11

2.5K 193 3
                                    

Belum terlambat kan buat mengusir rasa ini jauh-jauh?

- Kania Chandise -

----

Saat berada di pintu kantin Kania mengedarkan pandangannya, mencari cowok tengil yang tak lain dan tak bukan adalah Laskar. Dari sini Kania bisa melihat Laskar melambaikan tangannya dengan senyuman khasnya.

"Mana personil kita yang satu itu?" Tanya Laskar saat Kania sudah duduk di hadapannya.

"Biasa lah. Personil kita yang ketua osis itu lagi rapat. Dia mah orang penting gak kayak kita." Sahut Kania kemudian tergelak. Sedangkan Laskar hanya cengar-cengir tidak jelas.

"Lo mau pesen apaan? Gue traktir deh."

"Ah, lo emang sahabat gue yang terbaik deh, Kar." Kania memukul pelan bahu Laskar, bibirnya menyunggingkan senyum senang. "Gue bakso sama teh dingin aja deh. Kuah baksonya yang banyak terus tehnya dikasih es batu yang banyak juga ya."

Laskar mencebikkan bibirnya setelah mendengarkan pesanan Kania yang banyak permintaan. Sedangkan Kania hanya memegang kedua pipinya dan memasang puppy eyes-nya.

Melihat ekspresi imut Kania yang jarang sekali ditunjukkan gadis itu membuat Laskar diam-diam tersenyum saat membalikkan badannya. Bagaimana dia tidak semakin jatuh cinta pada Kania jika gadis itu semakin hari semakin manis saja.

Biasanya Laskar paling malas untuk berdesakan apalagi berlomba-lomba berteriak kepada Ibu Kantin supaya dilayani lebih dulu. Tapi demi gadis yang disukainya dia akan melakukan apa pun bahkan yang menjadi kemalasannya. Memang ini bukan pertama kalinya dia jatuh cinta, tapi pada Kania dia membiarkan rasa itu semakin dalam.

Dia tidak tahu sejak kapan dia memiliki rasa pada Kania. Awalnya Laskar mengira itu hanya perasaan biasa yang tidak berarti apa-apa. Tapi rasa yang dia rasa bukan apa-apa ternyata berefek luar biasa saat Kania berdekatan dengan cowok lain, termasuk Dirga.

Perlahan-lahan orang-orang yang berada di hadapannya menyingkir dari sana, membiarkan Laskar memesan lebih dulu. Memangnya siapa yang akan cari gara-gara dengan Laskar, si cowok yang terkenal paling bermasalah itu.

Mereka belum tahu bahwa sebenarnya Laskar bukan orang yang semena-mena pada orang lain, tapi berhubung mereka yang rela mengalah maka Laskar akan dengan senang hati menerimanya.

Sebenarnya banyak yang heran kenapa Kania yang manis dan Dirga yang goodboy bisa bersahabat dengan cowok badboy seperti Laskar. Jelas-jelas mereka sangat bertolak belakang.

"Bu, pesen bakso dua, yang satu kuahnya yang banyak kalo bisa sampai tumpah-tumpah. Es teh dinginnya dua, yang satu es batunya banyakin." Pesan Laskar.

Saat menerima pesanannya, Laskar menyempatkan diri menatap tajam cewek-cewek yang sedari tadi menatapnya kemudian berkata ketus. "Gue tau kalo gue ganteng. Tapi gak perlu sampai ngeces juga dong."

Cewek-cewek tadi segera menutup mulutnya malu-malu dan pergi dari sana secepat mungkin. Laskar hanya tersenyum sinis kemudian menghampiri Kania yang berbincang bersama Victoria, cewek yang pernah diajak kencan oleh Dirga.

Laskar meletakkan pesanannya dan pesanan Kania kemudian menoleh pada Victoria. "Ngapain lo di sini, Tor?"

"Tor-tor lo kira gue jontor hah?" Bibir Victoria memberengut kesal.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang