Sehun pelan-pelan membuka matanya, sedikit silau karena terkena sinar matahari dari jendela yang masuk kedalam. Sehun langsung terbangun begitu sadar kalo ini bukan di rumahnya, melainkan di rumah Seulgi. Ini udah jam delapan pagi ternyata, Sehun langsung bangun dan menuju ke kamar untuk melihat Sean.
Sean nggak ada. Masa di ajak Seulgi kerja, sih? Sehun malah melangkah ke dapur kemudian kamar mandi, memastikan jika Sean ataupun Seulgi masih ada. Tapi nyatanya udah nggak ada. Ini jangan-jangan Sean diculik?
Sehun melangkah terus ke pintu, akhirnya membuka pintu rumah Seulgi yang nggak dikunci. Ada Sean disana, bersama anak se-usianya sedang menonton kartun di HP sambil memakan pisang.
Sehun menghela napas panjang semenjak tadi tercekat karena begitu panik.
"Sean.." Sehun ikut duduk disamping Sean dan anak kecil yang menemani Sean barusan.
Keduanya sama-sama menoleh kearah Sehun. "Daddy.." Ucap Sean kemudian melanjutnya acara menonton kartunnya.
"Nama kamu siapa?" Sehun mengelus rambut anak kecil tersebut.
"Eran." Jawab anak tersebut.
"Oh,Eran. Rumahnya dimana?" Tanya Sehun lagi.
"Disamping." Anak itu menunjuk rumah yang berdempetan dengan rumah Seulgi. "Tadi tante nyuruh Eran buat main sama dia." Sekarang anak itu menunjuk Sean. Sehun cuma ngangguk-ngangguk.
"Sean, udah makan?" Tanya Sehun dan Sean mengangguk. "Makan apa?" Tanyanya.
"Bubur sama aunty." Jawab Sean tanpa sedikit menoleh kearah Sehun. Ya inilah Sean, kalo udah nonton kartun nggak bakal menoleh ke siapa-siapa.
Lalu Sehun mengusap wajahnya kasar setelah sadar kalo tadi ia nggak sholat subuh. Dia nggak denger adzan atau emang disini nggak ada yang adzan atau juga dia yang terlalu capek?
"Sean, mandi yuk? Abis itu kita pulang.." Kata Sehun mengelus pelan rambut anaknya itu.
"No, dad!" Sehun langsung kaget waktu Sean meninggikan suaranya.
"Oh, baby, why?" Sehun mengerutkan keningnya.
"Aku mau disini sama aunty." Jawab Sean.
"Sean, aunty kan kerja— oke, besok kita kesini lagi tapi hari ini kita pulang." Ucap Sehun asal. Meyakinkan Sean untuk kesini lagi besok padahal ia nggak tau bakalan kerumah Seulgi lagi atau nggak.
"Hmm," Sean langsung bangun dan memeluk Sehun.
"Eran, Sean mau mandi dulu ya.." Kata Sehun kepada anak kecil itu, "Dadah dulu sama Eran." Sehun menyuruh Sean melambaikan tangannya kepada Eran.
"Makasih Eran." Kata Sehun.
—
Selesai Sehun dan Sean mandi, Sehun langsung pulang dan kembali memesan go-car lewat aplikasi HPnya. Nggak lupa dia membereskan pakaian-pakaiannya dirumah Seulgi agar kembali ia bawa pulang. Sehun menaruh kunci rumah Seulgi diatas pintu, sesuai dengan permintaan Seulgi.
Nggak lama, go-car yang ia pesan sudah sampai. Sehun mulai menggendong Sean. Menangkat koper yang ia bawa ke dalam mobil yang dibantu dengan abang-abang go-car nya.
"Sesuai aplikasi, Pak?" Tanya abang go-car nya.
Sehun duduk didepan, sedangkan Sean ia biarkan sendirian dibelakang asal sambil bermain HP dan menonton film yang ia inginkan sesuai hatinya.
"Iya, Pak." Sehun mengangguk-ngangguk.
"Apartemen Desavor, ya, Pak?" Tanya abang-abangnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA
General FictionHidup Seulgi tidak lagi tenang ketika bertemu dengan duda anak satu ini. [seulhun stories]