EXTERRUIT {04}

64 12 31
                                    

"Njirr.. tadi panas banget wehh,"ucap Nara dengan wajah lelah.

"Iyaa, napa sih setiap hari Senin tuh paginya selalu aja panas, niat banget kan tuh si Mentari pengen ngerjain kite,"timpal Agatha.

"Assalamualaikum,"salam Pak Bambang memasuki kelas XI A. Spontan, para murid langsung duduk rapi di kursi masing-masing.

"Mana ini gak ada yang jawab!"bentak Pak Bambang. "Wa'alaikumsalam wa rohmatullahi wa barakatuh!"jawab para murid serempak.

"Astaghfirullah!"ucap Pak Bambang sambil menepuk keningnya pelan. "Kenapa Pak?"tanya Nara selaku KM(Ketua Murid y.. bukan Kilometer, soalnya pengalaman aku jadi KM diledek Kilometer_-).

"Buku nilai Bapak ketinggalan!"jawab Pak Bambang sambil duduk di meja guru.

"Lah terus napa Bapak malah duduk? Gak ngambil buku nilainya,"tanya Nandya bingung.

"Ya kalian lah yang ambilin!"ucap Pak Bambang dengan santai. "Nara! Ambilin sono!"ucap beberapa murid. "Ya Allah! Masa gue terus sih! Kalo hal begini kan bisa yang laen!"balas Nara malah memasang posisi duduk yang nyaman.

"Yaudah Wakil KM!"
"Gak! Nanti gue malah dikira mabal,"
"Oh iya lo kan tampang-tampang tukang mabal yahh,"
"Sekretaris!"
"Sekretaris itu tugasnya nulis-nulis,"elak Nandya selaku sekretaris.
"Udah! Kamtiblas aja!"ucap Nara sembari menunjuk Fia yang sedang bermain adu jempol dengan Agatha.
"Woy Fia! Cepet sono!"ucap murid yang lain mendesak karna tak mau Pak Bambang keburu marah.

"Yeee!!! Gue menang!!"sorak Fia kegirangan. Sedangkan yang lain melihatnya dengan berbagai macam tatapan.

"Kenapa pada ngeliatin gue gitu? Gue cantiq? Emang iya!"pede Fia sambil mengibaskan tangan kanannya.

"Lo ambil buku nilai Pak Bambang sono!"ucap Nara. Sedangkan para lelaki langsung memasang tampang pura-pura muntah karna ucapan Fia.

"Lah kenapa gue?"tanya Fia sambil menunjuk hidungnya.
"Ya karna lo kamtiblas,"jawab Azka sekenanya.
"Kamtiblas kan tugasnya mengamankan dan menertibkan kelas bukan disuruh-suruh begono!"ucap Fia mengelak.

"Udah sono ah cepet nanti Pak Bambang keburu marah Fi!"desak murid yang lain.

Dalam hal begini Fia memang takut karna dia yakin pasti diluar sana sedang sepi dan dia akan berada sendirian di luar sana. Ya, tapi tetap saja alasan terkuatnya adalah MALAS.

"Gue takut ada apa-apa diluar!"balas Fia mulai akting ketakutan sambil menatap pintu kelas.

"Lo kebanyakan nonton pelem-pelem horor sihh,"ucap Agni.
"Yaudah, ada yang nemenin Fia aja!"
"Siapa?"
"Salsa!"
"Shhttt! Gue lagi nyalin tugas nihh, sori ga bisa nemenin lo ya Fi!"
"Agatha!"
"Mager gue!"

"Tapi.... sama aja! gue pernah baca komik, mereka tuh berdua doang di sekolah. Terus di teror! Ga ah gamau yang laen aja plisss"ucap Fia memelas sambil berakting layaknya pemain profesional dimana tidak ada yang tahu dia hanya berpura-pura.

"Yaudah cowok aja!"putus Nara lelah menghadapi gadis macam Fia.
"Ada gak cewek ama cowok di sekolah yang diteror? Gada kan? Dah lah buruan!"tanya Nara sambil melihat sekeliling kelas mencari orang yang akan ia suruh kalau perlu paksa untuk menemani Fia.

"Eh? eeee-"kaget Fia lalu mulai berpikir apalagi alibi yang harus dikeluarkannya sekarang.
"Azka! Temenin Fia!"
"Kan udah gue bilang nanti gue dikira mabal,"
"Ya kan sama Fia!"
"Gak ah gue mager!"

"Ini buku nilainya kapan diambil?"ucap Pak Bambang sambil menyeruput kopinya yang entah sejak kapan ada di meja guru.

"Gua aja yang nemenin Fia!"ucap seorang lelaki sengan lantang. Serempak semua kepala menoleh pada sumber suara itu.

"...?"

—♡—

weh weh apdet lg nii pen buru buru ke konflik, tp males ngetik. dahlah.

Hai! Kira-kira itu yang ngomong siapa?

A. Pak Bambang
B. Mang Deden
C. Pak Ujang

Bagi kalian yang belom tau, Mang Deden itu yang jual batagor, telor gabus, siomay, cilok, dll di kantin guys.. Langganan si Fia, Salsa, Agatha, Agni, Nandya, dan yang paling jadi pelanggan setianya NARA! Nanti dimunculin deh Mang Deden kesayangannya Nara ini.

Terus, Pa Ujang tu satpam sekolah. Yang melingkup jadi tukang ojek. Nanti keknya ada di part berikut-berikutnya gatau dah part berapa.

Salam manisnya aku,


—milkyplumzz

EXTERRUITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang