#9 Sampai Jumpa, Kim.

3.2K 454 77
                                    

⚠️Disarankan baca chapter sebelumnya kalau sudah lupa :v nanti jadi gak baper kalo kalian lupa :"
💮 Maaf ya lama update, abis lepas dari tugas kuliah aku malah kena writer block:(













⚠️Disarankan baca chapter sebelumnya kalau sudah lupa :v nanti jadi gak baper kalo kalian lupa :" 💮 Maaf ya lama update, abis lepas dari tugas kuliah aku malah kena writer block:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























































Yoongi mendesis, Taehyung menggenggam tangannya erat dan menariknya kasar. Mungkin nanti akan berbekas merah. Tapi dibanding itu, Yoongi lebih takut dengan amarah Taehyung. Dia tahu Taehyung marah, apalagi mereka sudah beberapa hari tidak bertemu. Plus Yoongi akhir akhir ini menghindari Taehyung. Entahlah, dia sudah lelah sebenarnya. Biarlah semuanya terjadi, Yoongi sudah tidak perduli. Mau itu Taehyung, Jungkook, bahkan drama yang dilakukan Jimin barusan.

Hah. Persetan.


Taehyung menarik Yoongi lebih cepat ketika mereka tiba di gedung fakultas ekonomi, fakultasnya Taehyung. Yoongi ditarik masuk ke dalam ruangan, bukan ruangan kelas, mungkin ruangan untuk orang-orang yang ikut organisasi tertentu seperti Taehyung. Taehyung mendorongnya ke pintu, mengurungnya di antara dua tangan yang berada di kanan dan kiri kepalanya.

Bohong kalau Yoongi bilang dia tidak takut. Aura gelap Taehyung makin terasa, dan lagi Yoongi masih belum bisa lihat wajah Taehyung karena pria itu masih menunduk.

Glek.

"T-taehyung?"

"Yoon…" Taehyung memegangi pundak Yoongi, tanpa sadar mencengkramnya. Wajahnya akhirnya diangkat, terlihatlah ekspresi yang sejak tadi buat Yoongi penasaran: ekspresi apa yang akan Taehyung tunjukkan? Jawabannya: datar.

Tidak, tidak. Ada yang lain. Gelap, marah, rindu, sinis, dan lainnya yang Yoongi tidak ketahui. Jadi yang mana ekspresi Taehyung sebenarnya? Mana yang menggambarkan perasaannya sekarang?

Dia tersenyum. Miris, tapi sinis pula. "Aku tidak tahu kalau kau menyukai Jimin?"

Yoongi menelan ludah, tertekan dengan aura intimidasi Taehyung. Tapi tentu dia masih bisa menjawab, Yoongi bukan tipe yang diam saja ketika diintimidasi. "Siapa? Aku tidak."

"Ooh begitu. Lalu apa yang aku lihat? Kalian berciuman, hmm?" tanyanya lagi. Nadanya santai, tapi sebenarnya mengancam. Emosinya dipendam, bisa meledak kapan saja. Ia menatap bibir Yoongi, mengelusnya dengan ibu jari. "Bibir ini... Jimin menciumnya."

Yoongi menepis tangan Taehyung. "Aku tidak!" bentaknya emosi.

Taehyung mencengkram pundaknya makin kuat, matanya dibuka lebar-lebar. Taehyung memelototi, Yoongi meringis. "Seharusnya aku yang marah, Yoon."

"Sakit Taehyung," lirih Yoongi. Dadanya berdegup makin kencang, dia sudah keringat dingin.

Senyum sinis itu kembali muncul di wajah tampan Taehyung. "Aku juga sakit saat melihat kau dan Jimin berciuman. Asal kau tahu saja, aku ingin lebih dari memukul wajah Jimin tadi. Kalau bukan karena lebih mementingkanmu, aku pasti memukul Jimin lebih dari satu kali. Minimal sampai wajahnya tidak tampan lagi."

Not Mine [TAEGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang