dari belakang, cuma sebentar lalu langsung duduk pada bangku yang terletak tepat di sebelah Wendy. Bangku yang masih tidak berpenghuni karena pemiliknya belum datang. Lebih terlambat dari Wendy.
"Kamu cuma terlambat satu menit sayang, jangan cemberut gitu dong" Pria itu langsung tau kenapa gadisnya bersikap seperti demikian setelah menengok jam dinding. Chanyeol tahu Wendy tidak suka terlambat, ia sendiri yang menjadi saksi saat gadis itu menyebutkan deretan komitmen yang akan ia jalani setelah perusahaanya terbentuk. "Hey lihat aku"
"Apa?" Wendy tidak punya pilihan lain selain menghadap ke arah Chanyeol karena pria itu memutar kursinya. Mata mereka beradu intens dan dalam sekejap Wendy meluluh, kalah dengan Chanyeol. Pria itu memang selalu bisa membuatnya tenang.
"Bahkan pegawai yang seharusnya duduk di bangku ini saja belum datang, Wendy. Kamu udah jadi bos yang terbaik dua tahun ini dan akan selalu begitu. Aku percaya sama kamu, jadi kamu juga harus percaya sama diri kamu sendiri"
"Tapi Yeol..."
"Satu kesalahan aja bisa bikin semuanya berantakan?" Wendy mengangguk karena kalimat yang ingin diucapkannya berhasil ditebak oleh kekasihnya.
"Kamu tidak akan pernah sukses jika tidak membuat kesalahan. Coba lihat kita, tanpa kesalahan yang kita lakukan dulu mungkin hubungan kita tidak akan jadi sekuat ini" Ah, kalau membicarakan masa lalu itu menguras emosi. Tapi akan tetap aku tulis supaya kalian ingat juga bagaimana masa lalu Wendy dan Chanyeol sebelum mereka sampai pada titik ini.
Jadi dulu mereka berdua sempat terpisah karena Wendy yang lupa ingatan dan Chanyeol yang tidak berani mendekatinya karena bila gadis itu mengingatnya, akan banyak sekali resiko yang menanti di hadapan mata. Dan tentu saja, ia tidak menginginkan hal itu terjadi. Chanyeol pun memutuskan pergi walau pada akhirnya kembali. Semesta berbaik hati karena melihat kekuatan cinta diantara keduanya. Bila jarak puluhan ribu kilometer, serta waktu ribuan hari sudah gagal memisahkan mereka, maka apa lagi yang bisa semesta lakukan untuk memisahkan mereka? Tidak ada. Setidaknya untuk sekarang. Hidup ini belum berakhir, dan semesta masih ingin menguji supaya mereka naik ke tahapan selanjutnya.
"Jangan badmood dong, nanti matahari jadi kesenengan"
"Lah kenapa?" Tanya Wendy bingung, tapi sudah tidak cemberut.
"Karena saingannya hari ini tertutup awan tebal dan tidak bisa pamer senyum manisnya ke dunia"
"Ish!" Walau kesal karena gombalan itu, tapi Wendy tetap tersenyum pada akhirnya. "Yaudah kamu kesana gih, kerja"
"Lah kok malah ngusir aku?"
"Kasian ntar kamu terbakar, kan aku matahari"
"Cie, perhatian" Kata Wendy waktu itu pipinya merah sekali karena malu. Sedangkan aku yang diceritakan kisah ini olehnya jadi cemburu karena belum menemukan pria seperti Park Chanyeol. Jangan bilang kalian sama sepertiku, aku sudah bosan mendengarnya. "Yasudah, sampai ketemu nanti nona manisku"
"Eh Yeol tunggu" Gadis itu jadi teringat akan sesuatu.
"Gak jadi diusir nih akunya?"
"Nanti kamu..."
"I'm home baby. The project is over, so now I'm all yours" Seakan mengerti apa yang ingin kekasihnya tanyakan, maka Chanyeol langsung saja menjawab. Sudah beberapa hari terakhir ini memang ia sibuk bekerja di kantor kanrea project baru yang datang tiada henti. Mangkanya ia memutuskan untuk tinggal di kantor saja, karena pasti pulang juga larut malam.
Oh iya, aku lupa cerita satu hal. Wendy dan Chanyeol memutuskan untuk tinggal satu apartemen. Tidak seratus persen tinggal bareng sih, karena Wendy masih sering pulang ke apartemennya yang cuma beda satu pintu dari apartemen milik Chanyeol itu. Tapi tenang, tidak ada yang terjadi. Mereka sepakat akan membuat tembok tinggi sampai mereka benar-benar resmi menikah. Lagi pula pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari. Setidaknya bagi Chanyeol, karena ia akan melamar Wendy setelah project barunya selesai. Itu pun kalau tidak ditolak. Tapi ya, apa alasan Wendy untuk menolak?
"Kalau kamu kangen banget pulang sekarang juga gak apa-apa sih. Toh hari ini aku free, tinggal menyesuaikan jadwal kamu aja"
"Mr.Park stop it" Di luar ruangan kaca itu sudah ramai sekali, nampaknya pegawai yang baru saja datang tidak berani masuk karena takut mengganggu pasangan yang sedang dimabuk cinta itu.
"Okay Mrs.Park, I'll see you soon" Chanyeol tak lupa mengecup dahi kekasihnya sebelum pergi, membuat suasana semakin riuh di luar sana.
"Udah sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Next Door [OH HOLD]
Fanfiction"Sudah kuberikan semua cintaku padanya, tidak ada lagi yang tersisa untuk ku bagikan. Dia adalah pilihanku, pelabuhan terakhirku, dan bersamanya adalah rencana yang akan aku jalani selama sisa hidupku. Tapi ternyata, dunia tak selalu bertindak sesua...