[02]

253 47 7
                                    

Gummy Soretta.
Dia ingat sekali saat tumpukan surat berwarna biru muda tergeletak di mejanya.
Tepatnya meja tempatnya dirawat.

Surat-surat Radith yang datang setiap hari sabtu pagi membuatnya lebih semangat mengawali hari. Walau ia hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Sayangnya, ia tidak bisa membalasnya. Ia pun menolak permintaan mamanya untuk menuliskan surat balasan pada Radith.
Gummy hanya ingin Radith menerima surat yang ia tulis sendiri.
Walaupun Gummy juga tahu waktunya untuk bernapas tinggal 10 bulan saja.

***

Radith berusaha mengingat-ingat surat yang ia kirim pada Gummy.
Dahinya mengerut perlahan, ia mencoba mengingat dengan jelas apa maksud surat yang ia tulis.
Radith mengerjap, senyumnya mengembang, "Oooh aku baru ingat. Itu surat yang aku kirim saat kamu sakit dulu. Bukannya kamu dirawat di luar negeri?" tanya Radith.
Gummy mengangguk.
"Tapi waktu itu mama bilang kamu udah gaada, kamu tahu maksudku kan?" Radith mencoba merangkai kata agar membuat Gummy tidak tersinggung.

Gummy tertawa, "Kamu percaya?"
Radith mengendikkan bahunya, "Ya percaya ga percaya sih, aku ingat banget mama bilang masa hidupmu tinggal 10 bulan lagi."

"Tapi aku ada Radith aku nyata!" Gummy tersenyum, membuka layar smartphonenya perlahan.
"Dan itu berkat suratmu," Gummy kemudian menunjukkan layar di bertuliskan,
Selamat Anda terpilih menjadi paket istimewa!

Radith menganga. Ini apa sih? Ia juga mendapat pesan tidak jelas dan sekarang Gummy menunjukkan tulisan yang hampir sama juga.
"Jadi aslinya kamu udah meninggal terus hidup lagi?"

"Kamu ga kerja Dith?" Gummy menunjukkan jam weker kecil milik Radith yang menunjukkan pukul sembilan.
"Pengangguran aku," ucap Radith, ia sibuk mengambili bungkus mie instannya dan segala rupa sampah yang tergeletak di tempat tidurnya.
"Bikin konser mini di depan kafenya Kak Ren yuk!" ajak Gummy, ia mulai mengeluarkan kotak biolanya.

Radith ingat, Gummy pandai sekali bermain biola. Dulu sewaktu sekolah dasar ia berhasil membawa pulang piala yang amat besar. Hasil dari permainan apiknya di kejuaraan tingkat kota. Tapi setelah itu Gummy sering absen lomba, tidak hanya lomba, sekolahpun ia juga sering tidak masuk. Mungkin penyakit seriusnya yang membuatnya harus berhenti beraktivitas.

"Tapi aku ga bisa main apa-apa Gummy," Radith tersenyum, menepuk-nepuk spreinya dan menyemprotkan pewangi pakaian diatasnya.
"Bukannya kamu jago nyanyi Dith?" Gummy mendekat pada Radith, membantunya melipat selimut.

"Iyasih. Eh kamu kenal Kak Reni darimana?" Radith menoleh pada Gummy, langkahnya masuk ke kamar mandi terhenti saat ingat bahwa sewaktu ia kenal Kak Ren Gummy sudah di luar negeri.

"Aku benci orang kepo. Sekarang mandi, kita cari duit!" Gummy tersenyum, mendorong Radith masuk ke kamar mandi dengan paksa.

Hello GummyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang