Setiap manusia memiliki kisah perjalanan hidup masing-masing. Tidak ada seorang pun memiliki kehidupan yang mulus, pasti kita semua pernah merasakan susahnya menjalani hidup. Tapi kita harus selalu ingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya.
🎬🎬🎬
Inilah kisah perjalanan seorang anak kecil berusia 10 tahun bernama Ahmad Zamzam ZM ini. Seorang anak laki2 bersuara merdu yang berasal dari Garut. Anak pertama dari pasangan Aceng Kurnia dan Yuyu Rahayu N. Zamzam mempunyai 2 orang adik bernama Rifa SR dan Ahmad Rofi M Hikam. Keluarga nya juga mempunyai pesantren yang berada satu lingkungan dengan rumahnya bernama Ash Shiddiqiyyah. Sebuah pesantren sederhana yang sudah ada sejak Zamzam masih kecil. Pesantren Tahfidz Qur'an ini dipimpin langsung oleh Bapak dari Zamzam, Pesantren ini sudah banyak menghasilkan Hafidz/Hafidzoh muda. Selain menghafal Al-Quran, dipesantren ini juga dikaji beberapa kitab karangan ulama2 terdahulu, yang diajar langsung oleh beberapa Ustadz/Ustadzah keluarga Zamzam sendiri. Zamzam anak yang cerdas disekolah, dia sering mendapat juara dikelas setiap akhir tahun ajaran sekolah. Dia juga anak yang Jail terutama ke adik2nya, tapi dia sangat sayang dan perhatian pada adik2nya. Selain itu, Zamzam juga seorang Hafidz Qur'an dan Qori.
🌿🌿🌿
Setiap pagi seperti biasanya, sambil menunggu Mamah menyiapkan sarapan, Zamzam latihan Lagam bersama Bapak sekaligus setor hafalan atau hanya sekedar muroja'ah. Bapak Zamzam adalah seorang Hafidz Qur'an dan seorang Qori Nasional dimasanya. Suaranya sangat merdu dan lembut. Banyak pula piala hasil lomba2nya dulu. Zamzam ingin sekali seperti Bapaknya itu. Zamzam ingin membagakan serta membahagiakan mereka. In syaa Allah.
"Kurang gunnahnya" komentar Bapak saat ada tajwid yang kurang pas.
"Sing apik tajwidnya, jangan dilewatin" lanjutnya
Zamzam terus mengulang hafalan ayatnya sampai pas tajwidnya. Zamzam teringat pesan Bapak dulu "Baca Al Qur'an itu ada aturannya. Ga bisa main baca2 aja. Harus bener makhorijul hurufnya, harus pas panjang pendeknya, harus pas tajwidnya. Ga bisa asal baca. Karna itu bisa merubah arti."
Selesai setor hafalan, Zamzam dan keluarganya sarapan bersama diruang keluarga.
"Zam, bapak dapet info, katanya minggu ini ada lomba Tilawatil Qur'an di kecamatan. Kamu mau ikut ga?" Tanya bapak sambil menyantap goreng pisang yang dibuat mamahnya tadi.Zamzam mengangguk. "Iya pak, zamzam mau ikut" jawabnya semangat.
Mamah tersenyum mendengar semangat anak pertamanya itu. Ia tak menyangka, Zamzam sudah sebesar ini. Rasanya baru kemarin dia melahirkan zamzam.
Bapak tersenyum manis. "Kalo mau ikut harus latihan terus, jaga makanannya. Dan tambah lagi hafalannya."
"Siapppp pak. In syaa Allah" ucapnya seraya mengacungkan kedua jempolnya.
Bapak terkekeh melihat tingkah Zamzam.
Selesai sarapan, Zamzam pamit pergi ke sekolah yang berada tak jauh dari rumahnya.
🌿🌿🌿
Pukul 11.30 Zamzam pulang kerumahnya. Adzan Dzuhur berkumandang, Zamzam bersiap pergi ke Masjid pesantren milik keluarganya. Sholat dzuhur hari ini dipimpin langsung oleh Bapak. Lantunan Alquran terdengar sangat merdu membuat hati sejuk bagi siapa saja yang mendengarnya.
Selesai sholat Dzuhur sebagian santri ada yang tetap tinggal di masjid untuk menghafal atau kembali ke kobong untuk istirahat atau makan siang. Karna kegiatan mengaji akan dimulai Ba'da Ashar nanti. Sedangkan Zamzam memilih untuk bermain bersama beberapa orang santri.
"Aa, zamzam mau ikutan main badminton." Ucap Zamzam pada santri yang tengah asik bermain badminton. Namun ada yang unik, mereka main badminton tidak menggunakan Raket, melainkan papan.
"Mangga ceng, tapi maaf pake papan. Soalnya raketnya ga ada. Cuma ada kok nya aja." Jawab salah satu santri.
"Iya a, gapapa. Yang penting seru. Hehe." Zamzam meminjam salah satu papan dan ikut bermain bersama mereka.
🌿🌿🌿
Setelah sholat Ashar, Santri berhamburan pergi ke Aula untuk mengaji Tahfidz bersama Bapak. Zamzam pun ikut mengaji bersama mereka. Berbaur bersama, karna dia pun sama, seorang santri seperti yang lain walaupun dia adalah anak dari pemilik pesantren. Zamzam tidak suka kalau ada santri yang membeda2kan dirinya.
Bapak juga mengajarkan pada anak2nya untuk selalu rendah hati dan jangan membeda2kan teman, karna semua sama dimata Allah. Hanya amal perbuatan saja yang membedakan. Bapak juga tak segan2 menghukum siapa saja termasuk Zamzam jika berbuat salah.
20 menit sebelum adzan Maghrib berkumandang. Pengajian ditutup dan sebagian santri pergi ke Masjid untuk melantunkan sholawat selama menunggu Adzan Maghrib.
Ba'da Maghrib, para Santri tadarusan hingga Adzan Isya lalu setelah sholat Isya mereka pergi ke Aula untuk mangaji kitab.
🌿🌿🌿
#TBC
Gimana cerita awalnya??
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, klik bintang atau comment pendapat kalian. Yang mau kasih pendapat/saran juga boleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Zamzam
Non-Fiction"Tidak ada kesuksesan jika disertai dengan kesombongan." Itulah prinsip hidup Zamzam. Seorang Munsyid asal Garut. Dulu dia bukan siapa-siapa, tidak dikenal orang. Namun berkat kerja kerasnya, sekarang dia sudah banyak dikenal orang. Bagaimanakah keh...