Makan malam selesai , gee memutuskan untuk keluar rumah dengan alasan ingin menikmati angin malam .
Setiap orang punya rasa bosan masing-masing . Mungkin saja gee sedang bosan dirumah dan sekarang ingin keluar untuk sekedar menghilangkan rasa bosan . Untuk malam , siapa yang tidak suka langit malam? Terlebih ada bintang dan bulan disana . Katakan saja tuhan terlalu menghiasi dunia dengan indah .
Gee keluar dari gerbang rumahnya . Sudah beberapa hari ini sini tapi dia belum juga pernah keluar rumah untuk melihat-lihat disekeliling rumahnya . Sekalian menghilangkan rasa bosan mungkin saja gadis itu ingin melihat-lihat lingkungan dikompleks nya itu . Gee berjalan belum terlalu jauh dari rumahnya , sekitar 2 rumah . Namun seketika langkah gee berhenti . Dia menangkap satu wajah yang berjarak tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri sekarang .
"Lah , lo..lo..lo kan" kata gee terbata-bata sambil menunjuk seorang lelaki didepannya . What the ..? Apa itu lelaki? Apa dia?
Yah lelaki itu grey . Lelaki itu sedari tadi sedang duduk didepan rumahnya sambil memainkan ponsel . Lelaki itu menoleh ke arah gee dan terlihat kebingungan .
"Lo ngapain di komplesk gue?" Wajah datar grey seakan-akan malas berbicara membuat gee takut dan canggung . Bagaimana bisa wajah bingung tadi berubah menjadi datar? Hedeh dasar aneh!
"Gu..gue yah gue jalan doang . Nyari angin" ucap gee yang tiba-tiba jantungnya berdetak sangat cepat .
"Emang rumah lo dimana?" Grey kembali bertanya
"Noh disana , dua rumah dari rumah lo" gee mulai mengatur diri
"Ohh" grey kembali memainkan ponselnya .
"Anjung! Gelud yok!" Batin gee
Gee yang memperhatikannya merasa jengkel hingga meninggalkan grey sendirian tanpa pamit . Lelaki itu selalu saja seperti itu . Seperti orang tidak punya dosa sama sekali . Ahh persetan dengan spesies satu ini!
Gee kembali ke rumahnya . Ia menghentakkan beberapa kali kakinya karna kesal . 'Tampan tapi kuklas!' Begitu batin gee . Gee menuju kamarnya lalu menutup pintu dengan keras kemudian membaringkan tubuhnya ke ranjang . Pikir gee bagaimana bisa ia dan grey bisa satu kompleks . Bagaimana lelaki itu astaga? Apakah ini bencana? Atau kutukan? Padahalkan gee ingin keluar untuk jalan-jalan setiap malamnya . Tapi bagaimana ia keluar bila terus melihat lelaki itu . Demia neptunus katakan saja ini adalah tsunami terbesar bagi gee . Gee terus memikirkan itu dan akhirnya ia juga tertidur .
****
Keesokan paginya , kamar gee sudah ricuh seperti orang menjual pakaian dipasar yang sedang mengadakan promosi .
Kalau dimisalkan barang pecah , mungkin saja sedang ada orang yang berkacau didalamnya . Kalau diibaratkan keadilan , mungkin ada demonstrasi didalamnya . Seperti para mahasiswa juga masyarakat yang mengadakan demo didepan kantor dpr .
"Gee . Bangun . Udah mau jam 7 kamu belum bangun . Bangunn geeeeeeee . MAMA KURANGIN UANG JAJAN KAMU!" teriak wanita paruh baya yang sudah mulai kesal membangunkan putrinya itu . Sepertinya ia ingin menyiram putrinya dengan air panas yang baru saja mendidih .
Dean mashalia , wanita nomor satu di hati gee . Bagi gee , wanita itu adalah seseorang yang mempunyai sayap spesial . Bagaikan malaikat . Meski terkadang gee merasa kesal di marahi oleh wanita itu . Tapi ia sadar bahwa wanita itu tidak pernah lelah untuknya dalam 24 jam . Gee begitu menyayanginya . Dean sendiri adalah seorang wanita asli indonesia yang cantiknya melebihi wanita barat . Usia yang terbilang sudah agak tua namun wajahnya tidak . Katakan saja seperti xiumin exo yang selalu menipu-nipu dengan wajah imutnya . Dean adalah anak dari seorang miliader .
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Amsterdam :")
Teen Fiction"Kalian?" Ucap keempat gadis "Hm , long time no see" dijawab oleh lelaki dengan senyum manisnya Setelah sekian lama berpura-pura akhirnya mereka baru saling kenal ketika berada dalam satu misi yang sama . Mungkin selama ini mereka tidak menyadari...