a.b

8 1 0
                                    

Suasana taman tampak ramai, Karna hari ini hari libur, jadi banyak anak muda yang datang ke taman untuk olahraga, atau menikmati udara di taman.

Zella duduk dibangku dekat kolam taman. Ia fokus bermain dengan ponselnya. Dengan earphone di telinganya.

Botol minuman yang tadinya berada di samping Zella terjatuh, karna ia tak sengaja menyenggolnya. Ia menunduk untuk mengambil botol tersebut. Meletakkan kembali di samping Zella.

"Kakak" Zella menoleh, ternyata ada anak kecil laki yang memanggilnya. Zella melepaskan earphone nya.

"Iya. Ada apa dek? Kamu tersesat?" Anak kecil itu menggeleng. Anak kecil itu menyodorkan sebuah coklat kearahnya. Zella yang melihat menjadi bingung. Ia menatap anak kecil itu dengan raut seolah bertanya.

"Tadi ada paman yang ngasih ini ke aku, katanya disuruh ngasih ke kakak"

"Terus pamannya sekarang dimana?" Anak kecil itu menunjuk ke arah pria dengan pakaian olahraganya.

Zella terkejut. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Zella. Leaki itu sampai didepan Zella. Keadaan hening seketika.

"Tidak ada pelukan untukku?" Suara pria tersebut memecahkan keheningan yang berlangsung. Zella yang sadar, langsung memeluk pria tersebut dengan sangat erat.

Zella melepaskan pelukannya. Kemudian menatap pria tersebut dengan bibir mengerucut. Pria tersebut tersenyum manis.

"Adik kecil makasih ya udah bantu paman, ini coklat buat kamu" Pria tersebut memberikan coklat dari kantungnya. Setelah mengucapkan terimakasih anak kecil tersebut berlari ke arah ibu dan ayahnya.

"Hei" Pria tersebut membuyarkan lamunan Zella.

"Kakak jahat, gabilang kalo mau pulang" Zella mengerucutkan bibirnya, menatap pria tersebut dengan kesal.

"Jika aku memberitahu, tidak suprise dong" Pria tersebut mengacak pelan rambut Zella.

"Kak Meo, pulang jam berapa tadi?"

"Tadi pagi, tapi kamu gaada. Kata bibi Jang kamu di taman, yaudah aku nyusul kamu aja" Zella mengangguk paham.

Zella bukan anak tunggal. Ia mempuanyai Kakak laki-laki yang bernama Jumyeon tapi Zella memanggilnya dengan sebutan Kak meo. Kakak Zella sendiri pulang dari mengurus bisnisnya di Amerika. Jadi hampir 2 tahun ia tidak bertemu dengan kakaknya karna bisnis.

"Ayo jalan-jalan dulu, terus pulang. Tadi kakak keliling cari kamu, eh ternyata disini" Jumyeon mengalungkan tangannya ke leher Zella. Zella tersenyum bahagia.

"Ayo"

Dalam perjalanan pulang, Jumyeon mengajak Zella untuk makan sebelum sampai rumah. Karna ia rindu makan bersama adiknya. Setelah makan, mereka berjalan bersama sambil tertawa karna cerita masing-masing. Dalam perjalananpun mereka membeli makanan ringan di pinggir jalan.

"Kakak, aku mau ini" Zella menunjuk makanan di depannya.

"Ambillah" Zella tersenyum.

Zella dan Jumyeon sampai di rumah siang hari. Setelah melepaskan kerinduan masing-masing.

"Zella, kakak ke atas dulu. Mau mandi terus istirahat"

"Iya kak"

Jumyeon melangkahkan kakinya ke arah tangga. Zella duduk di sofa. Kemudian bangkit berjalan ke arah dapur, untuk mengambil minuman.

"Nona" Zella yang baru saja membuka kulkas, menoleh saat ada yang memanggilnya.

"Eh bibi Jang, ada apa?"

"Tadi tuan Louis menelfon dengan telfon rumah, katanya nona tidak bisa dihubungi"

"Ooh, aku tadi tidak membawa ponsel, nanti aku akan hubungi balik Louis, cuma itu saja bibi?"

"Iya non, saya permisi" Bibi jang meninggalkan dapur.

Zella segera kembali ke kamar dan mengambil telfonnya di nakas. Ia menelfon Louis dan duduk di balkon.

"Hallo Louis"

"Hallo Zel"

"Ada apa?"

"Aku tadi kerumahmu, tapi kamu gak ada"

"Hm, iya habis lari-lari"

"Besok aku jemput ya?"

"Kemana?"

"Ngelayat"

"Ha?"

"Ya kuliah dong Zel. ya kali mau ngelayat"

"Ya gak apa kalo mau ngelayat"

"Emang siapa yang meninggal kalo mau ngelayat?"

"Kucing tetangga"

"Emang punya tetangga?"

"Enggak"

🐥
-ra

[ Ceritanya pendek? Iya, karna aku gabisa nulis cerita panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ Ceritanya pendek? Iya, karna aku gabisa nulis cerita panjang. Harap maklum"

TEORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang