chapter 5

369 46 2
                                    

Pukul dua subuh , Jimin terjaga kerana merasa haus . Pria itu menoleh keatas meja lampu , segelas air yang selalu tersedia sudah kosong kerana di minum olehnya tadi sebelum tidur .

Jimin beranjam dari ranjang dan keluar kamar dengan perlahan , berjalan ke arah ruang dapur. Ketika melalui ruang tengah matanya tanpa sengaja menangkap sesuatu, seseorang yang berbaring diatas sofa dalam keadaan terbuka , hanya sehelai baju tipis dan seluar pendek tanpa selimut yang mampu menghangatkannya.

Jimin terdiam di tempatnya. Berfikir bertapa keras kepalanya seorang Min Yoongi , bahkan sekadar untuk berbagi ranjang sahaja dia tidak mahu . Apa yang gadis itu takutkan ? Jimin menyentuhnya? Hah..

Jimin menghela nafas panjang sebelum kembali melanjutkan langkahnya ke dapur.

Setelah kembali , dia menyempatkan diri untuk melihat ke arah Yoongi . Gadis itu masih tertidur dengan posisi seperti janin dalam kandungan.

"Bagaimana wanita sepertimu ada wajah cantik saat terlelap." Gumam Jimin sambil memandang Yoongi dengan tajam , suaranya kedengaran berat dan dalam , menguasai kegelapan ruang yang begitu misterius "...dan bila kau terjaga kau bertukar jadi wanita yang paling keras kepala dan selalu menantangku."

Tanpa ragu , tanpa berasa takut jika Yoongi terjaga , Jimin mendekat dan menggendong tubuh mungil Yoongi , membawa gadis itu ke kamar yang sepatutnya dia berada .

"Ehm.."

Langkah Jimin terhenti tepat di hadapan pintu kamar mereka ketika mendengar suara perlahan yang berasal dari gadis dalam gendongannya. Dia menunduk , menatap wajah Yoongi dengan tajam .

"Berhenti mencabarku Yoongi.." Jimin mendesis sambil menekan suaranya. Kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

.

.

.

.

.

"Ibu..kita makan dulu ya ?"

Sudah 15 minit Yoongi memegang semangkuk bijirin sambil berusaha menyuap ibunya yang terus menyibukkan diri dengan uang di tangannya. Beginilah hal yang perlu Yoongi hadap setiap hari , menyuapi ibunya yang sulit makan ketika bermain-main dengan uang palsu yang di anggapnya tulen.

"Ibu, makanlah. Aku haruskerja hari ini."

Ibunya menoleh.

"kerja? bila kamu pulang bawa uang banyak?" Tanyanya semangat

Yoongi mengangguk sambil tersenyum. "Ibu makan okey?"

Tanpa banyak bicara lagi ibunya menerima suapan pertama . Mereka makan dalam diam tanpa banyak bicara. Tapi biarlah, Yoongi memang lebih suka ketenangan .

Yoongi dapat lihat kehadiran Jimin yang baru keluar dari kamar . Namun dia masih bersikap abai , tanpa harus bersusah-payah mengambilkan sarapan untuk suaminya , bahkan sekadar untuk menuangkan secawan kopi atau teh .

"kita berangkat bersama."
Itu suara Jimin , setelah itu dia meraih cangkir kopi dan menuangkannya sendiri ke dalam cawan .

"tak perlu..Aku naik bas . " balas Yoongi tenang , tidak mengindakan tatapan tajam yang di lemparkan Jimin terhadapanya. Tangannya tetap sibuk menyuapi ibunya yang sedang berceloteh sambil mengunyah makanannya.

"Kau,bolehkah sehari saja jangan membantah ucapanku!"

"Dan kau jangan paksa aku!" Itu Yoongi.

Jimin bangun dari kerusi dan berlalu dari sana. Dia tak mahu berselisih dengan Yoongi , ini masih sangat pagi untuk merosakkan suasana hatinya yang pada mulanya sangat baik.

Yoongi menghela nafas setelah mendengarkan pintu  di tutup .

.

.

T B C

Lambat updet ? Maaf yaaa...

Hanna hrp msih ada yg nunggu kelanjutan crita ini ...

Bastard ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang