Dua

320 30 0
                                    

Sudah hampir enam bulan Maya dan Mathar bersekolah. Mereka masih tetap tidak mau berteman dengan Andra. Bukan mereka sih, lebih tepatnya Mathar yang tidak ingin berteman dengan Andra.

Saat Maya ingin bermain dengan Andra, Mathar selalu melarangnya. Dan apa yang akan dilakukan Maya?

Dia hanya diam karena Mathar selalu mengancam

'Kalo Maya main sama Andra, kakak ndak mau temenan sama Maya lagi!' Yah, seperti itulah yang dikatakan Mathar.

Dan apalah daya Maya si gadis polos itu. Ancaman yang seperti itu sudah membuatnya takut.

"Athal, Aya mau nanya," ucap Maya saat mereka sedang menggambar di rumah milik keluarga Maya.

"Apa?" tanya Mathar tanpa mengalihkan pandangannya pada gambar buatannya.

"Athal kenapa cih ndak mau temenan cama Andla? Kan Andla baik. Dia juga ganteng, " ucap Maya polos.

"Kenapa Maya bilang gitu? Maya suka sama Andra?" Mathar balik bertanya dan kali ini menengok ke arah Maya dengan wajah sedikit geram.

"Ciapa yang cuka? Yang cuka cama Andla itu Citla, yang duduk di campingnya Andla."

"Yang duduk di sampingnya Andra kan cowok."

"Ih, bukan yang cebangku. Yang cebelah kilinya."

"Oh, yang itu," jawab Mathar acuh.

"Ih, Athal belum jawab petanyaan Aya tauk. Cepetan jawab!" desak Maya.

"Pertanyaan yang mana?"

"Kenapa Athal ndak mau temenan cama Andla?" tanya Maya dengan nada datarnya. Mathar telah berhasil membuat mood Maya hancur.

"Karena kamu bilang dia ganteng," jawab Mathar enteng.

Maya yang mendengar jawaban Mathar masih kebingungan.

"Macudnya?"

"Kalo Maya bilang kakak lebih ganteng dari Andra, kakak mau jadi temen Andla."

"Gitu doang?" tanya Maya memastikan. Mathar mengangguk dengan tegas.

"Yaudah. Athal kan emang lebih ganteng dali Andla."

"Beneran?"

"Kenyataannya emang gitu kakak. Coba aja kakak ngaca. Cebental Aya ambilin cemin dulu, " ucap Maya yang langsung pergi ke kamarnya.

"Nih!! Coba deh. Athal ngaca. Athal itu lebih putih dali Andla, lebih mancung, lebih tinggi, lebih pi-"

Cup..

Ucap Maya terhenti saat Mathar mencium pipinya. Tanpa sadar, pipi Maya yang putih itu perlahan-lahan berubah menjadi merah.

"KAK ATHALLL!! Kenapa cium-cium Aya cih?!" teriak Maya.

"Soalnya kamu lucu," ucap Mathar sambil tertawa dan berlari keluar rumah untuk menghindari amukan Maya.

==========

Sekarang sudah memasuki bulan April. Maya sedang bingung. Ia bingung akan memberikan kado apa untuk Mathar. Ya, pada bulan ini Mathar berulang tahun. Tepatnya tanggal 22.

Maya berada di kamarnya. Ia duduk di samping kasur minisize yang bergambar Winnie The Pooh miliknya. Di depannya, terdapat sebuah celengan berbentuk ayam jago.

"Aya mau kasih apa ya buat Athal?" tanya Maya pada dirinya sendiri.

"O iya. Athal kan cuka gambal. Aya mau kacih ini aja deh kalo gitu."

My Possesive Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang