b.a

6 1 0
                                    

Zella berjalan ke meja makan, Zella melihat ada kotak diatas meja makan. Dimana bibi Jang dan pembantu di rumah ini? Pikir Zella.

Ia melihat sekitarnya. Tidak ada orang.
Ia mengambil kotak tersebut, dan ia membuka kotaknya. Zella menghela nafas.

"Sampai kapan lagi, gak bosen apa ngirim barang terus"

Zella berfikir kenapa barang yang ia terima dari orang aneh selalu barang ber-merk yang Zella belum punya. Dan anehnya barang yang dikirim adalah barang yang di incar Zella.

"Apa itu Zel" Zella menoleh, ada kakaknya yang sedang berjalan dari atas tangga.

"Sweater"

"Dari?"

"Gak tau"

"Bisa dikata penyetalker?"

"Emm. Boleh" Zella dan Louis duduk dikursi meja makan masing-masing, mengambil makanan mereka.

"Kak"

"Hm"

"Minggu depan hasil skripsiku keluar, beneran turutin ya"

"Iya sayang, apa yang gak buat kamu hm? Buktinya sewaktu kakak di US kamu minta hadiah tas branded kakak beliin, dengan alasan nilai harus bagus" Memang tahun lalu Zella membuat tantangan jika ia mendapat nilai bagus yang memuaskan, ia akan meminta hadiah dari kakaknya. Louis setuju, dan Zella berhasil. Sebagai hadiahnya Zella meminta tas branded yang hanya ada 3 di dunia.

"Oke siap bosku" Mereka menyantap makanan mereka. Jika di meja makan Zella selalu rindu kepada orang tuanya. Karna biasanya Mamanya akan muncul dari dapur membawa makanan. Dan yang lainnya duduk manis di meja makan. Zella rindu.

¢¢¢

Banyak anak kampus yang menyukai Zella. Selain Zella cantik, ia juga anak yang pintar, baik. Meskipun Zella tergolong anak orang kaya, dia jarang memakai uang orang tuanya. Tapi ia akan meminta kepada kakaknya. Itulah Rymond Zella.

Dalam minggu ini Zella disibukkan membuat skripsi untuk akhir semester ke-3 nya. Zella mendapati tantangan dari kakaknya. Jika ia berhasil dan mendapat nilai yang bagus, maka kakaknya akan menuruti kemauan Zella. Jika tidak, kakaknya akan mengurangi permintaan Zella selama ini, seperti jika Zella setiap minggu membeli barang, mungkin Zella baru mendapatkan barang setiap bulan. Mengurangi kan. Zella sangat bersungguh-sungguh.

Dan saat ini Zella berfikir jika ia menang dalam tantangan kakaknya. Ia akan meminta apa untuk kali ini. Baju? Sudah terlalu banyak hampir setiap minggu akan ada 2-3 baju yang masuk dalam lemari Zella. Sepatu? Tidak, karna Zella lebih suka memakai high hills. Mobil? Zella jarang membawanya, ia lebih suka memakai sopir. Entahlah nanti akan dipikirkan Zella setelah hasil skripsinya keluar.

Kakaknya, Louis menerima tantangan ini bukan untuk memanjakan Zella. Tapi ia ingin Zella senang. Kecilnya Zella jarang meminta kepada orang tuanya, justru kakaknya yang meminta aneh-aneh. Tapi ketika sudah besar, seperti saat ini. Posisi mereka bertukar.

Jam kuliah Zella sudah berakhir 40 menit yang lalu. Tapi tak ada tanda-tanda kedatangan sopir jemputan Zella. Harusnya ia akan pulang dengan Louis karna Louis ada urusan mendesak dan akhirnya ia menelfon sopir untuk menjemputnya.

Karna Zella bosan, karna ia tidak suka menunggu tapi kalau orang lain yang nunggu Zella itu tidak apa. Zella memutuskan pulang dengan taksi.

Zella berusaha membuka pintu taksi. Zella ketakutan. Sopir tersebut membawa sebuah pisau yang diarahkan ke arahnya, Zella tak mampu menampung air matanya.

"Jangan" Zella menangis.

Zella sudah berusaha membuka pintunya, menggedor namun tak bisa. tak ada seseorang yang melintas ditempat taksi yang ia tumpangi.

Zella pasrah

🐥
-ra

story cindynoona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

story cindynoona

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang