"Jadilah orang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain,"
-Steven Teguh••♥••
Ketika pulang sekolah Ariella langsung lari ke minimarket untuk numpang ke kamar mandi. Ia melepaskan semua kostum aneh ini agar pulang dengan keadaan normal. Ia tidak mau orangtuanya rempong bertanya ini-itu soal kostum anehnya ini.Kegilaan pada hari ini akhirnya berakhir juga pada pukul empat sore. Ariella senang bukan main ketika badannya akhirnya bisa menyentuh kasur kesayangannya. Rasanya empuk luar biasa. Hari ini ia merasa emosi, kesal, lelah, dan tentunya malu sekali. Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang Ariella rasakan. Ia juga merasakan sensasi aneh setelah menatap mata Steven.
Apa kalian tahu apa yang dilakukan selama berjam-jam hingga pulang jam 4 sore?
Hanya mendengarkan curhatan para kambing.
Selama berjam-jam seluruh peserta MPLS dipaksa untuk duduk di bangkunya dan mendengarkan curhatan kakak pembimbingnya itu.
Mulai dari suka-dukanya bersekolah di SMA Sudirohusodo. Yang katanya tugasnya segudang. Yang katanya tugas ratusan bahkan ribuan sudah biasa. Bahkan Steven sampai bercerita tentang berbagai sifat aneh semua guru di sekolah ini.
Ada yang jarang masuk lalu tiba-tiba ulangan.
Ada lagi yang kalau ngejelasin cuma ngasih bokong doang.
Ada juga guru yang cerewet dan cempreng bukan main.
Ada juga yang suka ngasih pertanyaan dadakan berdasarkan tanggal hari tersebut.
Ada lagi yang paling legendaris. Ketika tempat duduk berdasarkan hasil ulangan. Nilai paling kecil duduk paling depan, berbeda dengan yang nilainya paling besar duduk di belakang.
Seluruh calon anak kelas 10 jadi bergidik ngeri dan berdoa agar tidak diajar oleh guru tersebut.
Ariella hanya bergumam dalam hati, "Dasar tukang gosip kualat mampus lu ngomongin guru!"
Tidak hanya itu saja. Saat itu Steven juga menjelaskan secara rapih dan detail mengenai SNMPTN dan SBMPTN. Bahasa yang ia kenakan juga sangat tertata.
Percayalah.
Ketika Steven sedang berbicara dengan materi serius ia seperti memiliki pancaran tersendiri di mata Ariella. Benar-benar 180 derajat dari yang ia kenal sebelumnya. Ariella yang semula mengenal Steven itu anak yang menyebalkan seketika hilang begitu saja. Itu semua karena wibawanya ketika sedang berbicara serius seperti ini.
Jujur. Ariella suka dengan pembawaan bicara Steven yang serius.
Terlihat begitu cool.
Entah mengapa setelah Steven menjelaskan mengenai SNMPTN dan SBMPTN membuat Ariella begitu termotivasi. Semangat belajar tiba-tiba tumbuh dalam hatinya. Diam-diam Ariella tersenyum.
Sayangnya pemandangan ini tidak berlangsung lama. Wajah serius Steven berubah lagi ketika mulai membahas cerita horor di sekolah ini. Kini wajah menyebalkannya muncul lagi.
Namun kali ini bukan hanya wajah menyebalkan, Steven juga menampilkan wajah ketakutan karena cerita horor yang ia bawakan. Entah mengapa itu membuat Ariella tersenyum kecil. Ternyata orang jahil seperti Steven juga bisa merasakan takut ketika balik dijahili oleh hantu.
Itu lucu menurut Ariella.
Nampaknya seluruh peserta MPLS yang lain juga menikmati ceritanya. Mereka semua tampak antusias mendengarkan ceritanya. Walaupun Ariella masih ragu. Mereka antusias mendengarkan ceritanya atau mungkin semangat karena melihat ketampanan yang bercerita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokidoki
Teen FictionJangan sekali-kalinya telat atau hidup kalian akan seperti di neraka! Awal masuk sekolah sudah seperti kutukan bagi Ariella. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan seorang cowok yang kerjaannya bikin malu anak orang. Siapa orang yang en...