[SPESIAL TAHUN BARU] PART TERSEMBUNYI - 1

258 21 3
                                    

Setelah kematian Taufan dari sejak kemarin, sikap (N/r) menjadi sangat pendiam. Entah itu ketika berbicara pada orangtuanya, teman-temannya, maupun di depan umum. Dia nampak tidak mengikhlaskan kepergian Taufan, karena (N/r) juga hanya belum lama berkenalan lama dengannya

Sementara keluarga Hali sendiri masih dalam masalah. Adik-adiknya yang bingung harus ikut dengannya atau dengan keluarga barunya menjadi bimbang. Akhirnya Hali memutuskan untuk menyuruh mereka tetap bersama keluarga baru mereka untuk beberapa saat

...

Pagi itu ketika di sekolah, nampak anak-anak tengah banyak berbincang, entah itu di luar kelas ataupun di salah satu meja. Bel sekolah nampak belum berbunyi karena guru yang tengah ada rapat di pagi hari ini

(N/r) sendiri hanya nampak duduk di bangkunya di samping jendela dengan mengunyah permen karetnya dan buku novel yang dia bawa dari rumah

Hali sendiri tengah berada di luar kelas untuk pergi ke toilet, sementara dia memberi tanggung jawab pada Thorn untuk mencoba menghiburnya hanya bisa terdiam melihat sikap (N/r) yang bahkan sedang dalam mood buruk. Akhirnya Thorn mencoba untuk mendekatinya dan membuka pembicaraan dengannya

"Mmm, pagi yang Indah bukan, (N/r)?" Sapa Thorn yang duduk disampingnya. (N/r) membalasnya dengan mata yang masih fokus dengan novelnya "Iya, seharusnya begitu. Tapi untuk sekarang tidak bagiku". Thorn terbingung karena dia tidak tahu harus membicarakan hal apa lagi agar (N/r) tidak terus terdiam "Mmm, malam ini kau ada acara?" Tanya Thorn, (N/r) jawab "Tidak ada, dan untuk apa kau bicara padaku? Bukankah kau selalu menggangguku bersama dengan kembaranmu itu". "Maaf untuk yang dulu. Sejujurnya itu aku lakukan bukan untuk mengganggumu, tapi untuk menghiburmu. Aku tidak mengenalmu dulu, tapi aku tertarik padamu, sejak dari kau dan ibumu pergi mengunjungi rumah kami. Saat itulah aku baru sadar bahwa ternyata kita dalam satu kelas yang sama. Dan dari sejak itu aku ingin banyak berkomunikasi denganmu, dari mencoba berkomunikasi dengan cara mengganggumu atau bahkan menggodamu. Tapi aku rasa itu gagal, anak-anak disini menilaiku dan Solar sebagai anak yang nakal, tapi kami menjadi populer. Solar tak ingin kepopulerannya jatuh, dan begitu juga aku yang tak ingin Solar sedih, karena hanya dia satu-satunya keluargaku yang aku punya setelah kabur. Dan jika kami berhenti melakukan kenakalan itu, Solar malu apa kata orang nanti, dikala dia juga banyak penggemar. Tapi jujur aku benar-benar itu berkomunikasi denganmu waktu itu, hanya saja aku berada diantara dua pilihan. Dari memaksaku untuk melangkah mengikuti kata hatiku untuk menemuimu, atau membuat Solar bahagia karena dialah satu-satunya keluarga asliku disini" Jelas Thorn menundukkan kepalanya

(N/r) terdiam. Mencoba mencerna kata-kata dari penjelasan Thorn yang panjang lebar. Akhirnya dia sadar satu hal, bahwa semua kenakalan yang dia perbuatan sebenarnya hanyalah cara komunikasinya. Tapi dia juga kesal, kenapa dia harus mengikuti saudaranya yang bahkan egois karena kepopulerannya. Sementara saudaranya sendiri ingin berubah

"Hmm, apa kau merasa bersalah? Jika kau merasa begitu, maka kau baru salah" Jawab (N/r) singkat. Thorn mendongak menatapnya dengan tatapan polosnya sementara (N/r) masih melihat halaman novelnya. (N/r) lalu menutup novelnya "Apa yang kau pikir benar? Mengikuti kata hatimu atau mengikuti jalan orang lain yang kau bahkan tidak tahu itu benar atau salah?" Tanya (N/r) dengan menatap Thorn. "Aku tidak tahu, tepatnya bingung. Yang aku tahu hanyalah bahwa Solar adalah saudaraku satu-satunya dulu. Jika aku tak mengikutinya, maka aku akan kehilangan saudaraku satu-satunya dan kesepian seperti du... ". "Kali ini kau salah, kau mungkin akan kehilangan saudaramu, tapi kau juga pasti akan mendapat gantinya. Perbuatan yang baik pasti akan mendapat hasil yang baik pula. Jika kau takut akan kehilangan saudaramu itu, maka aku dengan senang hati akan menjadi saudara penggantimu itu jika kau mau berkomunikasi denganku waktu itu. Tapi sayangnya kau salah mengambil jalan. Kau mengikuti arus orang lain tanpa kata hatimu, melainkan dari sisi empati mu. Sekarang aku baru tahu jika kau punya rasa empati, tapi cobalah untuk menggabungkannya dengan pilihan hatimu. Jika kau hanya memilih satu diantara mereka berdua, maka yang lain akan merasa sakit" Jelas (N/r) sambil memegang pundak Thorn

Light in Heart [Menuju The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang