Seorang lelaki berambut pirang kini sudah berada di ruangannya dengan menggunakan kaus polo merahnya. Seorang pemilik perusahaan tersukses di Eropa memimpin perusahaannya hanya dengan kaus polo, aneh bukan?
Niall Horan sibuk menandatangani berkas-berkas setelah ia tak masuk kantor kemarin. Omong omong soal kemarin, setelah mendapat telepon dari Kristoff, sekretaris pribadinya, Niall secara sepihak membatalkan permainan Truth or Dare dan membuat semua peserta nya mendengus sebal. Setelah itu Niall masuk ke kamarnya yang dulu dan membuka laptopnya untuk melihat data-data sekretaris sementara yang sudah dikirim Kristoff ke alamat emailnya.
Knock knock.
Suara ketukan pintu membuat Niall menghentikan aktivitas rutin nya, "masuk"ucapnya dan langsung membuat seorang wanita menampakkan dirinya.
"I'm Sorry sir, saya Jatlyn Beatles"wanita berkacamata dan berkepang kuda itu terlihat sangat tidak menggambarkan kalau ia seorang sekretaris. Dan memang itu yang Niall mau.
"Okay, duduklah"Niall mempersilakan gadis itu untuk duduk. "To the point saja, jadi sebelumnya kau pernah menjadi sekretaris pribadi Peter Pevensie?"
"Ya, sekitar beberapa bulan lalu"jawabnya sambil membenarkan kacamatanya.erlu kalian tahu, gadis itu terlihat sangat cupu.
"Great. Jadi mulai hari ini kau akan menjadi sekretaris ku hingga tiga bulan kedepan"kata Niall dan langsung disambut oleh anggukan kepala Jatlyn, gadis tidak cantik dan culun yang kini menjadi sekretaris pribadi nya.Jatlyn sempat tersenyum miring sebelum akhirnya ia bertanya pada Niall. "Aku harus mulai dari mana, sir?"
----
Sementara itu disisi lain, Zedd Edward Horan melangkahkan kakinya menuju loker miliknya. Ia membuka loker nomor 288 dan ketika itu juga lembaran-lembaran amplop berhamburan keluar. Sontak, lelaki bermata biru itu berjongkok untuk memungut surat yang setiap hari ia dapat dan berusaha memasukkannya kedalam tas. Dengan susah payah, Zedd memasukkan sedikit demi sedikit surat dari penggemar yang jumlahnya hampir seratus, mulai dari mahasiswa semester awal, bahkan senior pun menerror Zedd dengan surat berkata-kata indah itu.
"Biar ku bantu"suara lembut seorang gadis berhasil membuat Zedd mengalihkan pandangannya pada sumber suara. Gadis bermata coklat itu tersenyum pada Zedd dan membantu Zedd memasukkan surat-surat itu kedalam tas coklat yang Zedd bawa. "Kau ini lelaki popular ya? Banyak sekali surat-surat ini"komentarnya.
Sementara Zedd diam sambil terus menatap gadis yang sedang membantunya itu. 'Matanya cantik sekali. Rambutnya indah' batin Zedd terkesima pada gadis berambut coklat terkepang yang sibuk mengumpulkan amplop-amplop yang rata-rata berwarna merah muda.
"Hey"gadis itu menjentikkan jarinya dihadapan Zedd yang langsung membuat lamunan nya buyar. "Sudah beres, aku pergi ya?"gadis manis itu berdiri dan langsung diikuti Zedd.
"Terimakasih ya"Zedd tersenyum sebaik mungkin.
"No problem"balas sang gadis tersenyum lebar.
"Namamu siapa?"
"Hm... Aku--"Drrrttt..... Drrttttt.....
"Tunggu sebentar ya, ayahku menelpon"
Zedd mengangguk. Dan gadis yang menggunakan kaus lengan panjang berwarna abu-abu itu menjauh dari Zedd sambil menempelkan ponsel putih di telinga kirinya,Zedd tertawa kecil melihat gadis berkepang itu tertawa senang dengan seseorang dibalik ponselnya. 'Pipinya lucu sekali'
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, gadis dengan kepang model kelabang itu kembali menghampiri Zedd.
"Ja--"baru saja Zedd ingin melanjutkan topik pembicaraan tadi, gadis yang belum diketahui namanya itu langsung memotongnya.
"I'm Sorry, ayahku menyuruh seserorang untuk mengantarkan bekal ku, dan sekarang ia sudah menunggu di lobby, sekali lagi maafkan aku, kita akan sambung jika bertemu lagi, daaah"kata gadis itu cepat dan langsung mengambil kaki seribu meninggalkan Zedd yang sedang mengangkat sebelah alisnya.
"O--ke daaah"Zedd melambaikan tangannya pada gadis yang sudah menabrak tiga orang dan berkata 'maafkan aku, aku sedang buru-buru'"Hampir saja aku tahu siapa nama gadis ceroboh itu"Zedd menghela nafasnya. "Masih daerah kampus, mudah untuk bertemu lagi"katanya kemudian berjalan menuju kelas.
---
Dokter Ashley Horan baru saja tiba di rumah setelah jadwal shift malam tadi. Ia langsung menuju kamarnya untuk mandi dan berganti baju dengan bau rumah sakit itu. Rumah mewah keluarga Horan sangat sepi jika jam kerja atau sekolah, hanya ada beberapa asisten rumah tangga, satpam, dan supir.Seusai mandi, Ashley mendaratkan bokong nya pada kasur besar yang menjadi tempat tidur ternyaman nya bersama Niall. Ia membuka laci meja disamping tempat tidur dan meletakkan selembar foto masa kecilnya dengan Ashton, kakak lelakinya. Saat hendak menutup kembali laci tersebut, matanya tertuju pada sebuah kotak kayu sederhana yang tertutup rapat.
"Apa ini? Aku tak ingat soal ini"alisnya mengangkat seraya ia mengambil kotak berukuran sedang tersebut. Ia membukanya perlahan dan dengan hati-hati.Secarik kertas yang terlipat, dan sebuah gelang ukuran balita yang terbuat dari anyaman.
Ashley mengambil kertas tersebut dan membacanya dengan seksama. Setelah membaca seluruh isi surat tersebut, tangan kanannya menutup mulutnya.
"Astaga. Kenapa kau ceroboh Ashley? Kau meletakkan barang rahasia ini di sembarang tempat. Ceroboh!"Ia kembali memasukkan kertas tersebut dan menutup kotak kayu itu dengan rapat. Ashley pun bangkit dari duduknya dan beranjak ke sebuah kotak kayu yang berisi macam-macam peralatan mandi.
"Zedd tak mungkin mau membuka kotak yang berisi pencukur jenggot dan teman-temannya ini"Ashley pun meletakkan kotak kayu berukuran sedang itu dibalik botol-botol krim untuk bercukur dan beberapa alat lain. "Aku tak akan membiarkan Zedd tau hal ini sampai kapanpun. Zedd akan selalu menjadi anak pertamaku"Ashley menarik nafasnya dan mengeluarkannya perlahan lalu keluar dari kamar mandi yang berada didalam kamarnya itu.Kalian ingin tahu apa isi kotak kayu yang Ashley sembunyikan? Gelang anyaman dengan gantungan kecil huruf P ,yang dipakai di tangan kanan Zedd disaat Niall dan Ashley resmi menjadi sepasang kekasih dan sebuah surat yang bertuliskan;
Terimakasih. Kau benar-benar baik, aku tak tahu apalagi yang harus kulakukan. Aku benar-benar putus asa. Ibu dari anak ini meninggal dan aku dipecat dari pekerjaanku. Sungguh, aku tak sanggup untuk menghidupinya. Sebut aku seorang psikopat atau orang Sinting. Aku hanya takut anak ini tak berhasil dan hanya menjadi anak yang sengsara karena ayahnya nantinya. Ku mohon, jaga dan besarkanlah anak ini. Terima kasih banyak. (Aku juga sudah memberinya susu yang dicampur cairan pelupa agar ketika bangun, ia melihatmu sebagai ayah atau ibunya)
---
Haaaai, apdet nihWkwk,
Give me your opinion dumseee...Jangan lupa vomments yaaa
Makasihhh
-billa
(P.s : bentar lagi tanggal dua delapan Agustus ya........#kode modeon
Wkwk)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Changes [Book 3 of The Cutest Dad]
Fanfic"Sebuah rahasia, tak akan selamanya menjadi rahasia" {The third book of The Cutest Dad} Tentang Zedd dengan segala masalahnya. Tentang Niall dan Ashley yang terus mencoba mempertahankan kehidupan rumah tangga mereka. Dan tentang sebuah kebenaran ya...