SAAT ini Seokjin dan Jaehwan sedang berada dikamar Seokjin untuk memilih baju mana yang akan dibawa menuju tempat tinggal baru Seokjin. Ya, hasil pertemuan 3 hari yang lalu mengharuskan Seokjin untuk meninggalkan tempat ternyamannya sementara waktu. Sebetulnya ia tidak terima namun mau bagaimana lagi? Ini termasuk resiko pekerjaannya 'kan sebagai penyanyi dan aktor atau bisa dibilang aktris.
Seokjin masih membenci fakta bahwa ia akan berperan sebagai wanita di drama tersebut, ke-manly-annya pasti akan berkurang.
"Jaehwan, tidak bisa 'kah kita membatalkan kontrak ini?" Ucap Seokjin dengan nada memelas kepada Jaehwan yang sedang memasukkan baju - bajunya kedalam koper.
"Jika kau ingin membatalkan sekarang tentu saja sudah terlambat, lagi pula direktur tidak akan mengijinkan." Ucap Jaehwan.
"Tapi jika seperti ini aku merasa harga diriku dicabik - cabik!"
"Dasar drama queen, kau terlalu berlebihan."
"Yak! Kau tidak tau bagaimana rasanya jadi aku! Bayangkan kau harus ber-acting menjadi wanita! Membayangkannya saja sudah membuatku merinding."
"Ya sudah, tidak usah dibayangkan bodoh."
"2 hari lagi aku akan merasakannya, bodoh!"
Jaehwan menghela nafas, "Seokjin kau memang akan berperan sebagai wanita, tapi bukan berarti kau akan kehilangan karier ataupun nyawamu. Berhenti mengeluh dah cepat bantu aku mengangkat ini." Jaehwan melempar satu kardus berisi boneka - boneka mario Seokjin. Ia tidak bisa hidup tanpa boneka itu katanya.
Seokjin merengut tak suka, tapi ia tetap mengangkat kardus tersebut sampai ke ruang tamu. Tak lama lagi mobil jemputan akan datang untuk membawa Seokjin serta barang - barangnya ke apartemen barunya.
"Tidak usah khawatir begitu, anggap saja untuk menambah teman. Kau ini kan social butterfly(1) kau pasti akan cepat akrab dengannya." Ucap Jaehwan agar sahabatnya ini sedikit tenang. Ia menghampiri Seokjin memijat kecil bahu lebarnya, "Rileks lah sedikit."
Seokjin merasa lebih tenang sekarang, "Gomawo(2), Hwanie." Jaehwan memang selalu tau cara menghilangkan kecemasan Seokjin. Mereka sudah sahabatan sejak lama, tentu saja sudah saling memahami dan melengkapi.
Tiba - tiba terdengar dering ponsel dari saku celana Jaehwan. "Sepertinya mobil jemputannya sudah sampai, ayo bersiap - siap." Ucap Jaehwan setelah membaca nama penelponnya.
Seokjin segera menuju kamarnya untuk mengambil koper berukuran besarnya, sedangkan Jaehwan sudah membawa 2 tumpuk kardus dikedua lengannya.
"Ayo, turun."
Tak berapa lama mereka sudah sampai dilantai dasar. "Selamat pagi, ahjussi(3)." Sapa Seokjin ramah.
"Selamat pagi juga, tuan - tuan."
Setelah memasukkan koper dan kardus - kardus ke dalam bagasi, giliran Seokjin yang masuk ke dalam.
Melihat Jaehwan yang masih diam di tempat membuat Seokjin heran, "Hwanie, kau tidak masuk?"
"Sepertinya tidak, Jinnie. Aku ada urusan. Mungkin aku akan mampir nanti malam atau besok."
Seokjin mem-poutkan bibirnya, "Kau tak bilang padaku kalau ada urusan."
"Maaf, Jinnie. Aku akan mampir lain kali oke?" Ucap Jaehwan sambil mengusap kepala Seokjin, ia sudah menganggap Seokjin seperti adiknya sendiri.
"Baiklah." Pasrah Seokjin.
Jaehwan tersenyum, "Jalan sekarang, ahjussi. Hati - hati." Ucap Jaehwan pada sang supir.
Mobil pun mulai melaju dengan Seokjin yang melambai - lambai 'kan tangannya melalui jendela dengan imutnya. Jaehwan hanya terkekeh dan balas melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Actress [TaeJin][Discontinued]
FanfictionMenceritakan tentang Kim Seokjin seorang penyanyi solo dan aktor TULEN dan MANLY -katanya- yang harus ber-acting menjadi aktris dalam sebuah drama. Parahnya lagi ia harus tinggal bersama lawan mainnya -Kim Taehyung- untuk membentuk chemistry yang le...