Barbie and The Legend of Erythrina
C H A P T E R 18
***
Maka sepanjang dua bulan selanjutnya, adalah hari-hari tersibuk Myristi selama berada di Delonix. Dua bulan yang penuh dengan ketegangan dengan semakin dekatnya waktu yang telah Myristi tentukan untuk melakukan rencana pelarian dirinya dari Delonix. Dua bulan yang dipenuhi dengan rasa tidak sabar untuk segera melihat Anaphalis. Semakin dekat dengan hari yang telah gadis berambut pirang itu tentukan, maka semakin gencar pula ia mencari informasi sebanyak-banyaknya, sekalipun informasi itu tidak ia perlukan.
Hingga akhirnya Myristi telah mengetahui banyak rahasia. Hingga akhirnya Myristi berhasil mengerti dan menguasai cukup banyak sihir yang jarang dipergunakan. Hingga akhirnya Myristi mendapatkan jawaban atas beberapa pertanyaannya yang belum terjawab oleh Tutu Wahine.
Melalui buku-buku yang dibacanya, kini Myristi mengetahui bahwa tepat di bawah bangunan Delonix terdapat sebuah terowongan bawah tanah yang panjang. Sebuah terowongan yang berujung pada sebuah gua di tengah Hutan Atraax Robustrus. Yang pintu masuknya ada di ruang di sisi kanan asrama dan selama ini dikunci dengan sihir. Tetapi, karena gua itu berujung pada hutan terlarang, maka Myristi tidak bisa menggunakannya.
Hingga sehari sebelum hari di mana Myristi akan menjalankan rencana melarikan dirinya, gadis berambut pirang itu tidak bisa memejamkan mata barang sedetik saja. Besok adalah hari yang paling ia tunggu. Besok adalah hari di mana Delonix akan merayakan acara besarnya. Semua penghuni Delonix telah sibuk sejak seminggu yang lalu. Membuat persiapan-persiapan yang sangat matang untuk hari esok.
Dan Myristi, yang saat ini sedang menatap ke luar jendela kamarnya. Yang malam ini sedang memandang kepada laut luas yang tidak menunjukkan batasnya. Yang kala ini sedang melihati pekat langit malam di luar kamarnya. Gadis itu kini sedang merasakan gelisah yang sangat besar. Namun, berusaha diredam dalam kebisuannya. Tinggal menunggu hitungan jam, dan Myristi akan meninggalkan semua.
Gadis itu menghela napas lalu membalikkan tubuh. Ditatapnya tempat yang selama berbulan-bulan terakhir telah menjadi tempat bagi Myristi untuk berteduh. Dipandangnya Odette, teman yang selama berbulan-bulan terakhir telah menemani, membantu, dan sekalipun tidak pernah meninggalkan Myristi. Jika memang bisa, ingin rasanya Myristi membawa Odette untuk pergi bersama dengan dirinya. Tetapi, Myristi tidak bisa memaksa gadis itu yang telah memilih untuk tetap berada di Delonix.
Myristi melepaskan pandang untuk semakin merekam setiap hal yang ada di tempat itu. Perlahan ia melangkahkan kakinya untuk mendatangi beberapa sudut sambil tersenyum ketika mengingat apa yang telah dilalui Myristi di kamar itu. Dan ketika itulah netra kuning kehijauan milik Myristi tidak sengaja menangkap buku bersampul biru yang belum pernah terjamah sama sekali.
Myristi mengambil buku kecil tipis yang tergeletak begitu saja di lantai bersama buku-buku lainnya yang belum gadis berambut pirang itu rapikan kembali. Myristi membolak-balik buku yang diingatnya adalah benda yang diambil Odette dengan asal saat mereka ada di area di bagian belakan perpustakaan dua bulan yang lalu.
Myristi mengerutkan kening. Ia belum pernah sekalipun membuka-buka buku itu, bahkan hampir melupakannya. Dan ketika Myristi baru saja membalik halaman pertama, pikiran gadis itu bagai dipaksa untuk mengingat sesuatu yang pernah diketahuinya saat melihat kata-kata yang tertulis di sana.
Rigil Kentaurus.
Myristi segera membalik halaman-halaman buku itu dengan cepat dan menemukan bahwa isinya adalah sebuah catatan harian dari kehidupan seseorang. Setelah mengetahui bagaimana isi dari buku itu, Myristi langsung kembali ke halaman pertama. Gadis itu membacanya dengan kening yang semakin berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barbie and The Legend of Erythrina [TAMAT]
FantasySebuah kekeliruan kecil yang membawa Myristi pada Delonix Regia, ternyata juga menuntunnya pada sebuah sejarah paling kelam yang pernah menghantam Erythrina di masa lalu. Satu per satu tanda-tanda kebangkitan dari sang penentang telah muncul. Sang l...