3. Sang Tiada - Tindakan Tuhan

104 24 11
                                    

Ada penat disetiap tawa, begitulah hidup, tampak manis seperti gulali di pasar malam, nyatanya penat dikeramaian.

🎭🎭🎭

Randy terkikik geli membaca tulisan yang terselip disetiap lembar buku Sang Tiada miliknya. Maksudnya, buku Sang Tiada yang sebenarnya sudah menjadi milik Rere, tetapi bukunya kembali kepada Randy, karena kemarin Rere reflek melemparkan bukunya ke arah Randy.

Jadi Randy simpan sekarang bukunya sekarang.

Randy bahkan tak percaya, si Mawar alias Rere ini, selain tajam dalam berbicara tapi juga manis dengan quotes singkat melankolis ciptaannya. 

Lelaki itu larut membaca lembaran demi lembaran yang ada. Hingga akhirnya seseorang mengalihkan pandangan Randy.

"Randy? Udah lama nunggu nak?" Tegur seorang wanita yang terlihat sudah semakin tua dari sebelumnya.

Randy mengangguk lalu menyalami Anggun -bundanya dengan penuh rasa hormat. "Bunda? Baru datang kok bun."

"Bunda sehat?" Tanya Randy basa-basi.

Bundanya mengangguk. "Anak bunda tambah ganteng aja." Puji bundanya sambil memperbaiki pakaian Randy yang kurang rapih.

Randy tersenyum melihat sikap bundanya, dari dulu bundanya selalu seperti ini, perhatian terhadap anaknya. "Bunda juga tambah cantik aja, tapi-" 

"Bunda tambah kurus dari terahir ketemu." Lanjut Randy melihat tubuh bundanya yang  semakin kecil dan kian menua.

"Kamu tuh yang tambah kurus." Bundanya mencubit perut Randy dengan gemas. 

"Aw, bunda!" Ringis Randy. 

"Kangen bunda sama kamu! Semenjak kamu nge kost, rumah jadi sepi banget ga ada anak bujangan bunda yang satu ini." Ucap bundanya sambil memeluk Randy dengan erat. 

Seperti inilah, banyak aksi yang dilakukan Bundanya ketika mereka sedang bersama, hal itu yang membuat Randy selalu nyaman didekat bundanya ini.

"Oh iya Ran, selamat ya nak, akhirnya buku kamu terbit juga, kemarin bunda udah baca majalah mingguan, isinya kamu semua ya. Akhirnya cita-cita kamu nerbitin buku kecapai juga, kamu bener-bener berhasil bikin bunda banggam" Wajah bundanya menyiratkan kebahagiaan yang sulit diartikan. 

Randy memperhatikan wajah bundanya yang mengalami perubahan. "Bunda kenapa?" 

Bundanya menghela nafas kasar. "Kamu tinggal disini lagi yah? Bunda kesepian." Ucap bundanya yang spontan membuat Randy terdiam.

"Mmm nanti Randy fikirkan ya bun, banyak kerjaan yang belum Randy selesain. Tapi Randy janji kok, bakal sering kesini nengok bunda sama ayah." Jawab Randy meyakinkan bundanya. 

"Kamu Ran.... kamu kesini juga karena bunda minta temenin ke ulang tahun Citra kan?"

"Kalo bunda ga minta tolong, mungkin kamu ga akan kesini." Ucap bundanya dengan kecewa karena mendengar tolakan halus Randy.

Keduanya sama-sama hening, nampaknya wajah bundanya terlihat lebih sedih dari sebelumnya.

"Udahlah, kamu tinggal disini lagi aja." Sahut seseorang mengisi obrolan keduanya. 

SANG TIADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang