Bagian 4

383 27 1
                                    

Kain baru saja selesai memasukkan barangnya ke tas saat Hisa yang berdiri dipintu memanggilnya, "apa kau sudah siap?"

"Iya, kita bisa berangkat sekarang", jawab Kain sambil melangkah ke arah Hisa. Hari ini Kain dan Hisa memutuskan untuk pulang ke rumah orangtua Kain. Alasannya adalah Hisa tidak menduga bahwa musuhnya yang tidak bisa lagi memanipulasi mimpi Kain, justru nekat menyerang langsung ke sekolah. Walaupun kepala sekolah Shiroku menghadangnya sebelum mereka mampu memasuki halaman sekolah, namun Kain merasa akan membahayakan murid lain jika hal ini terus berlanjut.

Sesampainya dirumah, ayah dan ibu Kain terkejut dengan kepulangan mendadak putra mereka. Kain mengatakan pada mereka akan menceritakan segalanya setelah dia beristirahat. Di kamar, Kain terlihat gelisah, dia terus saja membolak-balikkan tubuhnya di kasur, tidak bisa benar-benar tidur. Hisa duduk didekatnya dan membelai rambut Kain, "ada apa?"

"Aku tidak tahu bagaimana cara memberitahu orangtua ku. Hidupku kacau dan segala yang terjadi padaku begitu mendadak"

"Katakan saja semuanya pada mereka.."

"Bagaimana?", Kain bangkit duduk memandang Hisa, "Apa aku harus bilang 'ayah ibu aku hamil anak dari seorang yokai' begitukah?!!"

PRAAAAANG.....

Kain dan Hisa menoleh dan menemukan Haruka, ibu Kain berdiri pucat di pintu. Gelas yang dipegangnya pecahan di lantai. Kain dan Hisa saling memandang sesaat dan segera menghampiri Haruka. "Ibu, aku bisa jelaskan.."

"Panggil ayah mu. CEPAT!", Haruka berteriak mendorong Kain.

Semua orang berkumpul dikamar Kain, Kain masih hening, enggan untuk menjelaskan. Melihat situasi ini, Hisa memutuskan untuk lebih dulu membuka suara dan mulai menjelaskan tentang semua hal yang terjadi. Hisa juga minta maaf, jika saja saat itu dia tidak kehilangan kendali kekuatannya yang menyebabkan musuh yang selama ini mengejarnya bisa mendeteksi keberadaanya, mereka pasti tidak akan mengincar Kain, ".....karena itu aku memutuskan untuk membawanya kesini", Ucap Hisa mengakhiri penjelasannya.
Ibu Kain masih terlihat marah, sementara ayah Kain terlihat tenang mendengarkan sampai akhir. "Kain, ada sesuatu yang harus kau ketahui.....",

"SUAMIKU..!", Haruka segera menghentikan Shinri.

"Tidak Haruka, sekarang Kain harus mengetahui segalanya. Kau mungkin ingin putra mu hidup menjadi manusia biasa, tapi sekarang keadaan sudah berubah", Shinri memberikan tatapan 'jangan membantahku', yang membuat Haruka harus terpaksa menyerah.
"Kain kau adalah Hanyo, begitu juga ibumu dan murid-murid yang ada di sekolah"

"Hanyo??", Kain merasa seperti pernah mendengar kata itu

"Mereka adalah persilangan antara manusia dan yokai", jawab Shinri. Setelah itu Shinri menjelaskan pada putranya segalanya, termasuk tujuan kakek Kain mendirikan sekolah adalah untuk melindungi hanyo dari yokai liar yang benci dengan keberadaan mahkluk setengah-setengah itu dan mencoba mengambil untuk menjadikan mereka budak.

"Sejauh ini aku mengerti penjelasan ayah, tapi apa aku hamil karena aku hanyo?"

"Bukan", kali ini Hisa yang bicara, "kaum ku tidak memandang kelamin untuk bisa melahirkan anak, tapi lain halnya dengan hanyo yang hanya memiliki setengah darah kami. Hanya mereka yang mewarisi garis darah yang kuatlah yang bisa memiliki kemampuan kami, dan kau mungkin salah satunya". Tapi sekarang Hisa belum bisa mendeteksi siapa yokai leluhur Kain, ada kekuatan yang menutupi Hisa dan juga Haruka. "Sepertinya kekuatan itu berasal dari kuil", pikir Hisa.

"Hisa-kun, aku tidak mempermasalahkan siapa dirimu, tapi mulai sekarang kau harus memastikan keselamatan putraku". Setelah mengucapkan itu, Shinri mengajak Haruka keluar.

Eien IjouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang