BUKIT

45 9 0
                                    

Bab4
•° After His Gone °•

Sabtu pagi ini Icha berencana pergi ke sebuah bukit yang tidak telalu jauh dari rumahnya. Ia ingin mengambil gambar pemandangan dari atas bukit. Ia sangat senang kalau berada diatas bukit sendirian, karna katanya itu sangat membantu melancarkan darah diotaknya, namun saat ia sedang mengambil gambar dengan handphonenya, tiba-tiba ia melihat laki-laki yang sedang duduk dibawah pohon dengan kepala tertunduk,seperti sedang banyak masalah. Karna Icha tak tega melihat laki-laki itu, ia pun menghampirinya dan Icha pun langsung melontarkan berbagai pertanyaan kepada laki-laki itu sampai laki- laki itu merasa terganggu dan angkat bicara dengan nada kesal.

"lu bisa diem gaa sih, lahh elo?"" ngapain lo disini?"

"ehh elo, lo sendiri ngapain disini?"
"lo lagi bertapa yaa, hati2 Fakhri disini kan sepi ntar lo kesambet lagi" celetuk Icha

Icha memang selalu memanggil Aros dengan nama asli nyaa yaitu Fakhri Alvaros Alcender.

Akhirnya ada yang manggil nama depan gw batin Aros.

"lo gila kali yaa guaa betapa disini, lagian nihh yaa gw bisa kesambet lama2 kalo lo itu ngomong mulu." dengan nada tinggi Aros pun langsung bangkit dari tempat ia duduk dan pindah dari hadapan Icha.
"minggir sono, gw muak liat lo lama2"

"ehhhh... "

GUBRAKKKK...

"ISHHH BISA GA SIHH LO JADI MANUSIA ITU JANGAN KASAR" keluhh Icha, karna sudah dibuat jatuh sama Aros

"ehh sorry sorry, sini gw bantu lu berdiri" Aros pun langsung menjulurkan tangannya kehadapan Icha.

"makasihhh fakhri" ternyata dia bisa baik juga yaa batin Icha.

"bisa jalan ga lu?" tanya Aros karna khawatir

"sakit kalo dibuat gerak nih kaki gw

"seriussan?" tanya aros dengan wajah panik

"serius gw dodol"

kali ini Icha memang benar, kakinyaa sakit untuk dipakai jalan.

"sini gw bantuin, kita duduk disana ajaa yaa sambil gw obatin"

Singkat cerita Aros pun mulai berbicara soal masalahnya itu.

"lo pernah ga sih Cha ngerasa lo itu ada tapi tiada?"

"pernahh" jawab Icha asal

"serius lo pernah?"

"iyaa gw ngerasa begitu kalau dikelas, gua hadir tapi kea tiada gitu" emgnya lu pernah gitu juga dikelas?

"kalo gw bkn dikelas tapi dikeluarga sendiri"
"nyokap gw ga pernah anggap kalo gw itu ada, dia cuman mikirin keberadaan kembaran gw ajaa, tapi bokap gw selalu nyemangatin. bokap doang yang dukung gw ngeband, dukung semua hal yang menurut dia itu hal positif, tapi nyokap gw? Dia ga pernah mau tau urusan gw, bakal dia gatau kalo gw bisa bermain alat musik."

"lo punya kembaran? Kenapa lo bisa terpisah sama kembaran lo?" potong Icha

"iyaa, kembaran gw itu perempuan kata bokap, klo gw tau kenapa bisa terpisah sama kembaran gw, gw ga bakalan nyariin Chaa"
"seharusnya lo ga boleh sedih gitu ajaa, gw yakin kembaran lo kuat diluar sana"

"lagian klo lo sedih sama ajaa buat kembaran lo sedih diluar sana, SEMANGATTT RII!!"

"makasih Chaaa"

"tapi ri lo lebih beruntung dari gw"

"beruntung kenapa?"

"lo beruntung karna kelahiran lo itu udah ada ikatan resmi pernikahan"

"lahh gimana maksudnya?"

FLASHBACK ON...

jadi saat umur 15 tahun gw pernah mendengar sebuah kenyataan pahit yang harus diterima dengan lapang dada. Gw mengetahui bahwa gw terlahir dari rahim seorang ibu namun tanpa ada nya ikatan pernikahan terlebih dahulu. Saat mendengar kenyataan itu semua, gw pun sempat tak terima, namun gw sadar bagaimana pun nasibnya, gw harus tetap menjalankan hidup karna prinsip hidup gw yaa hidup gabisa dibuang begitu saja, klo dia membuang hidupnya begitu saja maka sama saja dia berbuat mubazir terhadap Tuhan. Maka dari itu gw tak mau melihat ada orang2 disekitarnya yang sedih dan lemah karna suatu hal.

FLASHBACK OFF...

"gila setenang itu lu ngadepin masalah? Gw salut sama lu chaa" puji Aros terhadap Icha

"ngapain kea lu, lemah begitu kaya mau mati karna ditinggal kawin amaa monyett HAHAHAH"

"sialan lu Chaa"

"lu gaada niatan mau cari kembaran lu emg?"

"cari kemana chaa, jakarta kan luas ya kali gw datengin satu satu rumah warga"

"yaa ngga gitulah pinterr, lu kerumah sakit nyokap lu lahiran, lu bisa cari datanya disana"

"oiya yaa, pinter jugaa lo kadang kadang"

"wahh jelas lahhh,tanpa lu bilang gw pinter, gw juga udh tau"
Hahahaha....

Mereka pun terkekeh bersama sama. Sampai jingga punn datang membuat mereka pergi beranjak dari bukit itu.

"bisa jalan ga lu?" tanya Aros

"udh bisa walau masih pincang sedikit sihh"

"sorry yaa plus makasih atas masukannya"

"iyeee"

Mereka pun pergi meninggal kan bukit itu dengan perasaan lega dan senang. Icha pun mulai bingung sama perasaannya, kini ia merasakan ada sesuatu dengan Aros seperti mempunyai ikatan dengannya.
Namun entah lah itu perasaan apaa mungkin sajaa ia hanya bingung kenapa dia bisa seakrab itu dengannya.

After His GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang