"Tidak.... Ini tidak mungkin......"remaja lelaki bermata biru yang masih belum mengenakan pakaian atasnya itu masih menyandarkan dirinya pada wastafel yang ada dikamar mandi orang tuanya. Tangan kanannya masih menggenggam secarik surat yang ditulis seseorang empat belas tahun lalu. "Ba.... Bagaimana bisa? Z... Zedd bukan..... Zedd bukan kakak kandung ku dan Pearl....."
"Aku... Aku harus menyelidiki masalah ini... Ya... Harus"kata Darren seraya memperhatikan gelang bayi yang terbuat dari anyaman berbahan lembut itu. "Ya... Harus"
"DARREN!"panggil seseorang dari luar yang langsung membuat Darren terkesiap dan kembali meletakkan surat dan gelang itu kedalam kotak coklat, lalu dimasukkannya kembali ke kotak alat-alat dan perlengkapan untuk mencukur. Kemudian ia menarik nafasnya, mencoba menenangkan dirinya seakan tak ada rahasia besar yang ia ketahui.
"What happened, Zedd? Kau tau, sulit sekali mencari gel yang benar-benar cocok untuk lelaki tampan sepertiku"ucap Darren ketika melihat Zedd yang ada didepan pintu kamarnya.
"Hey, kenapa kau tidak memakai milikku?"
"Entahlah, aku sangat malas untuk menaiki tangga"kata Darren santai, namun pikirannya masih berkutat soal sebuah rahasia yang baru ia ketahui. Jujur saja, Darren seperti lebih canggung ketika mengingat bahwa Zedd bukan kakak kandungnya. "Btw, ada apa kau ke kamarku?"
Zedd menautkan alisnya. "Aku lupa.... Ahya! Aku ingat. Charger handphone ku tertinggal di kampus, so, aku pinjam punya mu ya"
Darren mengangguk lalu masuk kedalam kamarnya dan mengambil charger putih lalu menyerahkannya pada Zedd.
"Thanks so much, kid"kata Zedd langsung berlalu menaiki tangga ke kamarnya di lantai tiga.
Darren diam dan masuk kekamarnya. Sejurus kemudian ia merebahkan tubuhnya di kasur empuk dengan sprei motif bendera Irlandia dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal."Bagaimana bisa sampai saat ini Zedd belum mengetahui rahasia ini?"
"Apa aku.... Apa aku harus memberitahu semua padanya?"
---
Dua orang lelaki dewasa yang hanya terpaut beberapa tahun, masih terlihat berbincang-bincang dengan asiknya. Padahal waktu bagian London sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, sementara wanita cantik yang merupakan istri dari lelaki yang memiliki rambut pirang sedang menelpon seseorang yang sepertinya sangat penting. Dan kecanggungan terjadi diantara dua orang remaja lelaki dan perempuan yang sangat betah dengan keheningan diantara mereka.
"Hm..."akhirnya yang lelaki pun mulai memberanikan diri untuk bicara. "Aku Greyson"lanjutnya seraya mengulurkan tangan kanannya sambil tersenyum.
Gadis cantik berambut pirang itu sempat terdiam sebentar kemudian akhirnya menjabat tangan lelaki tampan yang berada dihadapannya. "Pearl"senyuman tipis terukir di wajah cantiknya.
"Pearl.. Nama yang bagus"puji Greyson. Sebenarnya itu bukan sebuah gombalan atau pujian semata, tapi Greyson benar-benar mengatakan dengan sejujurnya. Greyson sudah tertarik pada Pearl sejak tadi ia datang. Benar, aku serius.Tau Love at the first sight, kan?
"Terimakasih"balas Pearl manis.
"Any time.. By the way, kau sekolah dimana, Pearl?"
"Aragon School"balas Pearl singkat dengan mata yang terfokus pada handphonenya, gadis itu sibuk menolak panggilan masuk dari Brooklyn tomlinson. Tentunya dengan wajah yang masih tertekuk sebal.
"What? Oh my God, you must be perfect girl"
Perkataan Greyson barusan membuat Pearl mengangkat kepalanya sambil menautkan kedua alis miliknya. "Ha?"
"Yes, You're perfect. Kau cantik, dan kau bisa masuk sekolah terbaik di London."seru Greyson semangat.
"Astaga, berhentilah menggombali ku Grey, aku tak suka digombali, haha"canda Pearl.
"What? Siapa yang sedang menggombal, Pearl? Aku berkata serius."kata Greyson santai dengan memasang wajah cool nya. "Dan satu lagi, aku paling tidak bisa gombal"
"Wajahmu terlihat seperti raja gombal. Aku tak percaya"kata Pearl sambil menjulurkan lidahnya.
"Oh, kau berani mengejek ku, nona Horan?"seketika wajah Greyson berubah marah. Tunggu, maksudku berpura-pura marah. "Kau belum tau siapa aku,Huh?"
Pearl menggeleng. "No, memangnya kau siapa, Heh?"Pearl kembali menjulurkan lidahnya.
"Aku ini pengelitik paling handal di kampus.. Apa kau mau ku eksekusi sampai kau buang air kecil dicelana?"
Pearl mengerutkan dahinya sebelum akhirnya tawanya pecah. "hahahahhaha, kau gila Greyson"
"Hey, aku serius dengan perkataan ku barusan, nona"
"Hahaha, terserah kau sajalah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Changes [Book 3 of The Cutest Dad]
Fanfiction"Sebuah rahasia, tak akan selamanya menjadi rahasia" {The third book of The Cutest Dad} Tentang Zedd dengan segala masalahnya. Tentang Niall dan Ashley yang terus mencoba mempertahankan kehidupan rumah tangga mereka. Dan tentang sebuah kebenaran ya...