Hari ke-9 setelah kematian Kain.
Kain berbaring di kamar bersiap untuk tidur. Sejak tadi dia tidak bisa tidur menunggu Hisa kembali. Dia masih belum merasa nyaman melakukan apapun di istana itu tanpa Hisa mendampinginya. Sekarang karena Hisa telah kembali, Kain merasa aman untuk tidur. Namun Hisa tidak juga naik ke kasur, dia masih sibuk dengan gulungan catatan yang dibawanya. Kain ingin menyuruhnya berhenti, tapi apa daya itu adalah tanggung jawabnya."Tak kusangka kau adalah Enma penguasa jigoku", gumam Kain yang bosan.
Hisa tersenyum, "tak ku sangka kau cucu pelayanku". Hisa baru merasakan energi Mezu pada Kain di saat Kain kehilangan kendali di hutan itu.
"Lalu sekarang aku harus memanggilmu apa? Hisa Atau Enma-sama?"
"Apapun yang kau suka. Hisa namaku, Enma julukanku, tapi jangan memanggilku 'sama'"
Tiba-tiba Kain teringat sesuatu. "Oh iya, kenapa Izanami mengejarmu? Bukankah kalian sama-sama penguasa di alam kematian?"
"Karena aku merebut kekasihnya", jawab Hisa santai tanpa menghentikan pekerjaannya.
Kata 'kekasihnya' membuat Kain sedikit bingung. Izanami adalah wanita, jadi kekasihnya itu adalah pria 'kan? Lalu Hisa merebut 'kekasihnya'?, bukankah dengan kata lain Hisa merebut 'pria'nya Izanami?. Kain merasa dadanya panas dan sesak. Entah kenapa dia kesal dan langsung berbalik membelakangi Hisa.
Merasa Kain mendadak diam, Hisa menoleh dan mendapati Kain telah menjadi 'kepompong' di dalam selimut sutra merah. "Kain..", Hisa memanggil namun tidak ada tanggapan dari Kain. Hisa tau Kain belum tidur, tapi "kenapa dia diam saja?", pikir Hisa. Hisa segera merapikan pekerjaannya dan berbaring di samping Kain. "Hey, kenapa kau?", Hisa mencoba menarik selimut yang membungkus Kain, namun Kain menahannya. "Kain, kenapa tiba-tiba kau marah padaku?"."Di mana kau sembunyikan dia?", tanya Kain, masih dari dalam selimut.
"Dia? Dia siapa?"
"Priamu"
"Priaku? Pria yang mana? Kalaupun aku memiliki seseorang, kau pasti sudah melihatnya di istana ini 'kan?"
"Kau pasti menyembunyikannya"
"Kain, jangan membuatku bingung",
Kain dengan kesal berteriak, keluar dari persembunyiannya, "Pria yang kau rebut dari Izanami, di mana kau menyembunyikan dia!!", wajah cantik Kain merah karena marah.
"Ooh, tentu saja aku sudah mengirim dia ke tempat seharusnya dia berada", Hisa bingung, kenapa hal itu membuat Kain begitu marah? Setelah cukup lama memutar otak, akhirnya Hisa menyadari sesuatu, "Kain, jangan bilang kau cemburu??", ada jeda sejenak sebelum Hisa tertawa, dia tak menyangka Kain akan bertingkah menggemaskan seperti itu.
Kain semakin marah karena ditertawakan, dia masuk lagi dalam selimut dan membelaki Hisa. Hisa memeluk Kain dari belakang, tangannya begitu kuat, membuat Kain tidak bisa melawan. "Sebelum kau marah, seharusnya kau tanyakan dulu alasan kenapa aku merebut pria itu dari Izanami". Bisik Hisa, lalu mendaratkan ciuman di kepala Kain yang terbungkus selimut. Kemudian Hisa menjelaskan bahwa Izanami menjebak manusia yang dia sukai untuk memakan makanan dari Yomi (salah satu alam kematian). Seperti yang telah diketahui, bahwa siapapun yang memakan makanan dari Yomi, tidak akan pernah bisa keluar lagi dari sana. Dan selamanya akan menjadi penghuni Yomi, bahkan tidak ada kesempatan baginya untuk reinkarnasi. Tindakan memaksa ataupun menipu manusia untuk menjalin hubungan sangat dilarang bagi penghuni dunia bawah. Karena itu, setelah mengetahui tindakan Izanami, para raja di jigoku meminta Hisa, raja dari para raja jigoku untuk mengurus Izanami. Dan begitulah akhirnya Izanami membenci dirinya. Dan karena dia malas berurusan dengan Izanami, setelah mengembalikan pria incaran Izanami ke dunia manusia, Hisa memutuskan menyembunyikan kekuatannya dan berubah menjadi batu lalu bersembunyi di dekat kuil, agar keberadaannya semakin tersamarkan. Siapa kira setelah bertahun-tahun akan ada rumah dibangun di sana.
Setelah mendengar penjelasan Hisa, Kain merasa sangat malu. Dia tidak menyangka bahwa dirinya bisa cemburu seperti itu. Tapi tidak mungkin dia akan mengakui hal itu pada Hisa, dan menutupi rasa malunya dengan berkata, "siapa bilang aku cemburu, itu bukan urusanku. Lagipula sebagai raja, tidak heran jika kau memiliki banyak simpanan"."Kain, untuk urusan itu aku tidak akan bergurau denganmu", Hisa bangkit dan duduk di hadapan Kain dengan ekspresi serius, "bagi kami yang abadi, luka kehilangan seseorang juga terasa abadi, sampai sekarang aku masih merasakan sakit atas kematianmu, walaupun aku tahu kita pasti bertemu lagi di sini, tapi melihatmu mati di hadapanku, aku sungguh terluka. Begitu juga cinta kami, abadi hanya untuk satu orang". Awalnya Hisa memang hanya tertarik pada kemurnian jiwa Kain, dia pun tak menyangka bahwa hanya dengan satu malam, mampu merubah segalanya menjadi seperti saat ini. Hisa menggenggam kedua tangan Kain, matanya memandang lekat mata Kain,
"Kain, hubungan yang kita jalin ini adalah sebuah ikatan yang lebih dari selamanya".Kain bergetar mendengar dalamnya arti dari ucapan Hisa, matanya dipenuhi air mata yang tak mampu lagi dibendung, "apa belum terlambat kalau sekarang aku mengatakan, aku mencintai mu?". Hisa menjawab pertanyaan Kain dengan pelukan. Mereka saling berbagi pelukan, berbagi ciuman, hati mereka dipenuhi dengan emosi yang meluap-luap, saling menenggelamkan diri satu sama lain dengan penuh gairah, menjadikan malam panjang itu sebagai saksi meleburnya cinta mereka menjadi satu.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Eien Ijou
FantasySiapa sangka Kaidou Kain, seorang pria biasa yang mengorbankan dirinya untuk di makan energi jiwanya oleh yokai demi mendapatkan bantuan, tiba-tiba bisa hamil??? "Maksudmu, di dalam perutku ini ada sebuah kehidupan?", Hisa mengangguk. "Omongkosong...