Wendy segera menutup pintu ruangan setelah ia tiba, menutup semua jendela agar tidak ada yang bisa melihatnya dari luar. Mungkin karyawannya sendiri sudah akan mulai menduga-duga kenapa ruangan kaca yang selalu terang itu mendadak gelap dan menutup aksesnya dengan dunia luar, tapi Wendy tidak perduli. Ia tidak ingin terlihat seperti bos yang lemah di hadapan karyawannya. Ia tidak ingin orang lain melihatnya menumpahkan air mata.
Kursi dibalik meja besar itu ia putar membelakangi pintu masuk, berjaga-jaga bila ada yang masuk tanpa mengetuk pintu. Saat semuanya gelap, pikiran Wendy mendadak rancu. Semua kenangan itu tiba pada tempatnya, membuat ia hancur seketika. Semua ini bukan hanya karena ia cemburu karena Chanyeol berjalan berdampingan dengan Clara. Tidak, Wendy tidak secengeng itu, walau harus diakui bahwa hatinya memang sedikit ngilu melihat kenyataan bahwa Chanyeol telah berpindah ke lain hati semudah dan secepat itu. Tapi siapalah aku untuk cemburu? Pikirnya
Clara adalah bagian terakhir yang Wendy ingat. Bagian terakhir yang harusnya ia ingat sejak awal. Bagian terpenting yang mengawali semua kekacauan ini. Kecelakaan itu telah benar-benar menghancurkan hidupnya. Kedua kakak dan ibunya harus hidup dengan kursi roda seumur hidup mereka, ayahnya harus menjual rumah sakit mereka di Kanada demi membayar biaya rumah sakit kedua kakak dan ibunya. Kini, karir ayahnya hancur. Ia hanya menjadi dokter biasa yang harus menambah siftnya demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka di Kanada. Kedua kakaknya pun harus merelakan karir mereka sebagai dokter disana karena kaki mereka yang lumpuh. Sekarang hanya Wendy satu-satunya harapan mereka.
"Rough day Ms Son?" Wendy mendengar suara wanita dan langsung mengusap air matanya, lalu memutar kembali kursinya untuk melihat siapa yang memasuki kantornya tanpa mengetok pintu.
"Maaf Wen, maksud saya nona Son" Eunsoo takut-takut menjelaskan pada Wendy. "Tadi saya sudah memberi tahu bahwa anda tidak bisa diganggu namun wanita ini-"
"Olivia?"
"Miss me?" Olivia Son, kakak perempuan Wendy. Mendengar nama tersebut, Eunsoo segera mengerti dan langsung menutup kembali pintu ruangan Wendy. Memberikan privasi yang mereka butuhkan. Olivia datang dengan menggunakan kursi roda, wajahnya nampak cerah dengan kedua mata yang selalu bersinar itu, sulit untuk mengatakan bahwa Olivia telah mengalami hidup yang benar-benar berat. Sejak kecil Olivia, Wendy, dan kakak laki-laki mereka, Daniel selalu hidup berkecukupan dengan gaya hidup yang serba mahal. Namun tidak ada satupun dari mereka yang menyombongkan diri dengan hidup yang mereka dapatkan. Ketiganya selalu berhasil menjadi juara kelas, hingga pada akhirnya Daniel dan Olivia mendapatkan gelar Doktor mereka.
Bila Wendy mau, ia bisa saja mengikuti jejak keuda kakaknya dan menjadi dokter, namun ia lebih memilih mimpinya sebagai penyanyi. Pada usianya yang ke tujuh belas tahun, Wendy memutuskan untuk pindah ke Korea dan hidup dengan nenek dan kakeknya di sana. Korea telah menarik perhatian Wendy sejak lama dan pada akhirnya ia pun memutuskan untuk melanjutkan karirnya di sana.
"Kok lo nggak bilang-bilang sih mau kesini!" Wendy langsung memeluk kakaknya yang masih duduk di kursi roda dan kembali menumpahkan air matanya.
"Kan mau surprise ceritanya" Olivia terkekeh lalu melepas pelukannya dan menatap lurus pada kedua mata adiknya. Mata yang sembab dan penuh air mata, mata yang dulu selalu penuh dengan kebahagiaan, mata yang selalu bersinar bagai rembulan. Mata yang kini nampak lelah dan putus asa. "We got a lot of things to catch up, don't we?"
"We do" Wendy duduk pada sofa yang terletak di ujung ruangan, disusul oleh Olivia yang mendorong kursi rodanya. Sungguh Olivia sangat benci untuk melihat adiknya seperti ini, itulah sebabnya ia datang ke Korea hari ini untuk membantu Wendy menyelesaikan masalahanya. Atau setidaknya, meringankan masalah itu.
"Lo kenapa Wen? Gue tahu lo sayang sama Chanyeol. Gue tahu lo nggak bakalan selingkuhin dia"
"Tapi kalau Chanyeol nggak mau percaya terus gue harus apa? Kalau dia bahkan nggak mau kasih kesempatan gua buat jelasin terus gue bisa apa?" Mata yang putus asa itu berubah marah. Tidak pernah sekalipun Olivia membayangkan akan melihat mata itu berubah marah, namun sepertinya batas kesabaran Wendy sudah pada puncaknya. "Fondasi dari sebuah hubungan itu kepercayaan, Liv. Kalau Chanyeol aja udah nggak mau percaya sama gue terus gue bisa apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Next Door [OH HOLD]
Fiksi Penggemar"Sudah kuberikan semua cintaku padanya, tidak ada lagi yang tersisa untuk ku bagikan. Dia adalah pilihanku, pelabuhan terakhirku, dan bersamanya adalah rencana yang akan aku jalani selama sisa hidupku. Tapi ternyata, dunia tak selalu bertindak sesua...