#4 Try 2.0

47 30 24
                                    

Febi yang dikenal sebagai sosok yang periang, tiba-tiba ingin membuka percakapan yang rupanya agak serius.
Aku yang masih tak terlihat ingin tau hanya mempersiapkan kata-kata yang akan aku jawab ketika mereka bertanya soal Aku-Maria.

**

"Jan, jujur deh sama kita!", Febi memulai percakapan dengan nada tegas.

"Emang aku ada bohong apa sama kalian?" Jawab ku yang seakan-akan tidak tahu maksudnya.

"Gini, kita baru dekat setelah awal semester 3 dan sebelumnya kamu dekat sama...." belum selesai Risa berbicara dan Grace pun memotongnya.

"MARIA" ucap Grace.

"Hah, kamu lupa? Yang lebih dekat dengan Maria siapa?" Jawab ku agak kesal.

"Gini deh, iya ini buat kalian berdua Jani.. Grace... jujur deh sama kita" lanjut Wadha yang juga penasaran.

Aku yang sudah muak tentang ini pun akhirnya membeberkan kenyataan yang benar-benar terjadi.

"Ok, aku jelasin. Tapi jangan di potong dulu ya sebelum aku selesai bicara. Aku harap kalian paham" Jelas ku terus terang terhadap mereka.

***
I'm perfectly fine, I live on my own
I made up on my mind, I'm better off bein' alone
We met a few weeks ago...

Tiba-tiba nada dering King Of My Heart dari Taylor Swift berbunyi dari ponsel ku. Aku tau betul siapa yang menelfon ku. Aku pun memotong pembicaraan ku dan menunda penjelasan yang akan aku katakan mereka.

"Ntar yaa aku angkat telfon dulu" ucapku

"Iya deh..." jawab mereka serentak.

______________________________________
*On call*

"Halo, kenapa? Ucap ku.

"Kamu dimana?"

"Di rumah Febi"

"Iyaudah, besok aku ke sana ya?"

"Hah? Serius?" Jawabku kaget karena aku senang sekali dia akan menemuiku setelah sekian lama.

"Iyaaa, siap-siap ya! Gausah dandan, gausah beli baju, gausah rapi-rapi ntar banyak yang naksir"

"Ah dasar, ga lah. Aku mau jadi kucel aja biar makin disayang"

"Eh dasar ngelunjak"

"Hahahaha"

Selama ditelfon aku tersenyum-senyum membayangkan pacar ku akan datang. Iya, aku punya pacar. Namanya Rajaf, tingginya 178cm dan dia kuliah di kota pelajar, yang artinya berbeda kota dengan ku. Hubungan jarak jauh memang tidak gampang, dan karena besok dia akan datang aku sangat bahagia.

"Eh..ehh... coba liat deh tumben banget Jani terlihat bahagia gini" ucap Ara yang dari tadi memperhatikan aku.

"Namanya juga lagi kangen-kangen nya. Biarin aja lah", ucap Grace.

"Ya tapikan, alhasil kita jadi gabisa denger cerita dia sama Maria kan" seru Febi yang kesal karena belum dapat jawaban dariku.

"Hai anak-anak pecel nya udah siap, ayo makan siang dulu. Tante tau kalian pasti laper kan?" Suara mama Febi dengan daster andalan corak-corak berwarna hijau dengan riasan yang super menawan itu.

"Wah tante gitu dong, kan makin betah kita" suara lembut Risa yang ternyata ia juga menahan lapar.

"Haha tante nih baik banget duh jadi suka deh" ucap Grace yang memang dia sudah sangat lapar sampai rengginang buatan mama Febi pun ludes dihabisinnya.

Aku yang juga sangat lapar pun akhirnya mengakhiri percakapan singkat dengan Rajaf dan bergabung dengan mereka. Karena kita semua kelaparan dan belum makan siang. Pembahasan yang tadi pelan-pelan mereka lupakan bersamaan dengan lahapan nasi pecel dan setoples peyek kacang yang juga setengah kecoklatan.

Setelah makan, perut kami terasa penuh dan pelan-pelan Grace dan Ara terlelap dengan begitu nyaman.
Hari semakin sore dan badan ku sudah gatal-gatal, aku juga akan mempersiapkan diri untuk kedatangan Rajaf esok hari.

"Aku mau pulang, Feb", ucapku.

"Loh, kok cepet banget?", balas Febi.

"Iyaa, besok Rajaf bakal dateng ke sini masa aku ga siap-siap dulu"

"Duhhh.. akhirnya ya. Yaudah gapapa ntar mereka bangun sendiri"

"Daahhh.. bilangin aku pulang duluan ya ke mereka"

"Babayyyy"

Aku pun meninggalkan rumah Febi dan bergegas ke kost ku. Dan inilah yang aku tunggu-tunggu menikmati kesendirian ku di tempat tidur kedua ku.

***
*Ceklek*

Ku buka kunci pintu dan melihat betapa berantakan nya kamar ku. Yang sebenarnya aku ingin bermalas-malasan akhirnya ku kumpulkan niat ku untuk membersihkan kamar ku karena besok adalah hal yang ku tunggu-tunggu selama ini.

Aku sangat piawai membersihkan kamar kalau aku sangat niat, tapi begitu mood ku hancur aku akan rela meninggalkan ini dan tidur diatas kumpulan kertas-kertas bekas ujian.
______________________________________

Thank you for Read, and please Vote and Comment.

Aku butuh kritik dan saran atas tulisan ku ya karena itu sangat membantu untuk aku.

My Music KNOW My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang