Ando tersenyum penuh bangga menatap mie instan yg telah ia buat, kemudian tak lupa pula ia mengabadikan nya dengan ponsel genggam miliknya. "Calon suami idaman gue ternyata"
Ando cengar cengir sendiri menatap mangkuk yg ada di depannya, setelah berjuang cukup keras, akhirnya ia dapat memasak mie instan itu tanpa meminta bantuan siapa pun, Ando sangat bangga sekali. Bagaimana tidak? Adiknya yang di kodratkan sebagai perempuan saja tidak tahu apa-apa. Boro-boro memasak mie instan, cara menghidupkan kompor gas pun, mungkin saja ia tidak tahu.
Ando menatap sayang ke arah mangkuk penuh itu, rasanya ada rasa tidak rela jika ia memakannya. Ando mengambil nampan dari rak piring, menaruh mangkuk mie instannya di atas dengan sendok dan garpu di sisi kanan dan kiri.
Mantap jiwa, Ndo!
Ia melepas apron yg dipakainya sebelum mengambil air dingin dari dalam kulkas. Setelah meletakkan air yg ia ambil di atas nampan, ia memutuskan untuk ke kamar mandi sebentar, menuntaskan hajat yg sudah sejak tadi ia tahan, sebelum bergegas menyantap mie instan spesial buatannya sendiri.
-
Mitha mengganti ganti channel tv, dengan kaki yg di selonjorkan di atas sofa. Merasa tidak ada yang menarik, ia memutar pandangan nya, mencari kegiatan yg bisa ia lakukan selain menonton TV.
Tidak lama ia melihat Rian yg baru saja masuk ke ruang keluarga dengan jaket yang di letakkan nya di bahu kanan, wajahnya terlihat kusut.
"Kenapa kak? Berantem sama kak Indah ya?"
Rian hanya menatap adiknya singkat lalu duduk di samping adiknya itu. Ia menghembuskan nafasnya lelah.
"Marah kenapa lagi?" tanya Mitha sambil memiringkan kepalanya, "cemburu lagi kak Indah sama kakak?"
Rian hanya mengangguk pasrah sebelum beranjak dari tempat duduknya, "simpenin di kamar kakak dek,"
Mitha tidak menjawab, hanya memungut jaket dan sepatu kakaknya itu untuk di simpan. "Kak, sekalian ambilin ager-ager Mitha di kulkas yaa!" teriak Mitha saat menyadari kakaknya berjalan ke arah dapur.
"Iya"
Setelah meletakkan jaket kakaknya, Mitha kembali ke ruang tv, ternyata sebelum ia sampai kakaknya sudah duduk di sofa sambil memakan sesuatu, dari mencium aromanya saja Mitha bisa menebak jika kakaknya itu sedang memakan mie instan. "Cepet banget buatnya kak?" Mitha membuka mulutnya setelah duduk di samping Rian, yang menyodorkan sesendok mie instan kepadanya.
"Namanya laper," jawab Rian sambil terkikik dalam hati. Kemudian kembali memasukkan sesendok mie itu kedalam mulutnya.
"Enak pulak tuh.." komentar Mitha sebelum kembali melahap suapan yg di sodorkan Rian. "Buatin Mitha dong." rayunya sambil mengunyah mie yg berada di dalam mulutnya.
Rian menegakkan badan, setelah samar samar mendengar teriakan Ando dari arah dapur, "buat Mitha aja deh, kakak udah kenyang."
Mitha hanya mengangguk sambil menerima sodoran mangkuk ke arahnya, sambil mengganti ganti channel tv Mitha meraih ponselnya untuk memeriksa chat masuk. Belum sempat ia membuka aplikasi hijau yg menampilkan notif angka di depannya, Mitha sudah kaget duluan mendengar suara teriakan kakaknya dari arah dapur. "Kenapa sih tuh orang?!"
-
Ando baru saja keluar dari kamar mandi, setelah hampir 20 menit berada di dalam. Ia mengelus perus sixpack nya sambil tersenyum, "saatnya manjain perut.." ia berjalan ke meja keramik samping kompor, mencari-cari mie nya yg terakhir kali ia letakkan di sana.
"Lah? Kemana mi gue." teriaknya frustrasi, sambil menggaruk garuk rambutnya.
Ia mencoba mencari cari ke tempat lain. Mungkin saja ia lupa. Ando berdecak. Tidak mungkin ia melupakan mangkuk itu hanya dalam waktu 20 menit. Sangat meragukan sekali. "Kemana indomie gue. wooy!" Ando berteriak kesal berkali kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle Love❤
Teen FictionWelcome, di cerita ku. Semoga syuka😘 *** "Orang itu terkadang, memang kadar kepekaan nya itu kurang Tha. Dia terlalu fokus dengan seseorang yang dia sukai, sampai nggak sengaja dia ngelupain seseorang didekatnya yang ternyata juga mencintainya." Mi...