"Adakah dari kalian yang tau, siapa kakak cantik yang ada di samping kak Ananda ini?." Kata Ananda melirik kearah ku, dan mereka hanya terdiam, menatapku dengan polosnya."Pacar kakak ya!." Kata salah satu dari mereka, dan parahnya jika satu anak sudah ribut, yang lain pasti akan ikut ribut. Ananda hanya menanggapinya dengan senyuman.
"Iya.. Doakan saja ya. Ada yang mau kenalan? Nanti kakak kasih hadiah deh." Ananda membujuk mereka dan satu persatu mereka datang ke hadapanku, ada yang menyapa ku, berkenalan denganku, hingga di barisan terakhir aku lihat seorang anak menggunakan kursi roda, datang mendekati ku.
"Hai kak, nama aku Vera. Aku tau nama kakak, pasti kak Tiara kan?." Katanya, sontak aku terkejut.
"Hai juga, ngomong-ngomong kamu tau darimana?." Tanya ku antusias.
"Entahlah, selalu ada vision datang dan pergi." Katanya enteng dan aku bingung.
"Boleh aku panggil kakak dengan kak Tia?." Lanjutnya.
"Tentu, Vera." Balasku dengan senyuman.
"Oh iya kak, satu lagi, kalau kakak pacaran sama kak Nanda, kakak yang sabar aja ya. Akan ada banyak cobaan datang ke hubungan kalian, apalagi yang akan datang setelah ini. Tetap bertahan, jangan tinggalkan kak Nanda. Dia sosok yang lemah." Vera berbicara panjang lebar sedangkan aku masih mencerna semuanya yang ia katakan.
"Maksud Vera apa?."
"Lihat aja nanti ya kak, aku nggak bisa kasih tau banyak. Intinya ingat semua yang aku bilang. Jangan pernah lepasin genggaman tangan kakak pada tangan kak Nanda, atau jika itu terjadi, ada pihak ketiga yang akan menjalankan misi licik nya." Ucap Vera dengan senyum manis, tapi dari tatapannya aku dapat melihat dari sorot matanya bahwa dia juga takut akan sesuatu.
"Hai, Era. Kayaknya seru nih, bicara apa?." Ananda tiba-tiba datang dan mengagetkanku.
"Ih, Nda. Gue kaget."
"Hehe maap." Kata Ananda dengan cengirannya.
"Kak Nanda, tetap setia ya." Kata Vera mengambil tangan Ananda dan tanganku. Menyatukannya di pangkuan Vera.
Hp ku berdering menampilkan sebuah deretan angka yang aku tidak tahu dari siapa, aku harus segera mengangkatnya karena siapa tau itu penting. Aku menjauh dari mereka berdua.
"Halo." Kataku.
"....."
Deg.
ANANDA
Aku bertemu lagi dengan Vera. Usianya 15 tahun, ia memiliki kelebihan yaitu bisa melihat 'mereka' dan selalu mendapat vision aneh jika bertemu orang tertentu.
"Kak Nanda harus tetap disamping kak Tia ya. Jangan sampai kakak berpaling." Katanya tiba-tiba. Aku masih mencerna semua perkataannya, dia hanya tersenyum manis dan menatap mataku lekat.
"Kakak pasti belum kasih kejelasan kan akan hubungan kakak ke kak Tia?." Kata Vera, dan aku mengangguk pelan.
"Kak.. Jangan sia-sia kan kesempatan,
Kalau kakak cuma diam di tempat dan nggak mau ambil langkah hanya karena kak Tia masih ada di samping kakak, itu namanya egois kak,jangan jadi orang yang nggak pernah sadar kalau kakak punya harta yang sangat berharga sampai kakak kehilangan nya nanti." Kata Vera menambahkan. Seketika seperti ada yang menjentikkan jari nya di otakku, menyadarkan ku akan semua yang ku perbuat 10 bulan ini pada Tiara.
"Iya Era. Makasih sudah nyadarin kakak." Kata ku yang entah harus bagaimana sekarang. Apa mungkin aku harus memberi kejelasan pada Tiara sekarang juga?. Entahlah aku frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR COMMITMENT/TIARANANDA (HIATUS)
Romance⚠️ : Untuk para penjiplak cerita orang lain harap menjauh! ⚠️ : Kesamaan nama tokoh adalah ketidak sengajaan yang muncul dari imajinasi author. ⚠️ : Publish tergantung mood (diusahakan sebisanya dan sesering mungkin.) "Mengapa hanya sekelebat memor...