UKS

6 1 0
                                    

Kini Tania sedang ada di UKS  bersama dengan cowok yang tadi sudah ia bantu dalam tawuran, awalnya cowok tersebut menolak tapi karena paksaan Tania cowok itupun menurut.

"Sok sokan tawuran , tawuran itu ngajak temen lo pen mati ngelawan delapan orang sekaligus" cerocos Tania kepada cowok yang didepannya, tp cowok tersebut hanya menatapnya datar.

"gue tau lo orangnya irit , kagak boros jadi gue maklumin kalo lo ogah ngomong karna takut stok suara lo abis" ucap Tania lagi dan masih dibalas dengan tatapan oleh cowok tersebut , tapi kini bukan tatapan tajam ataupun datar tapi tatapan menyelidik , cowok itu menatapnya dari atas sampai bawah yah Tania tau dia penasaran karena kini wajahnya masih tertutup oleh masker yang masih setia menutup wajahnya, jadi wajar kalo cowok itu mentap Tania seperti itu.

"lo gak perlu tau siapa gue dan gue rasa lo juga bukan seorang yang begitu peduli dan kepo sama suatu hal , jadi gue gak perlu nunjukin wajah gue toh lo juga gak bakal kenal sama gue dan lo gak akan peduli"  titah Tania lagi sambil terus mengobati luka lebam cowok dihadapannya ini, dan dirinnya sangat berharap makhluk didepannya ini tidak akan mengeluarkan kata katanya karena dia gak mau rasa kesalnya kepada cowok ini kembali lagi.

setelah selesai mengobati kini Tania mengembalikan obat obat tersebut pada tempatnya.

"sorry kalo tadi gue ikut campur urusan lo , gue cuman gak bisa liat orang dikroyok apalagi orang itu satu sekolah sama gue gue cabut dulu ya lo juga udah gue obatin" ucap Tania yang kini berlalu pergi.

***

"Bagas darimana saja kamu? Pasti berantem lagi tawuran lagi!" ucap seorang lelaki paru baya pada saat seorang cowok bernama Bagas memasuki rumah yang sudah terbilang mewah itu

"Bagas Ayah bicara sama kamu!" ucap lelaki tersebut dengan menekankan suarannya.

Tapi yang diajak bicara malah melengos pergi begitu saja tampa peduli dengan sosok lelaki paru bayah yang sedang mengajaknya bicara.

Kini cowok itu memilih pergi kekamarnya , dia butuh sendiri dan ketenangan baginya kesendirian itu sudah biasa untuknya.

Sesampainya dikamar dia memilih untuk membersihkan badannya setelah itu dia berkaca dan menatap wajahnya yang lebam karna hasil karya tawurannya tadi. Pandangan terhenti pada plaster yang melekat dibagian  jidatnya. Kini pikirannya teringat kepada sesosok gadis yang sudah menolongnya dan mengobatinnya tadi , seorang gadis yang memiliki mata coklat yang indah dan begitu tenang saat siapapun menatapnya, tiba tiba bibirbirnya tertarik keatas membentuk lekukan senyum tipis yang entah karena apa senyuman itu terbentuk.

Tiba tiba suara gedoran muncul dan membuyarkan lamuanan cowok tersebut, cowok itupun mendengus kesal karena merasa sangat terganggu dia sedang tidak ingin diganggu tp kenapa banyak orang yang memiliki hobi mengganggunya.

"Bagas buka pintunya Ayah mau bicara sama kamu!" ucap seorang dibalik pintu yang sudah ia tahu siapa yang sedang mengganggunya itu.

Cowok itu memilih membuka pintunya dia sangat benci suata brisik sangat mustahil jika dia bisa menghindari ayahnya ini,daripada terus mendengarkan ocehan ayahnya dan juga tingkah ayahnya ini ia memilih membuka pintu dan menghadapi ayahnya , sesampainya membuka pintu ayahnya masuk begitu saja.

"Kamu habis tawuran lagi, ayah gak habis fikir kenapa kamu jadi seperti ini?"

" Sejak kapan ayah peduli? "

"Bagas ayah itu selalu peduli dengan kamu, iya dulu memang ayah terlalu sibuk dalam pekerjaan tapi ini semua demi kamu? "

"peduli?samapi mama meninggal aja ayah masih kerja"

"itu memang ponsel ayah lagi mati jadi gak tau kabar apa apa, lagian ayah posisinnya juga ada diluar kota"

"tetap aja pekerjaan yang jadi prioritas utama ayah, jadi mulai sekarang jangan sok peduli sama Bagas! " ucap Bagas langsung meraih jaket dan kunci motornya dan pergi begitu saja meninggalkan sosok lelaki paruh baya tersebut.

Kini mood cowok tersebut sudah benar benar hancur karena memngingat kelakuan ayahnya dan mengingat ibunya yang sudah satu tahun lalu meninggal.
Kini cowok itu berancana pergi kerumah temannya untuk sejenak menenangkan pikirannya.

"Lo tumben kesini, lo berantem lagi sama bokap lo?" ucap temannya Bagas.

"Hm" ucap Bagas kepada sahabatnya iya sahabatnya itu adalah Bayu yang juga berteman baik dengan Tania.

"Lo gak mau gitu maafin bokap lo atau dengerin penjelasan bokap lo dulu? Mungkin aja bokap lo punya alasan lain dibalikk itu semua?"

"gak guna"

"gitu gitu juga dia bokap lo seenggaknnya beri dia kesempatan"

"lupain" satu kata itu mampu buat Bayu diam seketika karena Bayu tau jika satu kata itu muncul di mulut bagas berarti Bagas sudah tidak mau membahasnnya lagi.

"itu muka lo kenapa?"Tanya Bayu penasaran.

"Dikroyok"

"Sama siapa?,  siapa yang brani kroyok lo" ucap Bayu.

"SMA pelita,  gengnya Axel" jawab  Bagas seadanya.

"kenapa lo gak hubungin gue atau anak anak yang lain" Ucap Bayu sedikit tegas karena kesal dengan sahabatnya ini, saat nyawannya dalam bahaya tp dia tidak berfikir untuk meminta bantuan.

"udah ada yang bantuin"

"siapa?"

"gak tau gue gak bisa liat wajahnya"

"kok bisa sih,  masak lo gak bisa liat wajah tuh cowok "

"dia cewek,  dia make masker buat nutupin muka jadi gue gak tau dia siapa" ucap Bagas menjelaskan.

"lo jan becanda deh masa cewek bisa bantuin lo sih"

"gue serius! " jawab Bagas dengan nada tegasnya.

"oke gue percaya sama lo, lo gak pengen gitu cari tau siapa dia? " ucap Bayu menyarankan.

"gak perlu, entar juga tau sendiri"ucap Bagas dengan senyum sangat tipis.

"hmm, lo dah makan belum kalo belum kuy ngafe, gue sumpek nih dirumah" Ajak Bayu karena dia memang lagi sangat bosan berada dirumah.

"belum, oke gue ngikut  " jawab Bagas singkat.

"oke gue siap siap dulu"

***

"Tan ikut abang yok" ucap Rendra kepada adeknya.

"kemana bang? "

"gue bosen dirumah ikut gue jalan jalan"

"siyapp dah tunggu ya bang gue siap siap dulu"

"buruan jan lama lama"

Tania sudah siap dan disinilah Tania dan Rendra berada, mereka berdua sedang jalan jalan ke mall untuk sekedar menghilangkan kebosanan.

"Bang gue tau lo punya maksud ngajak gue kesini" tanya Tania dengan expresi menyelidik.

"tau aja sih lo kalo abang lo ini punya maksut lain"jawab Rendra dengan cengiran diwajahnya.

"buruan bang lo mau apaan ngajak gue kemari" tanya Tania lagi.

"gue mau nyari kado buat temen gue cewek,  tapi kagak tau mau ngado apa  nah lokan cewek jadi lo pasti ngerti sama hal hal yang beginian" jawab Rendra menjelaskan.

"oke gue bantu tp ada sy.. " belum sampai Tania melanjutkan perkataannya sudah dipotong aja sama Rendra.

"gue beliin barang yang lo mau deh tp jan banyak banyak,  itukan yang lo maksut" potong Rendra yang sudah mengetahui jalan pikiran adeknnya ini.

"Suka deh punya abang yang peka" pekik Tania dengan tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya pertanda jika dia sangat senang.







Jangan lupa vote, kritik saran juga semangat untuk para pembaca!!













 LOVE SUDDENLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang