Prolog

5.4K 331 44
                                    

Hello...

This story dedicated for #NSMCC #NSMultychallenge

Kritik dan saran sangat diterima^^

•••••

"Kakeeeek...."

Sasuke kecil bergegas turun dari gendongan ayahnya dan berlari menuju sang kakek yang sangat ia rindukan.

"Ah, cucuku. Kemari datang ke pelukan Kakek...."

Hug. Tangan kecil segera meraih pundak sang kakek yang sengaja dibuka lebar untuk cucunya. Dengan senyum bahagia, Sasuke mencoba menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kakek.

Disambut gelak tawa kakek dan ayahnya, Sasuke mengangkat wajahnya yang menggemaskan, "Kakek, Sasu kangen Kakek."

Sang kakek tersenyum sambil menghadiahkan usapan sayang di kepala mungil cucunya. "Kakek juga kangen, Sasu."

"Hore!! Papa, lihat! Kakek juga kangen Sasu."

Celoteh riang dari Sasuke membuat Fugaku tersenyum. Maklumlah, semenjak sang anak merajuk ingin bertemu kakeknya, Fugaku hanya bisa menghela napas penat setiap saat. Mengingat tempatnya bekerja jauh dari rumah sang Ayah. Andai saja jarak Konoha dan tempatnya tinggal tak begitu jauh, maka Fugaku akan dengan mudah mengabulkan permintaan Sasuke.

"Sasu kangen Kakek, tapi kata Papa, Sasu harus menunggu libur dulu baru boleh menemui Kakek." Sasuke kecil bercerita sambil sesekali mengerucutkan bibir mungilnya. Sang kakek yang sadar ada kesedihan dalam raut wajah Sasuke, kembali mengelus lembut punggung sang cucu sambil menenangkannya.

"Kalau begitu, libur kali ini Sasuke boleh tinggal di rumah Kakek selama seminggu, bagaimana? Sasuke sudah tidak marah 'kan sama Papa?"

"Ah, benarkah, Kek? Yeay! Boleh ya, Pa?" rayu Sasuke dengan wajah berbinar, Fugaku yang sebenarnya keberatan hanya bisa tersenyum masam sambil melihat sang Ayah.

"Tapi, Yah. Aku tak bisa lama-lama di Konoha, mungkin tiga hari lagi aku akan pulang."

"Kakek.... Papa tidak mengizinkan Sasu tinggal dengan Kakek, hiks," adu Sasuke kecil pada sang kakek, dengan mata sedikit berkaca-kaca ingin menangis berharap sang kakek akan berusaha lagi untuk membujuk papanya.

"Fugaku...." Wajah meminta ayahnya berhasil membuat Fugaku berpikir untuk mengalah kali ini.

"Hm, baiklah, Sasuke. Tapi ingat, hanya seminggu saja, oke? Tidak boleh lebih," final Fugaku yang membuat Sasuke sedikit berbinar bahagia.

"Mm, tidak boleh lebih sehari saja, Pa?"

"Tidak boleh."

"Bagaimana kalau setengah hari, Pa?"

"Em, em. Tidak boleh," jawab Fugaku dengan sabar sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau lebih sebelas jam, Pa?"

"Tetap tidak."

"Seminggu lebih sepuluh jam lebih tiga puluh menit?"

"Sasuke...."

"Iya, baik Pa. Seminggu dan tidak lebih," jawab Sasuke mengalah. Ini lebih baik daripada hanya tiga hari.

"Oke, kalau begitu... ayo kita masuk dan istirahat. Kakek tahu Sasuke pasti capek sekali."

Sasuke hanya mengangguk lemah. Sang kakek pun sadar, ini adalah reaksi Sasuke setiap kali keinginannya tidak dikabulkan oleh Fugaku.

"Kakek akan memberi dongeng sebelum tidur untuk Sasuke. Bagaimana?"

"Benarkah?" lirih Sasuke ketika ada setitik rasa tertarik dengan ucapan sang kakek. Seperti biasa, dongeng sebelum tidur dari kakeknya adalah hal yang paling Sasuke tunggu.

"Ya. Dan dongeng siang ini adalah... cerita 'si Bidadari'. Sasuke mau mendengarkan?"

"Wah, mau, Kek! Sasu mau mendengarkan cerita 'si Bidadari'!!"

Sasuke berseru dengan wajah riang tiada duanya. Bahkan sisa-sisa kesedihan sudah hilang dari wajahnya.

Sang kakek tersenyum lembut. Tangannya menopang badan cucu kesayangannya itu, lalu menggendongnya masuk ke dalam rumah.

•••••

Manik pekat milik Sasuke bersinar penuh keingintahuan ketika melihat album foto milik kakeknya. Jemari mungil berkali-kali mengusap satu foto di dalam album.

"Sasuke benar-benar suka 'si Bidadari', ya?"

Pertanyaan sang kakek membuat Sasuke berpaling sejenak dari foto tersebut. Matanya menyiratkan kebahagiaan yang luar biasa meski hanya dengan melihat sebuah foto. Tak lama, pandangan Sasuke kembali menuju lembar foto di pangkuannya.

"Yap, Sasu sangat suka 'si Bidadari', Kek. Saat Sasu besar nanti, Sasu ingin seperti dia. Memiliki banyak prajurit dan menolong banyak orang."

Senyum tak lepas dari bibir Sasuke setelah mengatakan hal tersebut. Wajahnya tampak bersemu merah, dan membuat sang kakek semakin gemas.

"Ya, Sasuke benar. 'Si Bidadari' adalah orang yang hebat, orang yang sangat ingin Kakek lindungi. Dia prajurit muda yang berbakat dan ceria. Kakek janji, suatu hari nanti Kakek akan mengajak Sasuke untuk menemuinya."

"BENARKAH, KEK?!" Seru Sasuke setengah tak percaya, namun rasa bahagia menyeruak dalam dirinya.

"Ya, tentu saja. Ketika Sasuke sudah siap, Kakek akan membawa Sasuke pada 'si Bidadari'."

"Terima kasih, Kakek. Sasu akan cepat-cepat tumbuh dewasa supaya lekas bertemu dengan 'si Bidadari'."

Sang kakek membalas ocehan Sasuke dengan senyum lembut. Tangannya yang mulai berkeriput sesekali mengelus pucuk kepala sang cucu, namun pandangannya masih tertuju pada foto yang dipegang erat oleh Sasuke. Hanya foto biasa dua orang sahabat. Yang bersurai hitam tentu saja dirinya, dan yang memiliki pijar mata biru terang juga rambut pirang menyala tentu saja....

'Si Bidadari'.

Tbc

•••••

Naruto disclaimer to Masashi Kishimoto-sensei

Forgotten Angel #NSMultychallenge

Genre(s) : Drama, a lil bit Mecha (?), Shounen-ai, AU

Warn : bxb, Narusasu, Typos, Konten Halu, Age-gap (?), OOC
•••••


Ikut ipen di saat-saat terakhir emang ntaps rasanya T.T

Oh, yah. Story ini terinspirasi dari salah satu manga yang pernah kubaca, tapi lupa judulnya T.T udah lama banget bacanya dan kalo gak salah oneshoot 😪

See ya next chap 🙋

Des 30, 2018

Forgotten Angel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang