#Nsmcc
#NsMultychallenge*
Six : Dua Rahasia***
Hari ke-18, Markas Pusat Asosiasi Chivalry.
Seperti hari-hari sebelumnya, Sasuke hanya duduk di bangku paviliun sambil menemani Naruto. Tak ada percakapan yang berarti, karena setiap waktu mereka bersama, yang diperhatikan Naruto hanyalah buku-buku tebal dan beberapa artikel kuno. Sasuke tak begitu memedulikan apa yang sedang Naruto baca, toh itu juga bukan urusannya. Selagi Naruto diam dan tak membuat ulah, dia akan membiarkan saja.
Siang ini, Sasuke memilih fokus pada ponselnya. Menikmati video-video dan beberapa gambar lucu yang ia dapat dari salah satu platform. Wajah bahagianya tak bisa disembunyikan saat melihat kelakuan binatang-binatang menggemaskan di dalam video.
Mendengar Sasuke terkikik sendiri, Naruto menghentikan kegiatannya dan melirik pemuda raven yang duduk di sudut paviliun. Rasa penasaran membuat Naruto tak tahan untuk tidak bertanya.
"Apa yang sedang kau lihat, Sasuke?"
Sasuke mengangkat wajahnya menatap Naruto malas. Wajahnya langsung berubah ekspresi karena merasa terganggu dengan panggilan Naruto.
"Bukan urusanmu, Pak Tua," ketus Sasuke yang membuat Naruto malah semakin penasaran. Buku tebal ditangannya ia tutup dan letakkan di atas meja. Kepala ia tumpukan pada tangan yang ditekuk di sandaran kursi. Matanya intens menatap Sasuke.
"Hoo... biar kutebak!"
Sasuke menaikkan sebelah alisnya. Ada ekspresi tak suka ketika kegiatannya barusan diganggu.
"Jangan ganggu aku. Kau baca saja bukumu itu. Sudah sana!"
"Kau galak sekali, Sasuke. Padahal aku juga ingin tahu apa yang kau lihat sampai membuatmu tertawa. Kau bahkan tak pernah tertawa saat aku membuat lelucon," keluh Naruto dengan nada sedih yang dibuat-buat. Sialnya kata-katanya barusan sepertinya mempengaruhi Sasuke, karena tiba-tiba saja Sasuke berubah ekspresi lagi.
"I-itu soalnya... leluconmu sudah tertinggal bertahun-tahun lalu. Selera humor anak zaman sekarang sudah berbeda!"
Naruto menahan tawanya mendengar jawaban Sasuke. Lelucon yang tertinggal zaman, ya? Terdengar seperti Naruto adalah manusia purba saja.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak memperlihatkan padaku lelucon anak zaman sekarang?"
"B-buat apa?!"
"Yaa... untuk referensi saja. Ayolah, kau jangan pelit-pelit, Sasuke."
"Tidak mau!"
"Ck, anak muda zaman sekarang menyebalkan ternyata. Ya sudahlah, aku mau membaca buku saja. Biarkan orang tua ini menikmati sisa waktunya dengan buku-buku tebal, menyendiri... bahkan akan mati karena pita tertawanya tidak pernah terpakai. Ck, ck, menakutkan!" Naruto menggelengkan kepalanya usai bergumam pada dirinya sendiri. Gumaman yang tidak masuk akal dan tidak bisa dipercaya, tapi malangnya Sasuke yang memiliki jiwa bersih nan polos malah tersentuh dengan keluh kesah Naruto. Dirinya malah meratapi bagaimana jika Naruto meninggal bahkan sebelum dia tahu bagaimana perkembangan lelucon di dunia saat ini. Ironis!
"Aku akan berbagi, tapi sebentar saja," ucap Sasuke pelan. Wajahnya sedikit menunduk dengan air muka sedih, Naruto yang menyadarinya malah ingin tertawa terbahak.
"Pftttt...."
"K-kenapa? Kau mau tidak?!" Sasuke yang malu saat tertangkap basah sedang memperlihatkan wajah murung, berubah kembali menjadi monster cilik dengan perkataan pedasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Angel ✔
Fanfiction[Complete] Definisi bidadari adalah ia yang berwajah elok rupawan dan tinggal di tempat yang bernama surga. Lalu, bagaimana dengan 'si Bidadari'? Sosok yang selalu Sasuke kagumi sejak ia masih kecil? Ya, definisi itu memang benar. 'Si Bidadari' ada...