Afinne Radjaja.
Cowok pemilik toko elektronik yang lumayan terkenal itu mulai memicingkan matanya. Ia mungkin merasa tidak nyaman dengan kacamata minusnya, ia kira minusnya mungkin bertambah.Kenapa?
Karena Fin akhir-akhir ini melihat cewek yang mirip dengan gadis yang ia kenal dulu.
Tapi semua yang ia lihat itu selalu salah.
Jadi, Fin pikir mungkin sebaiknya ia akan ganti kacamata dan memotong rambutnya untuk penampilan barunya.Hari ini masih gerimis seperti tiga hari yang lalu. Saat Fin sibuk memeriksa alat elektronik di luar toko. Ia melihat gadis yang ia kenal dulu.
Hati Fin berdegup. Ia merasa cewek itu benar-benar gadis yang ia cari.Cewek yang sedang bermain biola di toko sebelahnya itu, sedang tersenyum. Alunan biolanya begitu menghipnotis semua yang mendengarnya.
"Fin, pasti lihat yang mirip si itu lagi ya?" ucap cewek berambut burgundy di sebelahnya.
Fin mengangguk. Ia kemudian menoleh, memasang wajah tak suka pada cewek burgundy tersebut.
"Sant, dia punya nama. Bukan si ini atau si itu, namanya itu Soretta," ujar Fin, matanya melirik sebentar pada gadis yang ia kira mirip Soretta.
"Oke aku tahu. Cek saja, berita beberapa tahun silam. Kita lihat apa dia bereaksi," Sant lalu menyerahkan remote control pada Fin.
Fin menerima, ia kemudian menyetel volume keras-keras.
Orang-orang mulai berkumpul di depan toko Fin, melihat berita pilu beberapa tahun yang lalu. Banyak diantara mereka berbisik-bisik, menceritakan ulang berita tersebut.
Gadis itu kemudian menutup kotak biolanya. Fin rasa ia hendak pergi.
"Dia Soretta, Sant!" ucap Fin, ia kemudian mengecilkan volume perlahan.
Sant menggeleng. "Mungkin saja uang yang ia hasilkan sudah cukup banyak,"
"Fin, Soretta sudah meninggal. Aku mohon lupakan dia." lanjutnya.Fin menggeleng, "Apa kamu tahu tentang paket ajaib?"
***
Radith terengah-engah. Ia sudah sampai di depan kantor Saras. Radith mulai berpikir, apa yang harus ia perbuat nanti.
Satpam yang sedari tadi melihat Radith seperti kuda yang sudah lari beribu-ribu kilometer, mulai iba padanya.
"Mas Radith ya? Bu Saras sudah berangkat lima belas menit yang lalu, menemui klien sepertinya. Mas Radith belum cek pesan Bu Saras?," ucap sang satpam panjang lebar.
Radith melihat ponselnya, satu pesan dari Saras.
Ia mengacak rambutnya, Gummy pasti sudah pulang. Tapi kan..... Kuncinya dia yang bawa.Radith bergegas berlari, mencegat bis secepatnya.
***
Gummy terdiam. Hujan sepertinya sudah mulai deras. Ia takut bajunya basah. Untuk itulah ia memutuskan untuk pulang.
Gummy lalu mengecek tasnya. Ia hampir lupa kalau kunci rumah dibawa Radith. Gummy memutuskan untuk mampir sebentar di supermarket untuk menikmati mie instan.
Saat sampai di supermarket, Gummy melihat cowok dengan kacamata bundarnya sedang sibuk membereskan buah-buah yang terjatuh. Kantong belanjaannya sepertinya sobek.
Gummy berlari kecil, ia kemudian berjongkok untuk membantu."Oh terimakasih," ujar cowok itu. Kepalanya mendongak, beberapa detik setelahnya ia terkesiap.
"Nona, bolehkah aku meminta nomor teleponmu?"
Gummy tersenyum, "Maaf, Radith belum membelikanku itu."
Cowok itu tersenyum, "Halo aku Fin."
"Gummy"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Gummy
Short Story*The Seasons part 02 Gummy, paket dari masa lalu [Sampai jumpa dan jangan lupa kembali lagi.]