7. 'I promise you, my angel'

233 53 5
                                    

Hari terus berganti, dan Wendy tidak bisa menghindar selamanya. Sudah beberapa hari ini ia mengambil cuti kerja demi menghindari Chanyeol, namun sebagai sosok paling penting di kantornya Wendy harus mulai berani menghadapi masalah dan keluar dari persembunyiannya. Karena bagaimanapun juga, perusahaanya tidak akan pernah bisa bertahan tanpa pemimpin. Terlebih setelah beberapa hari ini asisten pribadinya terus mengirimi pesan, serta beberapa email tentang project baru dan dokumen-dokumen yang harus ditandatangani.

Pada bagian ini kalian pasti sudah mulai membenciku karena menuliskan begitu banyak cerita sedih, mungkin kalian sudah mulai menduga akhir dari cerita ini. Namun ini semua masih jauh dari selesai, cerita ini baru saja dimulai. Hati itu baru saja diuji, dan hati itu belum menyerah. Selama dua hati masih bertahan, maka cerita akan terus bergulir.

"Selamat pagi ibu bos, bagaimana liburanya?" Goda seorang wanita usia duapuluh tahunan yang menyambut Wendy di pintu utama kantor mereka. Wendy tidak terlalu memperhatikan wanita tersebut, hanya terus berjalan sambil mengawasi sekitar seakan takut akan sesuatu. Akan seseorang. Hari ini saja, hari ini saja jangan pertemukan aku dengannya. Aku belum siap

"Jadwal gue hari ini apa aja?" Tanya Wendy pada Eunsoo, asisten pribadinya selama dua tahun belakangan ini. Mereka menjadi begitu dekat dan memutuskan untuk berbicara informal pada satu sama lain, bahkan terkadang Wendy juga menceritakan masalah-masalahnya pada Eunsoo, begitu juga sebaliknya.

"Karna lo habis bersemedi dalam goa selama beberapa hari jadi jadwal lo lumayan padet nih Wen" Jawab Eunsoo sebari menggoda bosnya itu. Wendy tidak memberi tahu banyak detail tentang masalahnya dengan Chanyeol, namun Eunsoo merasa itu hanya soal salah paham dan ia yakin pasangan favoritnya itu akan segera bersama lagi dalam beberapa hari. Setidaknya, itulah yang ia harapkan.

"Fokus ke jadwal gue, please"

"Oke oke" Eunsoo kembali fokus pada ipad di tangannya dan membaca daftar jadwal yang telah tersusun rapi di sana. "Lo harus tanda tangan beberapa dokumen, setelah itu lo ada wawancara sama majalah Korean Times, terus ada pertemuan sama para pemegang saham, dan terakhir..." Eunsoo menatap Wendy was-was, seakan takut memberitahukan jadwal terakhir itu.

"Terakhir apa?" Tanya Wendy mengentikan langkahnya dan menatap lawan bicaranya saat tahu orang yang sedang ia ajak bicara itu mendadak bisu.

"Lo ada meeting... soal project lagu baru sama... Eric Nam dan Park Chanyeol" Kedua mata Wendy membulat seketika.

"What?" Tanyanya tidak percaya. "Soo gue CEO disini masa bahas lagu doang harus sama gue sih?"

"Iya Wen gue ngerti, tapi Eric tuh udah kayak langganan di perusahaan kita. Biasanya juga lo kan yang rundingan sama dia masalah lagu?"

"Tapi kan Soo, lo tahu sendiri gimana kondisinya sekarang" Ucap Wendy putus asa.

"Tapi lo juga nggak bisa menghindar selamanya Wen. Lo udah cuti kerja berapa hari?" Wendy tahu, ia tidak bisa selamanya menghindar dari Chanyeol mengingat ini adalah perusaan mereka berdua. Cepat atau lambat pasti ia akan dihadapkan lagi dengan sosok itu. Tapi apa harus secepat ini? Tanyanya dalam hati.

"Tapi Soo..."

"Iya udah kita ngopi dulu yuk biar pikiran lo tenang, biar seger, biar semangat hari ini" Eunsoo tiba-tiba meraih pundak Wendy dan mendorongnya kembali ke pintu utama sambil sesekali menatap kebelakang, memastikan pemandangan di belakangnya sudah menghilang.

"Eh apaan nih?" Wendy menjadi bingung karena sikap Soo yang tiba-tiba berubah drastis. Tadi ia seakan ingin Wendy cepat memulai harinya di perusahaan, namun sekarang mendadak ia seperti ingin mengusir Wendy dari kantor secepatnya.

"Udah lo liat depan aja kenapa sih entar nabrak orang loh!" Soo memutar kepala Wendy supaya kembali melihat ke depan lalu kembali mendorong pundaknya seperti anak kecil yang sedang main kereta-keretaan bersama teman-temannya.

The Girl Next Door [OH HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang