a.a

9 1 0
                                    

🐥


"Telah terjadi penyerangan di kota Las Vegas. Kurang lebih 154 warga di kota tersebut menjadi korban atas penyerangan. Penyerangan tersebut terjadi pada pukul 11 siang tadi. Polisi masih meyelidiki siapa pelaku dalam penyerangan tersebut. Kami bersama mr. Hen..."

Klik

"Lagi.." Zella menghela nafas.

Berjalan menuju dapur, mengambil gelas, merebus air, meracik untuk membuat coffe. Berjalan kembali ke kamar menuju balkon.

Duduk bersila menikmati hembusan angin. Meminum sedikit demi sedikit coffe nya.

Tok. Tok

Ia meletakkan gelas di meja sampingnya. Bangkit menuju pintu rumah. Ia melihat kurir yang membawa barang, ia menandatangani kemudian mengambil barang tersebut.

"Terimakasih" ucap Zella

"Sama-sama nona, saya permisi" Zella tersenyum. Menutup kembali pintu rumahnya.

Ia kembali ke balkon kamar, membuka kiriman paket tersebut. Ia bahkan tak ingat, apa dia membeli sesuatu. Seingatnya. Tidak.

Dahi Zella menyerngit. Gaun berwarna navy  panjangnya selutut dengan potongan tangan seperempat. Di bawah penutup kotak ada tulisan pengirimnya, namun tak mencantumkan nama pengirimnya.

Ia mengambil kunci di meja kemudian ia bangkit. Berjalan mengambil jaket, ia tak lupa membawa paket kiriman tersebut, dan keluar dari rumahnya.

Suara radio menemani perjalanan Desta. Mengetuk pelan kemudi mengikuti irama lagu.

Ia berhenti di depan super market, Ia menutup pintu mobilnya. Berjalan ke dalam super market mengambil sekaleng minuman, kemudian ia membayarnya ke kasir.

Ia melanjutkan kembali perjalanannya. Perjalanan di Busan hari ini tak terlalu ramai. Banyak orang yang berjalanan kaki di trotar. Menjalankan aktivitasnya masing-masing.

Ia sampai di depan rumah tingkat dua. Didepan rumah tersebut terlihat nenek yang sedang menyiram bunga. Nenek itu berbalik, senyumnya mengembang ketika melihat Zella. Zella segera turun dari mobil, menghampiri nenek tersebut.

"Nenek apa kabar?" Zella memeluk nenek tersebut, dan nenek itu pun membalas pelukan Zella.

"Nenek baik, tumben kamu kesini" Nenek tersebut melanjutkan menyiram bunganya.

"Aku mau ketemu sama Louis nek, Louis nya ada ?"

"Anak itu di kamar. Kamu kesana dulu aja, samperin dia. Nenek mau buatin kamu minum dulu" Zella tersenyum.

Zella duduk diruang tamu. Terlihat nenek berjalan kearahnya. Nenek tersebut ialah tak lain nenek Louis, Louis sendiri adalah sahabat kecil Zella. Ibu Louis masih dalam perjalanan bisnis, dengan ayahnya. Sebenarnya dulu Louis dan Zella adalah tetangga. Tapi karna ada sedikit masalah, akhirnya keluarga Louis memilih pindah rumah yang tak jauh dari rumah Zella sendiri.

"Kamu udah samperin Louis?" Nenek meletakkan teh di meja, kemudian ia duduk didepan Zella.

"Udah nek, katanya dia mau mandi sebentar" Nenek hanya menganggukkan kepalanya.

"Ada apa sih Zel" Terlihat Louis berjalan menuruni tangga, dengan pakaian santainya.

"Nenek kebelakang dulu ya, kalian bicara dulu" Zella tersenyum

Zella meletakkan kotak yang ia terima dari kurir tadi pagi ke atas meja. Louis yang penasaran akhirnya membuka kotak tersebut, ia menautkan kedua alisnya.

"Aku capek, masaa- tiap hari selalu ada orang yang kirimin aku barang"

"Hmm.. yaudahlah terima aja, kenapa sih?"

"Tapi aku nggak tau siapa pengirimnya, aku kan takut kalo terjadi sesuatu"

"Emang sejak kapan, ngirim barang kayak gini?"

"Udah empat hari yang lalu, tapi nggak cuma dress"

"Kenapa kamu baru cerita sama aku"

"Yah aku kira, orangnya itu cuma salah alamat. Tapi sampai sekarang bukannya ambil barang karna salah alamat, tapi kiriman barang terus" Zella menghela nafas. Ia menyenderkan badannya ke sofa.

Dihari pertama ia menerima sebuah dompet , hari kedua ia menerima sebuah earphone, hari ketiga ia menerima anting ,dan hari ini ia menerima dress. Zella memijat pelipisnya pelan.

🐥
-ra

🐥-ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang