"Maaf.. di sini bukan tempat menerawang , Nona.."
Yoongi tersentak di tempatnya . "Ah..maaf.." Dia bergumam perlahan sambil menunduk sopan . Senyuman canggung tidak lepas dari bibir kucingnya , berbanding balik dengan hatinya yang terus mengutuk seseorang .
Yoongi berdiri diantara para petugas yang lain , mereka sedang menunggu pintu lift terbuka. Sambil tersenyum canggung Yoongi memandang orang-orang di sekelilingnya . Selain tubuhnya yang pendek penampilannya juga terkesan lusuh dan murah dipasaran , dia juga di pandang seolah-olah manusia yang paling kecil dan hina. Apakah ada yang salah ? Di sini tempat untuk mencari uang bukan untuk bertanding siapa paling cantik dan glamour.
Berasa tidak nyaman dengan suasana yang mengelilingi Yoongi langsung melangkah masuk ke dalam lift setelah medengarkan bunyi dentingan lift. Dia melangkah masuk dengan pemikiran yang masih berkelana, sehingga dia merasa sesuatu yang aneh. Kenapa tidak berdesakkan ya? Malas berfikir panjang Yoongi memutuskan untuk mengangkat kepalanya demi memastikan, tepat di saat pintu lift tertutup , dia melihat mereka sedang memasang wajah terkejut serta tercengang . Apakah ada yang salah?
Kenapa ?
Yoongi menoleh kesamping.
"Eh !" Yoogi melotot saat melihat kehadiran seseorang di sana.
"Kau tahu..bila aku yang ada dalam lift tidak boleh sesiapa yang dibenarkan masuk."
Sumpah, Yoongi tak tahu dan tidak mahu tahu ! Dia bekerja di sini bukan untuk mengambil tahu hal-hal tidak penting seperti ini , dia bekerja untuk orangtuanya.
"Ohya? kalau begitu aku keluar sekarang."
Balas Yoongi tenang , lengan kurus berkulit putih pucatnya terangkat hendak menekan tombol lift.Dengan gerakan Kilat dan tidak terbaca , Jimin menarik tubuh seringan kapas itu dan menyandarkannya ke dinding lift.
"Ahh.." Yoongi meringis perlahan . Lengan berserta punggung terasa ngiluh . Selain Jimin menghempasnya dengan agak kuat , dinding logam itu terasa sejuk , menyengat kulitnya.
"Park Yoongi.." desis Jimin sambil menatap gadis itu dengan tajam , menikam terus ke iris keredupan milik si mungil . Jangan tanyakan bagaimana keadaan Yoongi , sudah tentu dia marah besar sekarang dengan hati yang terus mengumpat pria itu.
"Lepas.." Yoongi memberontak, cuba merentangkan lengannya sambil menolak tubuh tegap pria itu. Alisnya tidak lepas dari bentuk kemarahan , membalas tatapan tajam pria itu dengan nyalaan emosinya sendiri.
"Berhenti menantangku , Isteriku." Jimin menggenggam lengan kurus Yoongi yang hendak memukulnya . Memiringkan kepalanya ke telinga kanan Yoongi dengan perlahan-lahan penuh alarm . Berasa dirinya semakin terancam Yoongi terbelalak dan hendak menendang tungkai kaki Jimin .
Bukannya dapat melepaskan diri , Jimin semakin memojoknya , dada bertemu dada , dahi bertemu dahi . Yoongi hampir melupakan cara bernafas , kebersamaannya bersama Jimin di satu ruang yang sama dan kecil membuat dia berfikir betapa malangnya nasibnya.
"kau tahu..aku boleh buat apa saja yang aku inginkan." Suara serak basah itu berbicara ringan , hampir berbisik .
Yoongi memejamkan matanya , bukan maksud untuk menyelami keseksian suara itu tapi bagaimana dia cuba menahan emosi yanh hampir meledak.
"Kenapa .. mahuku cium ?"
Brengsek !
Yoongi membuka matanya kilat , matanya seperti sedang mencipta nyalaan api. Amarah yang terdapat di sana sangat jelas , begitu kentara dan kental sehingga mencipta seringai nipis di bibir Jimin .
"Jangan marah-marah , sayang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Man
Fanfic"Come on Mr.Park ... Kalau kamu nikahi aku kerana kata tanggungjawap .. Aku tidak butuh semua itu!" "Kenapa ?" Suara Jimin merendah. "kehadiran kamu dalam hidup aku semakin menambah bebanku." WARNING : REMAKE ! Minyoon Area . [ Park Jimin × Min Yoo...