"Kau… tidak sadar kalau Jimin menyukaimu?"
"Jimin... suka?"
Jungkook merasa kerongkongannya kosong, dia tidak bisa bicara. Apa Taehyung hanya membual? Kenapa putusnya hubungan mereka dikaitkan dengan Jimin? Segitunyakah Taehyung ingin putus?
"Kakak jangan bercanda, aku tahu Jimin memang suka padaku. Dia selalu mengatakan itu sejak kami kecil: 'Aku suka Kookie. Kookie seperti adikku' dan sebagainya. Aku juga suka Jimin. Dia sudah kuanggap seperti kakakku."
Tidak, Jungkook tidak paham. Taehyung kebingungan, bingung bagaimana memberitahu Jungkook dengan benar sementara Jiminnya sendiri tidak mengatakan langsung. "Ya... Tapi yang kumaksud bukan itu. Suka yang kumaksud--"
"--sudahlah, kak. Apa kak Taehyung segitunya ingin putus?"
Mata yang dipuja-puja tatapan menawannya itu reflek memandang Jungkook, saat itu juga ia paham bahwa ia telah menyakiti Jungkook. Taehyung menghela napasnya. Pusing dengan semua ini. Ia jadi meragukan semua hal.
Apa tindakannya benar?
Apa seharusnya dia tidak putus dengan Jungkook?
Atau harusnya dia tidak terburu-buru mengambil tindakan?"Maaf…" Pada akhirnya hanya itu yang bisa diucapkan.
Tidak bisa. Taehyung benar-benar tidak bisa memandang wajah Jungkook untuk saat ini. Dia tahu anak itu hendak menangis, ada air mata menggenang di matanya tadi saat sejenak mereka berpandangan. Taehyung tidak pernah melihat Jungkook menangis. Selama ini Jungkook selalu tersenyum dan tertawa di depannya. Entah itu ketika mereka bersenang-senang, ataupun ketika dia melakukan kesalahan. Jungkook yang ia tahu … selalu tersenyum.
Ugh. Taehyung merasa buruk.
Jungkook bangun dari duduknya, menatap Taehyung sebentar, kemudian pergi tanpa berhasil mengeluarkan sepatah kata pun.
Taehyung menengadah, menutup matanya, membangun kembali akal sehat dan mentalnya yang sempat jatuh. Pikirannya kacau, kehilangan Yoongi dua hari sudah membuatnya gila.
Kembali ia melirik ponselnya. Menghubungi Yoongi untuk yang kesekian kalinya. Namun yang didapat tetap sama, panggilan yang dialihkan.
Oh! Kali ini dengan bonus sebuah pesan:
"Jangan telepon. Chat saja. Aku sedang sibuk."
Hahh. Yang Taehyung dibutuhkan bukan sekedar kabar, melainkan sosok diri yang bisa di gapai.
.
.
.
.
.
.
Yoongi tersenyum puas. Beban di pikirannya sedikit berkurang. Kerjaan Jimin benar-benar bagus, setara dengan Jongin yang sekarang tepar di ranjang rumah sakit. Selama mengirim undangan, ia hanya sebagai pelengkap eksistensi: diam, tersenyum, dan ikut bicara ketika ditanya. Sisanya Jimin yang atasi kalau-kalau mereka harus berhadapan dengan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine [TAEGI]
Fanfictionℹ️ Boys Love. Yaoi. Not for Homophobic. ⚠️ Kalau nggak suka, gak usah baca. 💜 Yoongi Bottom only. Gak suka bottom Yoon? Jangan baca, okey. _____ "Berhenti lakukan ini, Taehyung, kau sudah memiliki kekasih." "Ini rutinitas, aku tidak bisa berhenti...