Jika kau jatuh cinta katakanlah alasannya hingga jika nanti kau ingin berpisah kau juga tau alasannya, jangan membuat seseorang menebak sikapmu itu menyiksa.
Jessica tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya setelah sekian...
"Melamun hum?" Tanya Yuri saat melihat Tiffany berdiri di balkon apartemen mereka.
"Ah kau kapan datang?" Tanya Tiffany menoleh pada kekasihnya yang sudah memeluk dirinya dari belakang.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Yuri lagi sambil mendaratkan dagunya pada bahu sang kekasih.
"Jessica" Jawab Tiffany sambil mengelus punggung tangan Yuri diperutnya.
Yuri berhenti bernafas sejenak saat Tiffany menyebut nama itu. Nama yang baru disebutkan saja sudah membuat hatinya merasa terbakar oleh amarah.
"Kenapa dia?" Tanya Yuri malas.
"Tadi aku menemuinya dan dia menangis hebat, katanya habis bertemu mantan kekasihnya dan mantan kekasihnya marah-marah tanpa mau mendengar penjelasan Jessica, uh sungguh aku akan menghajarnya bila bertemu dengan orang itu"
Yuri menelan ludahnya sendiri mendengar ucapan kekasihnya, bagaimana jika Tiffany tau bahwa mantan kekasih Jessica adalah dirinya? Mana yang lebih dulu akan Tiffany lakukan? Menghajarnya atau memutuskannya?
"Kau tidak bisa menyalahkan mantan kekasihnya hanya karena kamu mendengar cerita dari satu pihak"
"Bukan membela hanya saja aku ingin bersikap netral"
"Huh karena kamu pernah sama berada di posisi mantannya itu bukan berarti kau harus membelanya"
"Maksudmu?"
"Ya tadi Jessica cerita bahwa mantan kekasihnya juga hampir bunuh diri karena dibully teman sekolahnya tapi kan dia tidak tau kalo Jessica juga sama tersiksa dengan dirinya" oke perkataan Tiffany berhasil menarik perhatian Yuri.
"Jessica tersiksa bagaimana? Bukankah dia meninggalkan kekasihnya karena lebih memilih pria populer disekolah itu?"
"Kau tau dari siapa?" Tanya Tiffany heran, karena Tiffany tidak pernah menceritakan hal ini pada Yuri.
"Ah.. Tadi Jessica sedikit bercerita" Yuri sedikit gugup namun berhasil mengendalikan dirinya kembali.
"Oh gitu, dia bilang gitu? Huh masih saja ingin membela mantan brengsek itu" Ucap Tiffany geram.
"Ish aku tidak brengsek sayang"
"Jessica itu putus dengan kekasihnya karena terus menerus ditekan oleh lelaki bernama donghae itu, Jessica terus menerus diancam katanya jika masih bersama dengan kekasihnya itu kekasihnya akan terus menerus di bully, disiksa dan Jessica jelas tersiksa melihat kekasihnya terus menerus diganggu baik secara psikis maupun fisiknya. Siapa yang tega melihat orang yang kau sayangi terus menerus menanggung duka karena mu? Apalagi Jessica kan orang yang sensitif makannya dia memutuskan kekasihnya agar donghae dan teman-temannya tidak mengganggu dia lagi" Tiffany bercerita dengan emosi mengingat cerita temannya dan tidak menyadari perubahan muka Yuri yang sudah merah akibat menahan emosi.
"Chagi?" Tanya Tiffany yang sadar Yuri hanya terdiam dari tadi.
"Ah iya?" Yuri tersadar dan menetralkan kembali air mukanya.
"Kau diam saja aku cerita panjang lembar huh" Tiffany kembali berbalik dan menatap pemandangan di depannya.
Yuri berjalan dan memeluk kembali kekasihnya dari belakang lalu menyandarkan kepalanya dibahu sang kekasih.
"Maaf aku hanya terkejut chagi ternyata ada yang lebih buruk dari pada aku"
"Makannya dengarkan penjelasanku dulu, Jessica itu terlihat kuat padahal hatinya rapuh dia tidak kuat terus menyiksa hatinya untuk berpura-pura mencintai donghae dan menyakiti kekasihnya maka dari itu dia pergi ke US untuk melanjutkan sekolahnya, dia merasa ini lebih baik dari pada tersiksa disini" Jelas Tiffany yang lagi-lagi membuat hati Yuri terasa dihujani paku. Perih.
"Apa yang aku lakukan selama ini? Merasa paling tersakiti dengan kisah ini padahal jelas diapun merasakan sakit yang sama bahkan lebih"
"Sica mianhae aku benar-benar brengsek seperti kata Fany, aku bahkan tidak bisa menjagamu saat itu aku malah berbalik membencimu.. Aku bodoh, sungguh aku memang bodoh"
"Yul kau melamun?"
Yuri tersentak saat mendengar suara kekasihnya.
"Ah maaf aku hanya sedang berpikir kasihan sekali sahabatmu itu, kira-kira jika mantannya itu datang dan meminta maaf pada sahabatmu apakah sahabatmu akan memaafkannya?" Tanya Yuri meminta pendapat untuk dirinya.
"Mungkin, Jessica masih mencintainya tapi Jessica bilang mantannha sudah memiliki kekasih dan mereka sangat bahagia Jessica tidak tega mengusik lagi mantannya"
"Kalao kau bagaimana?" Tanya Yuri lagi.
"Aku bagaimana maksudnya?"
"Kalau kau tiba-tiba ditemui mantanku dulu dan dia meminta maaf padaku, apa yang akan kaj lakukan?"
"Aku? Sudah jelas pertama aku akan menamparnya karena sudah membuatmu hampir bunuh diri, kedua aku akan menciummu didepannya agar dia menyesal dan kalo perlu aku melamarmu didepannya dan menunjukkan absmu yang seksi itu agar ia benar-benar menyesal meninggalkanmu, aku akan buat dia menangis lalu menarikmu dan pergi meninggalkan dia yang memohon padamu. Kau tau aku tak akan pernah melepaskanmu. Never" Jawab Tiffany dengan berapi-api dan mencengkeram tangan Yuri diperutnya.
Yuri yang mendengarnya terkekeh dan mencium pipi kekasihnya.
"Kekasihku protektif sekali aku jadi semakin cinta, ah tapi bagaimana jika aku masih mencintai mantanku itu?" Tanya Yuri dan itu membuat Tiffany melepas pelukannya dan berbalik menghadap Yuri dengan mata melotot.
"Apa katamu? Kau masih mencintainya? Mencintai gadis bodoh itu? Gadis yang meninggalkanmu? Yang sudah menginjak-injakmu? Tiffany memukul dan mencubit perut Yuri bertubi-tubi.
"Arghhh sakit chagi"Erang Yuri sambil menahan tangan Tiffany.
"Sampai berani kau meninggalkanku demi gadis bodoh itu aku aka membunuhmu" Ancam Tiffany dan langsung dibalas pelukan oleh Yuri.
"Mana mungkin aku meninggalkan malaikat baik hati yang membantuku disaat sulit dan menarikku dari lubang kesedihan?" Ucap Yuri yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku hanya bercanda tadi chagi jangan dianggap serius" ucap Yuri lagi sambil mengelus punggung kekasihnya.
"Apa aku sudah benar melupakan perasaanku pada mu Sica? Tapi aku tidak mungkin juga melepas Fany, dia yang membantuku selama ini melewati hari yang berat selepas kau pergi"
"Janji?" Tanya Tiffany pada Yuri sambil menatap lurus matanya.
"Apa aku pernah melanggar janjiku padamu?" Bukannya menjawab Yuri malah balik bertanya.
"Aku mencintaimu Kwon Yuri.. Sangat" Ucap Tiffany dan mendaratkan bibirnya tepat dibibir Yuri. Hanya menempelkannya tidak memainkannya.
"Me too Fany-ah saranghae" Ucap Yuri pelan karena tertahan bibir Tiffany.
"Maaf Tiff aku.. Bimbang"
Tbc.
Maaf ni janjinya mau two shoot tapi kok malah keasikan. Ga mau langsung ditamatin soalnya maaf yaaa author lagi kangen Tiffany soalnya semenjak skandal yang tentang ayahnya dia jadi ga update di IG padahal biasanya tiap hari update 😓
Unnie sone akan selalu bersamamu, hwaiting unnie ><b
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.