Enam

236 25 2
                                    

Flashback On

Saat Mathar akan kembali untuk menjemput Maya di halte sekolah, ia dikejutkan dengan Andin yang tiba-tiba pingsan di depannya.

Tanpa basa-basi, Mathar menggendong tubuh Andin lalu membawa ke sebuah kamar. Ia mengetahui bahwa itu kamar Andin, karena tulisan yang berada di depan pintu.

Berhubung tidak ada orang lain di rumah ini, Mathar mau tidak mau menunggu Andin sampai sadar.

Perasaan Mathar saat ini sangat gelisah. Ia bingung, bagaimana dengan Maya?

Mathar sudah mencoba untuk menelfon Maya. Tapi, HP gadis tersebut tidak aktif. Pikiran Mathar melayang kemana-mana.

Ia sudah mencoba menyadarkan Andin dengan minyak telon, tapi belum ada reaksi apapun dari gadis itu.

Dua jam kemudian, Andin terbangun. Mathar sangat lega saat itu. Bukan! Bukan karena ia sangat mengkhawatirkan Andin. Tetapi, ia bisa langsung menjemput Maya. Sudah sangat lama ia meninggalkan maya sendirian.

"Andin, aku jemput Maya dulu ya?" pamit Mathar.

"Mathar, aku laper. Aku nggak bisa masak. Mama nggak ada di rumah. Bibi juga," ucap Andin pura-pura lesu.

"Kamu kan bisa DO,"

"Tapi aku pengen masakan kamu," jawab Andin.

"Tapi kan aku harus jemput Maya dulu. Kasihan dia," tukas Mathar.

"Thar, tolong. Sekali ini aja. Kamu ngehargain perasaan aku," ucap Andin dengan mata berkaca-kaca.

"Gini aja. Aku jemput Maya dulu, baru setelah ini, aku masakin kamu," putus Mathar.

"Aku juga takut di rumah sendiri. Aku minta kamu masakin kamu itu, biar aku ada temennya dirumah. Tolong ya, kamu disini bentar. Seenggaknya sampai mama atau bibi udah pulang."

Mathar menghembuskan nafas beratnya.

"Iya,"

Mathar tidak tau bahwa Andin telah merencanakan semua ini. Mulai dari pura-pura pingsan, juga tentang bibinya yang tidak berada di rumah.

Sebenarnya, saat di sekolah sebelum menghampiri Mathar yang berada di depan gerbang bersama teman-temannya siang tadi, Andin telah menyuruh pembantunya untuk pergi dari rumah dan kembali setelah pukul enam sore. Sedangkan ibunya, ia biasanya pulang pada pukul 7 malam.

Benar sekali. Tepat pukul 6, pembantu di rumah Andin pulang. Dengan segera, Mathar berpamitan dan langsung melesat ke arah sekolah.

Namun, dewi keberuntungan sedang tidak bersamanya.

Ban motornya bocor. Dan butuh putar balik untuk menuju ke tambal ban.

Jam menunjukkan pukul 6.15. Mathar masih dengan gelisah menunggu bannya selesai untuk di tambal.

Setelah itu, Mathar bergegas ke sekolah untuk menjemput Maya. Sesampainya di halte tempat Maya menunggu tadi, Mathar sangat terkejut karena sudah tidak ada orang sama sekali. Pikirannya sangat kalut. Ia takut Maya kenapa-napa.

Lalu, ia mengeluarkan handpone dari saku celananya. Ia segera mencari nomor seseorang.

"Assalamuallaikum, ma, Maya sudah dijemput papa ya?"

Jangan heran, karena Mathar memang memanggil mamanya Maya dengan sebutan mama juga.

"....."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Possesive Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang