Hoseok masih asik menikmati cemilannya ketika Yoongi sudah main sekitar sepuluh giliran, dan tampaknya masih belum menyerah pula. Matanya melirik Yoongi, kemudian bertanya, "Btw, Yoon. Sudah hampir tiga jam semenjak telpon Taehyung tadi. Kau masih belum mau pulang?"
"Diam, Hoseok. Aku sedang berusaha memenangkan pertandingan," ucap Yoongi yang asik bermain PES. Kanan-kiri-segitiga-bulat, asal dipencetnya tombol-tombol itu, yang penting playernya gerak.
Hoseok menggeram gemas melihat cara main Yoongi yang bar-bar, "Percuma, kau tidak akan menang Yoon. Bidangmu bukan di sini. Gelut sama lirik-lirik saja sana, mainmu buruk sekali."
Yoongi cemberut, ia melempar kacang ke wajah Hoseok sebagai bentuk protes dari sindiran yang sayangnya benar. "Aku tidak mau menulis sekarang, nanti lirik laguku isinya galau semua. Ewh, aku lebih suka menulis lirik yang keren. Tongue technology, man."
"Iyuh, menggelikan sekali." Hoseok pura-pura merinding, Yoongi melempar kacangnya lagi kemudian mereka tertawa.
"Pulang sana. Biar kuberitahu, sejak tadi tidak ada pesan ataupun telepon masuk di HPmu dari Taehyung. Bukankah katamu itu artinya Taehyung marah?"
Yoongi melotot, menatap Hoseok horor. "Serius?!" pekiknya yang juga baru sadar soal hal itu. Ia berlari, mengambil ponselnya yang sengaja di silent dan dijauhkan karena biasanya Taehyung akan bom chat atau telpon jika mereka sedang terpisah.
"MAMPUS!!"
Hoseok menghela napasnya, tidak mau tahu menahu dengan urusan keduanya yang terkesan merepotkan. Yoongi yang keras kepala dan Taehyung yang posesif. Oh, sudah setahun mereka bertiga saling mengenal, jadi cukup tahu saja. Mereka memiliki kesan awal sebagai pasutri tapi nyatanya hanyalah sebatas teman tapi mesra, hmm.
Yoongi menatap ponselnya kemudian menatap Hoseok polos. "Apa aku harus telpon? Atau lebih baik tidak usah ya? Nanti aku pulang sendiri saja, hehe," ucap Yoongi asal yang dihadiahi pukulan bantal oleh Hoseok.
"TELPON DAN CEPAT PULANG SANA! AKU TIDAK MAU JADI KORBAN PERANG DUNIA KETIGA!!"
"I-iya, ih! Dasar tuan rumah biadab. Tamu sendiri di usir dari rumah," Yoongi mendumel sambil mengetik pesan untuk Taehyung dengan kalimat yang ia pikirkan benar-benar.
"Hah, tamu? Bukannya kau itu menumpang?" cibir Hoseok.
Yoongi menyengir, kemudian melempar bantal yang tadi di lempar Hoseok dengan sekuat tenaga. "Bangsat, kau."
"Mulutmu, Min Yoongi, astaga. Kuharap Taehyung akan memberikan hukuman padamu. Mulutmu sangat lucnut. Kamus bahasa dalam pikiranku ternodai oleh kata-kata kasarmu," ujar Hoseok lebay.
"Hih, dasar pria kaku. Ini namanya Swag!" kilahnya sambil berpose metal dengan gaya sok keren.
"Terserahmu saja lah, lama-lama bisa gila aku berteman dengan pria swag jejadian macam kau ini."
DRRTT DRRRTTT
"Eh-eh, Taehyung menelepon, Jung!" pekik Yoongi tiba-tiba panik.
"Ya angkat, dong. Kayak nggak pernah telponan sama Taehyung aja, sih," dengus Hoseok.
Yoongi mencebir, ia menggeser tombol hijau di ponselnya. "H-halo, Tae?"
"Aku di depan."
"Apa?! Sudah di depan?? Kok cepat sekali?"
"Aku sudah menunggu sejak dua jam lalu. Cepat turun, Yoongi."
"Dua jam?! Kau gila, ya Kim Taehyung?? Iya-iya aku turun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine [TAEGI]
Fanfictionℹ️ Boys Love. Yaoi. Not for Homophobic. ⚠️ Kalau nggak suka, gak usah baca. 💜 Yoongi Bottom only. Gak suka bottom Yoon? Jangan baca, okey. _____ "Berhenti lakukan ini, Taehyung, kau sudah memiliki kekasih." "Ini rutinitas, aku tidak bisa berhenti...