15

625 50 21
                                    

Aku hitam yang tertutupi putih

---

Dirga terus mengejar Victoria yang terus berlari.

"Victoria, berhenti!"

Victoria tidak kunjung berhenti hingga membawanya ke halaman belakang sekolah. Dia berhenti kemudian mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Dia tahu Dirga berdiri di belakangnya namun dia enggan berbalik.

Dirga menatap punggung Victoria. "Gue suruh lo berhenti, kenapa lo tetep lari?"

"Kenapa lo ngejar gue?" Victoria justru bertanya balik.

Dirga mengusap lehernya bingung. "Karena gue ngerasa harus ngejar lo."

"Kenapa lo harus merasa gitu?"

"Karena teman harus selalu ada di setiap suka maupun duka?" Jawab Dirga ragu-ragu, sejujurnya dia juga bingung alasannya karena kakinya tiba-tiba saja berlari mengejar Victoria.

Victoria tertawa hambar, "Lo aja gak yakin sama jawaban lo, Dir."

Dirga terdiam bingung harus merespon seperti apa, dia takut salah bicara dan justru membuat Victoria lebih sedih. Suasana hening membuat Victoria menghembuskan nafasnya. Ia berbalik tanpa menatap Dirga kemudian menuju kelas, meninggalkan Dirga yang masih terdiam.

---

Dirga memperhatikan Kania yang nampak mencoret-coret tidak jelas di bukunya, tangannya menyangga kepalanya seolah kepalanya terasa berat, yang mengkhawatirkan wajahnya tampak pucat.

"Wah, keknya lo bakat jadi pelukis nih Kan."
Dirga tersenyum mencoba menggoda Kania yang tampak lesu, namun gadis itu tidak merespon. Dia yakin Kania tidak mendengarkan perkataannya. Tangan Dirga terulur memegang dahi Kania yang terasa panas.

"Lo sakit?" Dirga bertanya khawatir. Kania masih terdiam membuat Dirga mengguncang bahu Kania pelan. Kania terkejut dan bertanya tanpa suara.

Dirga mengulang pertanyaannya tadi, "Lo sakit?"

Kania menggeleng pelan, "Enggak kok, Dir."

"Tapi lo demam."

"Gue nggak apa-apa, kok. Jangan khawatir."

"Gak khawatir gimana? Lo pucat gitu, demam juga. Ayo gue anter ke UKS. Gue izinin deh ke Bu Susi."

Dirga berdiri namun buru-buru ditarik Kania. Bu Susi yang melihatnya pun bertanya, "Kenapa, Dirga?"

"Ini, Bu. Kania---" Kania mencubit tangan Dirga lalu melotot pada laki-laki itu yang membuat Dirga meringis, "Ah, itu Bu. Gak jadi, Bu."

Jawaban Dirga membuat Bu Susi menggeleng pelan. Dirga langsung menoleh ke Kania, "Kalau lo kenapa-kenapa gimana? Gue gak mau ya duduk sendirian gara-gara lo sakit terus gak masuk sekolah."

"Tenang, gue bakalan masuk kok."

"Yaudah lo cuti kerja aja, istirahat di rumah."

"Eh, tapi---"

"Gak ada tapi-tapi an."

Kania menghembuskan nafasnya pelan. Memang dia lemah dan hanya menyusahkan teman-temannya. Gara-gara dirinya, hubungan Victoria dan Dirga tidak berjalan lancar padahal dia sangat mendukung keduanya.

Bel berbunyi menandakan pelajaran harus berakhir. Bu Susi pamit dan mengingatkan untuk tugas bisa lanjut dikerjakan di rumah.

Dirga memakai tasnya kemudian berdiri dan menolehkan kepala ke Kania. "Yuk, pulang!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang