Barbie and The Legend of Erythrina
C H A P T E R 7
***
Setelah sang kepala asrama memastikan Myristi benar-benar telah keluar dari ruangan, wanita tua itu langsung duduk di kursi dan mengayunkan tangan dengan sebuah gerakan rumit. Di penghujung gerakan jari-jarinya, sang kepala asrama langsung mengucapkan sebuah mantra dengan cepat.
"Aktivantaeina descardacia."
Setitik asap pudar mulai terbentuk di depan wajah sang kepala asrama. Titik-titik asap itu lama-kelamaan semakin memekat hingga membentuk sebuah kabut tebal yang hampir seperti padat. Sang kepala asrama kembali menyebutkan sebuah kalimat ketika kabut tebal itu telah terbentuk dengan sempurna di hadapannya.
"Dewan Nomor Tiga, Sektor I Beethoven."
Kabut tebal berwarna abu-abu itu mulai berputar-putar. Awalnya kabut tebal itu hanya berputar dengan pelan dan perlahan, namun beberapa detik kemudian kabut itu berputar semakin cepat dan semakin cepat hingga akhirnya membuka dan menampakkan sebuah pemandangan yang tembus pandang.
Sebuah rak buku dari kayu yang cukup besar tampak dalam penglihatan di kabut itu. Ada seorang gadis berambut cokelat yang sedang membelakangi kabut, yang sepertinya sedang menyusun buku-buku di rak tinggi besar itu. Sang kepala asrama menunggu hingga gadis yang sedang membersihkan rak buku itu berbalik dan menyadari sambungan kabut yang dibuat olehnya.
Tidak perlu menunggu terlalu lama, gadis itu akhirnya berbalik dan langsung memekik. Gadis itu tidak sengaja menjatuhkan buku-buku yang sedang dipegang. Sepertinya cukup terkejut saat menemukan sang kepala asrama muncul lewat kabut itu.
"Kepala Asrama Delonix? Sejak kapan Anda menyambungkan hubungan komunikasi kemari? Maaf aku baru menyadarinya," ucap gadis itu sambil mendekati kabut yang menghubungkan tempatnya berada dengan sang kepala asrama.
"Ah, tidak apa-apa, Rhea. Belum terlalu lama. Aku ingin berbicara dengan Dewan Nomor Tiga sekarang juga. Apakah beliau ada di sana?" tanya sang kepala asrama.
"Ya, Nyonya. Dewan Nomor Tiga ada di sini. Dia sepertinya sedang sibuk di belakang sana. Aku akan memanggilnya. Tunggulah sebentar," ucap sang gadis yang bernama Rhea itu dan langsung berlari ke belakang untuk memanggil Dewan Nomor Tiga.
Sang kepala asrama Delonix tidak perlu menunggu lama untuk dapat bertatap muka dengan Dewan Nomor Tiga. Beberapa saat setelah Rhea berlari ke belakang untuk memanggil Dewan Nomor Tiga, salah satu orang terpenting di Erythrina itu langsung datang untuk menemui sang kepala asrama.
Dewan Nomor Tiga itu duduk di kursi kebesarannya yang ada di depan rak buku besar dan tinggi itu. Wajah keriputnya tersenyum saat melihat sang kepala asrama Delonix lewat kabut. Dewan Nomor Tiga berdeham dan menyapa sang kepala asrama.
"Sangat jarang kau menyambungkan hubungan komunikasi seperti ini kepadaku, Rowena. Bagaimana kabarmu di sana?" tanya Dewan Nomor Tiga.
"Kabarku masih sama seperti saat terakhir kali kau menanyaiku tentang hal itu. Tidak ada yang merasa baik jika asrama yang dikepalainya masih diterpa oleh rumor-rumor buruk," jawab sang kepala asrama dengan sindiran halus.
"Ah, sepertinya aku harus mengunjungimu sesegera mungkin. Sudah lumayan lama aku tidak berkunjung untuk melihatmu dan juga Delonix," ucap Dewan Nomor Tiga tanpa membalas kata-kata sindiran sang kepala asrama sebelumnya.
"Jika kau sedang sibuk dengan pemerintahan, kau tidak perlu memaksa untuk berkunjung. Aku masih bisa mengatasi semuanya dengan benar."
"Rowena, tidak baik menolak kunjungan seorang teman. Kali ini aku benar-benar akan mengunjungimu. Tentu saja setelah beberapa masalah sistem pendidikan yang diterapkan oleh asrama sudah selesai dipecahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbie and The Legend of Erythrina [TAMAT]
FantasySebuah kekeliruan kecil yang membawa Myristi pada Delonix Regia, ternyata juga menuntunnya pada sebuah sejarah paling kelam yang pernah menghantam Erythrina di masa lalu. Satu per satu tanda-tanda kebangkitan dari sang penentang telah muncul. Sang l...