Barbie and The Legend of Erythrina
C H A P T E R 16
***
Myristi berjalan cepat melewati lorong-lorong panjang. Sedikit berlari untuk dapat sampai di kamarnya dengan segera. Ia harus segera memberi tahu dan menjelaskan pada Odette perihal rencana yang baru saja dipikirkan dan disusunnya sebelum waktu makan malam tiba. Myristi membuka pintu kamar dengan terburu-buru dan langsung menutupnya kembali dalam satu gerakan. Menimbulkan suara debuman yang berhasil mengalihkan perhatian Odette yang saat itu sedang mengerjakan sesuatu di atas tempat tidurnya.
Melihat Myristi yang datang dengan begitu tergesa-gesa, Odette langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati Myristi yang masih berusaha mengatur napasnya. Peluh yang berjatuhan memenuhi wajah Barbie. Gadis berambut cokelat bergelombang itu menatap teman sekamarnya dengan pandangan heran.
"Myristi apa yang terjadi padamu? Mengapa kau berlari dan terburu-buru seperti tadi?" tanya Odette heran sekaligus sedikit curiga.
Myristi tidak langsung menjawab pertanyaan Odette tersebut. Myristi masih butuh waktu untuk mengatur napasnya, hingga akhirnya ia menarik napas panjang dan mulai menjelaskan semuanya kepada Odette.
"Pembicaraan kita yang terputus saat di ruang pemulihan tadi, kita harus kembali melanjutkannya. Ada hal yang harus kukatakan kepadamu. Aku membutuhkan bantuanmu, Odette," ujar Myristi.
"Oh, tentang itu. Sebelumnya, katakan padaku apa yang dilakukan oleh Kepala Asrama Delonix tadi pagi? Apa yang dilakukannya padamu? Atau apa yang kalian berdua bicarakan?" cecar Odette kepada Myristi.
Myristi menundukkan kepala dan menggeleng. "Tidak ada hal penting yang kami bicarakan. Kepala Asrama Delonix itu hanya menanyaiku tentang hal yang sama dengan yang kau tanyakan. Dan aku menjawabnya dengan hal yang sama pula. Dan ... beliau hanya mengatakan padaku untuk tidak lagi bermain-main dengan hutan terlarang itu," dusta Myristi.
Odette menatap Myristi cukup lama sambil menyipitkan mata. Hingga akhirnya gadis berambut cokelat bergelombang itu menghela napas panjang. "Lalu apa yang ingin kau katakan padaku tentang rencanamu?" tanya Odette.
Myristi kembali mengangkat kepala dan menatap Odette dengan mata yang penuh dengan kobaran semangat. "Pagi tadi aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku harus mendapatkan informasi apa pun yang bisa kudapatkan dari area di bagian belakang perpustakaan yang terlidungi oleh selimut sihir. Dan untuk membuka sihir pelindung itu, aku membutuhkan sebuah kunci. Itulah yang akan kucari. Aku harus mencari dan mendapatkan kunci itu," jelas Myristi. "Dan Elena mengatakan bahwa lukisan sebuah kunci yang tergantung di dinding perpustakaan mungkin adalah kunci dari area itu. Dan kini aku yakin bahwa apa yang Elena duga memang benar. Lukisan itu memang sebuah kunci utuk membuka area yng terlindungi oleh selimut sihir itu," sambung Myristi.
Odette mengerutkan dahi bingung. "Bagaimana sebuah lukisan bisa menjadi kuncinya?" tanya gadis berambut cokelat bergelombang itu dengan nada heran.
Myristi menghela napas dan menggeleng. "Entahlah. Aku belum mencari tahu tentang hal itu. Tapi, yang ingin kukatakan kepadamu adalah bahwa aku melihat lukisn itu juga tergentung di ruangan Profesor Adrianna."
"Bagimana kau bisa mengetahuinya?" tanya Odette.
"Aku tidak sengaja meihatnya tadi pagi saat ingin kembali ke kamar dari ruang pemulihan. Aku benar-benar melihat lukisan itu tergantung di dinding ruangan Profesor Adrianna dari pintunya yang terbuka sedikit. Tentu bukan tanpa alasan ada lukisan yang sama dengan yang ada di perpustakaan, ternyata juga ada di ruangan Profesor Adriana," jelas Myristi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbie and The Legend of Erythrina [TAMAT]
FantasySebuah kekeliruan kecil yang membawa Myristi pada Delonix Regia, ternyata juga menuntunnya pada sebuah sejarah paling kelam yang pernah menghantam Erythrina di masa lalu. Satu per satu tanda-tanda kebangkitan dari sang penentang telah muncul. Sang l...