III

6.2K 351 26
                                    

Ada saatnya aku akan dihadapkan dengan masa-masa sulit. Terlalu sibuk, hingga curiga tumbuh antara aku dan dia, hingga mulai melemahkan. Waktu yang seolah tak ingin berpihak padaku. Padahal aku dan dia sama sama tahu, temu bisa menyeselaikan ini, tentang semua kabar tak baik yang ikut terbawa angin.

Kini aku sudah mulai dikenal masyarakat, jadwalku mulai sedikit padat setelah menghadiri pesta pernikahan temanku masa itu. Sedikit banyak orang yang memintaku bekerja di acaranya. Baru 4 hari aku menjalin cinta dengan Misaki, hubungan kami renggang. Bajingan sekali aku. Sudahlah, masa bodo, saatnya aku bukan? Menjadi lelaki bajingan seperti di luar sana?

"Jangan Bas! Jangan"

Entah suara dari mana, tiba tiba terdengar di telingaku, terngiang, menggema. Aku menangis. SIAL! pria macam apa aku ini? Pantaskah diriku menjadi pendamping seorang Misaki? Ayo cepat bangun dari mimpimu pria bodoh! Bangun.

Ah.. bukan mimpi. Semuanya terjadi. Aku memutuskan untuk bertemu Misaki hari ini. Meminta maaf, setidaknya meski sudah membuatnya terluka aku tak ingin menambah lukanya.

"Tok tok tok"

"Halo.. Ada orang??? Kii"

"Hmmm??"

"Ini aku ki, Abbas"

"Gubrak klontyang klontyang miaw bruakk" suara riuh terdengar sampai di luar. Entah suara apa itu, aku tak tahu pasti.

"Iya bas?"

Misaki keluar denga mengucek matanya, rasanya ingin langsung ku culik saja. Tetap saja terlihat cantik.

"Mm.. jalan, yuk?"

"EHHHH AKU BELUM MANDI.. TUNGGUIN YAK.. MASOK DULU SINI"

"Iya iya, santai aja ki"

"Lagian kau ga ngomong sih, bas"

"Iya.. maaf"

"Shhttt.. jangan minta maaf, kamu gak Salah, jangan biasa kayak gitu kalau sama aku"

GILA GILA GILAAAA
dimana kebanyakan cewe selalu minta dirinya yang benar, ini...

Now playing;- anji, bukti


Sambil nunggu, aku baca-baca koran di rumah dia, lumayan, mengisi waktu luang.

Gak lama setelah itu, 10 menitan, Misaki nemuin aku.

"Bas, ayo"

"Gilak cepet banget"

"Gamau kamu nunggu lama lama, biar nanti juga cepet nikahnya"

"Ehhh"

GILA GILA GILA
sumpah Misaki di luar dugaanku, dimana kebanyakan cewek lain Mandi, dandan lamaa banget, Misaki, secepat kilat, secepat dia membuatku jatuh cinta.

"So, mau kemana kita?"

"Coban talun"

"Wah, tau banget aku suka air terjun"

"Wajib dong"
Entah ya, Misaki benar benar suka atau bicara tidak dibalik topengnya

"Nih, pake helm nya"

"Iya, makasih bas"

Di perjalanan kami tak banyak bicara, Misaki memelukku, dengan kedua tangannya, sedangkan aku, hanya menggenggam tangannya dan satu lagi masih memegang erat yang lain. Santai, aku bukan mendua, hanya sedang berkendara.

"Gila sih, Keren banget air terjun itu"

"Banget"

"Bas?"

"Iya?"

"Aku iri sama air terjun"

"Lah kenapa? Pengen jatuh?"

"Iya sih, mereka jatuh, tapi bersama sama, gak seperti aku, sendiri"

"Kan Ada aku"

"Kenapa kamu?"

"Ya bukan sekedar menemanimu jatuh, aku gak mau kamu jatuh, kalau terlanjur jatuh, Kita bangkit bareng bareng"

"Ih gombal"

"Bukan gombal, real"

Misaki tersipu. Yash aku berhasil.

"Bas, main air yuk"

"Aku gak bawa baju ganti sih"

"Yaudah sama"

"Yaudah, sini, kaki aja yang berendam"

"Wkwkw, bener bener"

Gila, Hari ini aku bahagia, banget. Tapi tak tahu lagi kalau aku jadi bajingan, mungkin habis manis, ampasnya ku buang.

Misaki menyandarkan kepalanya di bahuku, rasanya terlalu indah.

"Ki?"

"Ki?" Aku bicara sedikit keras

"Ah? Iya Bas? Maaf disini terlalu ramai, aku sedikit tak bisa mendengarmu"

"Aku cinta kamu ki!" Seketika orang orang disekitar Kami diam, Kami berpelukan dalam lautan tepuk tangan orang orang ini. Misaki memandang wajahku, aku gugup.

"SENJA BAS! SENJA!"

"Wah, senja, yang sempat membuatku mabuk kepayang sebelum mengenal fajar"

"Wah, senja, yang sempat membuatku mabuk kepayang sebelum mengenal Abbas"

"Dih, sudah Pinter ngegombal kamu ya"

"Bukan gombal Bas, real"

"Pulang yuk, ki?"

"Ayo, nanti orang tua ku khawatir"

"Tau saja apa yang mau ku ucapkan"

"Iya lah, kan cinta sejati"

"Wkwkwk"

Perjalanan pulang ini sedikit diam, jalanan sedikit sepi.

"Ki, menurutmu, cinta sejati itu apa?"

"Kita, wkwkw"

"Gombal lagi.."

"Iya deh, serius, yaa.. saat dimana jantungmu berdebar begitu keras tiap kali memandang matanya, dan duniamu seakan berbunga bunga setiap kali memikirkannya"

"Kalau menurutku ki, cinta sejati datang setelah itu"

"Hah?"

"Ya saat ketika kau sudah tersadar dari mabuk kepayang, dan kau masih tak bisa hidup tanpanya, itu cinta sejati"

"Gila, Yang aku tahu, kamu cinta sejatiku! Titik!"

Aku tersenyum kecil, memandang wajahnya yang ayu dari kaca spion. Benar benar cantik.

"Makasih ya bas, atas hari ini"

"Iya, sama sama ki"

Hari ini berakhir singkat. Semoga aku bisa menjadi pendampingnya kelak, setiap hari bersamanya, membelai wajah cantiknya, hati lembutnya, bibir manisnya, aku cinta semua hal tentang Misaki. Terutama caranya mencintaiku.

Bukan Senja, tapi FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang