"Seru banget banget kayaknya, sampai nggak nyadar aku deketin," ucap seseorang yang di belakang Maya.
Maya terkejut dan langsung membalikan badannya.
"Mathar, sejak kapan lo di sini? Andin lo tinggal?" tanya Maya.
Mathar hanya diam tak ingin menjawab. Ia masih penasaran dengan isi chat Maya dengan Andra tadi.
"Chat siapa sih?!" Tanya Mathar dengan sinis.
"Kenapa tuh mata? Selo ae dong," ketus Maya tak kalah sinis sambil mengalihkan matanya dari Mathar.
"Siapa?!" tanya Mathar dengan nada agak meninggi.
"Apanya?"
"It-"
"Lo kenapa sih Thar? Ribet banget sama urusan si Maya," ucap Vitto.
"Lo gak usah ikut campur urusan gue, To. Gue kayak gini itu karena Maya sahabat gue," jawab Mathar.
"Nah, itu lo tau. Lo itu cuman sahabatnya. Lo, gue, Bagas, dan Dani itu artinya sama buat Maya. Kita itu CUMA SAHABATNYA. Dan, lo juga harus tau batasan seorang sahabat," jelas Vito. Mathar hanya diam sambil mencerna ucapan Vitto.
"Udah deh. Gak usah pada ribut. Itu tadi Andra. Dia bal-"
"ANDRA?!! Kamu mesra-mesraan gitu sama Andra?" sarkas Mathar.
"Lah. Siapa yang mesra-mesraan sih?! Lo dari tadi bilang gitu mulu. Sebel tau nggak?!" jawab Maya kesal.
"Sorry."
Maya menghembuskan nafas beratnya.
"Andra balik ke Indo. Katanya dia juga mau sekolah di sini, " jelas Maya
yang membuat Mathar terdiam sejenak."May?" panggil Mathar setelah dia duduk di sebelah Maya. Mereka berdua memang duduk sebangku.
Maya hanya menaikkan satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'.
"Kamu jangan jauhin aku ya kalo udah ada Andra."
"Lah, emang dulu pas ada Andra gue jauhin lo?" tanya Maya bingung.
"Bukannya gitu. Cuma-" ucap Mathar terpotong.
"Cuma apa?" tanya Maya penasaran.
"Ya-ya pokoknya kamu enggak boleh ngejauh dari aku. Satu lagi. Jangan pakek lo-gue juga. Gak enak ngomongnya."
"Kalo soal itu gue enggak bisa. Lo juga harus terbiasa bicara kayak gini sama gue Thar, demi Andin."
"Kenapa Andin?"
"Lo harusnya peka Thar. Dengan lo yang ngomong aku-kamu sama gue, itu artinya bagi lo, Andin dan gue di hidup lo itu sama Thar."
"Nggak sama, lah. Kamu lebih berarti berkali-kali lipat dari Andin atau siapapun itu," ucap Mathar santai.
Maya yang mendengar itu terdiam. Ia tak menyangka Mathar akan menjawab seperti itu.
"Lo, gue nggak habis pikir sama lo, Thar. Kalo lo ngeras begitu, lantas buat apa lo pacarin si Andin?" Mathar terdiam.
"Plis, hargai perasaan Andin. Jangan terlalu perhatiin gue, Thar. Kasihan Andin,"
"Jadi, kamu gak suka aku perhatiin?" tanya Mathar lesu.
"Bu-bukan gitu. Tapi, bener kata Vitto tadi. Gue itu cuman sahabat lo. Andin itu cewek lo. Lo harus tau batasan seorang sahabat. Gue juga gak mau di cap sebagai PHO sama orang lain," jawab Maya dan langsung mengalihkan pandangannya ke depan karena guru Kimia, Bu Hidayati, masuk ke dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Best Friend
Teen FictionBayangkan jika kalian menjadi seorang Amaya Galuh Indraprasta. Ia memiliki seorang sahabat yang sangat-sangat posesif, protektif, dan arogan terhadap dirinya. Mathar Wijaya Putra. Seorang pria tampan dengan tatapan misteriusnya. Ia adalah sahabat M...