Prolog

77 15 14
                                    

"Waktu adalah proses, bukan kemurkaan seseorang dari kelalaian duniawi."

***

Seorang anak laki tengah menatap sang ayah penuh nanar. Kelopak mata bengkak, bibir sobek terdapat bercak darah akibat bogem mentah, bahkan terdapat luka sabetan dari campuk yang menghantam kaki mungilnya.

Anak kecil tersebut meringis tatkala sang ayah kembali menyeret tubuhnya menuju kamar mandi. Ia tak mampu berteriak, tenggorokannya serasa tercekat. Dengan bengis ia menghantam tubuh anaknya di tembok, setelah itu  menyiramkan air dingin yang ia ambil dari bak mandi.

Byur ... byur ... byur ....

"Kau anak sialan! Gak tahu diuntung. Kau seperti ibumu yang tidak tahu diri itu!" teriaknya penuh kemarahaan tanpa memerdulikan betapa kacau anaknya yang telah ia siksa.

Tubuhnya menggigil, napas memburu, bibir memucat bahkan kesadaran pun sedikit demi sedikit menghilang

"Apakah aku mati?"

Tbc.

Cerita ini aku merupakan projeg #teenlitesaries yang diselenggarakan oleh 6 anggota PejuangKata

Rentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang