Banyak yang komen dan vote bikin saya semangat bikin nextnya hehe terima kasih semuaaaaa kekuatan readers memang luar biasa 😘
.
.
.
.Kemilau lampu kelap kelip dan suara dentuman musik memenuhi seisi ruangan suaranya bahkan sudah terdengar begitu kalian memasuki lahan parkir.
"Kau yakin aku harus masuk?" Tanya Yuri sedikit canggung.
"Kenapa tidak? Kita sudah sampai sini ayolah kau sudah sangat kereeeen sayang"
"Aku takut" Yuri menghela nafasnya.
"Ada aku tenang saja semua pasti baik-baik saja, oke?" Tiffany mengelus lengan kekasihnya.
"Hmm baiklah" Yuri keluar dari mobil dan langsung ke arah lainnya membuka pintu untuk Tiffany.
"Aku tidak sabar melihat ekspresi teman-temanmu saat melihat kamu yang sekarang" Tiffany menggandeng lengan Yuri sambil terkekeh memikirkan ekspresi teman-teman Yuri.
"Aku malah lebih takut mereka melihatmu dengan tatapan lapar, huh kenapa memakai pakaian seksi sih"
"Ssstt ini itu biar mereka tau kalau kau sekarang bisa mendapatkan wanita yang lebih dari pada mantanmu itu"
"Tapi tidak begini juga huh" Yuri melirik kesal.
Tiffany tidal peduli dengan lirikan kesal kekasihnya ia malah menarik lengan kekasihnya menuju pintu utama.
"Silahkan diisi daftar masuk dulu nona" Sapa seorang wanita yang menjaga daftar tamu.
Yuri sedikit tersenyum pada wanita yang menjaga itu dengan sedikit membungkuk lalu menulis namanya disana.
"Ah aku kira nona yang pernah sekolah disini ternyata ada tuan"
"Tahun 2006? Ah berarti kita satu angkatan. Tapi aku belum pernah melihat wajahmu" Ucap wanita itu.
Yuri hanya tersenyum dan menulis namanya pada daftar nama tamu lalu menggenggam jemari Tiffany masuk ke dalam ruangan.
"Kwon.. Yuri? Ah! Dia kan si nerd itu! Astaga dia benar-benar sudah berubah sekali" Hyuna menutup mulutnya dan berkali-kali mengerjapkan matanya tidak percaya.
"Apa kataku kau sudah jauh berubah dan pasti banyak yang mengagumimu sekarang jadi jangan jauh-jauh dariku atau kau bisa-bisa di culik oleh mereka" Ucap Tiffany mengeratkan tautan jemarinya.
"Aku suka kalau kau protektif seperti ini"
Acara sudah mulai, Yuri sama sekali tidak bisa menikmati acaranya karena ia sedikit canggung dengan tatapan beberapa orang padanya. Bikan bukan, bukan karena tatapan aneh yang dulu mereka perlihatkan namun seperti tatapan lapar dan siap menerkamnya.
"Bilang saja kau menikmati dirimu yang digilai gadis-gadis seksi itu kan?" Protes Tiffany yang tadi melihat Yuri mengambil foto dengan beberapa gadis.
"Mereka memaksaku, lagipula kau bilang tidak akan pergi dariku tapi malah menghilang"
"Tadi aku ke toilet sebentar huh"
Yuri tidak terlalu menanggapi ucapan Tiffany dan matanya malah tertarik pada sesosok gadis di pojok ruangan sedang megang gelas dan sesekali melempar senyum.
"Sica? Dia kan? Sedang apa disini?"
"Aku ke toilet dulu sebentar ya, kau jangan kemana-mana" Sergah Yuri pada Tiffany tanpa menunggu jawaban Tiffany.
"Sekarang malah dia yang meninggalkanku" Tiffany tampak kesal pada kekasihnya itu.
"Fany?" Tiffany membalikkan badan karena merasa namanya dipanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gift
FanfictionJika kau jatuh cinta katakanlah alasannya hingga jika nanti kau ingin berpisah kau juga tau alasannya, jangan membuat seseorang menebak sikapmu itu menyiksa. Jessica tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya setelah sekian...