Lima

312 25 3
                                    

Tempat STQ Bandung

Terlihat panggung yang sangat besar berada di lapangan depan Masjid yang disebelahnya terdapat sebuah pesantren bernama Pondok Pesantren al Qur'an Daarul Shulthon. Pesantren yang sangat besar dan sejuk.

Mata Zamzam membulat sempurna ketika dia melihat didepan panggung terdapat banyak kamera yang stand bye.
"Jadi STQ ini disiarin langsung di Tv. Pantas mamah bilang kalo dia menontonnya." Batin Zamzam. Seketika tangan Zamzam mengeluarkan keringat dingin.

"Dingin banget tangannya zam" Bapak terkekeh ketika memegang tangan Zamzam yang terasa seperti es.

"Grogi pak, itu banyak kameranya." Zamzam menunjuk ke arah kamera yang ada disana.

"Hahahaha. Anggap aja ga ada. Tarik nafas dan perbanyak dzikir ya." Bapak menepuk bahu anak sulungnya itu.

"Iya pak. Do'ain ya pak."
----

Ketika namanya dipanggil, Zamzam langsung menaiki panggung dan mulai membacakan Surah dengan lagam yang sudah ditentukan oleh Juri.
Suara Zamzam mampu menghipnotis siapa saja yang mendengarnya. Hingga Juripun tak sadar kalau Zamzam sudah selesai dengan penampilannya.

Zamzam bernafas lega setelah menyelesaikan tugasnya dengan baik tanpa hambatan sedikitpun.

Detik berganti menit, menit berganti jam dan waktu Maghrib pun berkumandang. Acara break sementara dan akan dilanjut setelah makan malam dan sholat Isya.
----

Semua peserta berkumpul didepan panggung lomba tadi untuk melihat siapa saja yang akan lolos ke babak Final. 3 Peserta yang Lolos babak Final akan di lombakan kembali 2 Hari lagi ditempat yang sama.

Zamzam menunggu dengan harap-harap cemas. Takut kalau dia mengecewakan orang tua dan keluarganya. Zamzam duduk disebelah sahabatnya, Fahmi. Fahmi terlihat begitu tenang. Zamzam pun berusaha tenang walaupun hatinya gelisah.

Acara dimulai, MC membacakan susunan acara dan pada akhirnya diumumkanlah siapa saja orang yang masuk babak Final.

"Kategori Tilawatil Qur'an Putra, 3 Orang yang Masuk Babak Final adalah. Fahmi Ahmad F dari Tasik, Rizki Hidayat dari Bandung dan...... Ahmad Zamzam ZM dari Garut."

Zamzam dan Fahmi saling berpelukan saat nama mereka dipanggil. Kemudian mereka secara bersamaan naik ke atas panggung.

Zamzam tak menyangka kalau dia akan masuk Babak Final. Mengingat lawannya adalah sahabatnya sendiri, Fahmi.
----

Setelah acara selesai, mereka semua pergi ke Hotel untuk beristirahat. Mereka akan kembali bertanding 2 hari yang akan datang. Dan untuk peserta yang tidak masuk Babak Final, mereka akan pulang besok pagi ke kota asal masing2.

Didalam kamar

Zamzam menatap kosong ke langit-langit kamar. Lahir dan Batinnya lelah. Tapi dia ikhlas karna Allah akan memberikan yang terbaik dan tidak akan pernah mengecewakan hambanya yang mau berusaha.

"Lagi mikirin apa zam?" Tanya Bapak tiba-tiba. Bapak duduk dan bersandar dikepala ranjang.

"Lawan Zamzam berat2 pak, Zamzam takut ga bisa." Jawab Zamzam pesimis.

"Ohh jadi kamu dari awal ikut STQ untuk meraih kemenangan Zam?"

Zamzam terdiam mendengar ucapan Bapak. Lalu duduk disamping Bapak. "Hemm enggak kok pak."

Bapak menatap lekat bola mata Zamzam, membuat Zamzam tertunduk takut. "Zam, dengerin bapak. Kamu inget kan pesan dari Bapak dan Mamah setiap kamu minta do'a ke kami?? Bapak dan Mamah selalu bilang, Niatkan semuanya Lillah jangan untuk dunia. Menang atau kalah ga masalah Zam. Bapak cuma mau ngelatih mental kamu biar ga jadi mental tempe. Yang penting kamu udah usaha dan memberikan yang terbaik. Bapak liat kamu tadi tampil dipanggung aja udah seneng banget. Kepercaya dirian kamu udah tumbuh. Mental kamu udah lebih kuat. Bapak bangga sama kamu Zam."

Zamzam menatap wajah bapak yang meneduhkan. Zamzam tersenyum dan memeluk Bapak. "Maafin Zamzam pak." Hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Zamzam.

Bapak membalas pelukan Zamzam. "Zam, luruskan niat kamu."

Zamzam mengangguk paham dan semakin mengeratkan pelukannya.
----
Dua hari kemudian

Hari yang ditunggu telah tiba. Hari yang cukup menegangkan menurut Zamzam. Karena hari ini Grand Final STQ Prov. Jawa Barat akan dilaksanakan. Dan hari ini pula cukup istimewa karna Mamah dan Kakek akan hadir untuk melihat secara langsung.

Zamzam lebih tenang dari sebelumnya karena kini Zamzam sudah paham akan arti dari niat lillahi ta'ala. Semua nasehat yang Bapak berikan malam itu begitu dalam dan sudah tertanam dalam hatinya.

"Aa pasti bisa. Mamah disini do'ain Zamzam." Mamah mengecup kening putra sulungnya itu dan memeluknya seakan menyalurkan semangat pada diri Zamzam.

"Perbanyak istighfar dan dzikirnya ya zam" Kakek ikut menasehati.

Zamzam tersenyum manis dan tak terasa air matanya menetes. Ia tidak menyangka, mamah dan kakeknya akan jauh-jauh datang ke Bandung hanya untuk melihat dirinya. Zamzam berjanji akan berusaha dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

"Zam ayo siap-siap , sebentar lagi kamu tampil." Bapak mengingatkan.

Kali ini Zamzam mendapat no urut terakhir. Setelah Fahmi dan Rizky tampil kini giliran Zamzam. Zamzam mulai mengatur nafasnya dan mulai menaiki panggung.

"Bismillahirrahmanirrahim." Zamzam memejamkan matanya dan memulai bacaannya.

#TBC

Assalamualaikum sahabat2ku. Maaf banget ya ana baru bisa update lagi soalnya beberapa bulan ini ana sibuk😂😂 (bukan sok sibuk ya😜). Maapppp✌✌

Semoga cerita ini bisa menghibur dan menginspirasi kalian ya. Maaf kalo kata2nya masih banyak yg kurang pas. Maklum baru pertama nulis😂.
Ohhh iya kalian boleh loh kalo mau kasih masukan apapun itu komen aja ya. In syaa Allah bakal ana respon kok😂

Jangan lupa kasih bintangnya ya, biar ana makin semangat nulisnya dan bisa update terus✌✌

Jazakumullah khairan katsir💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of Zamzam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang