Chapter 2 | secret garden in white

14 0 0
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


What is poetry for you?

It's just the word, they said

Oh no, darling

Poetry is universe

It have crystal love

But didn't leave the shadow

What about you?


Gurunya menyuruh mereka buat satu puisi. Sonya nggak sejago ibunya yang ahli memperkaya kata-kata. Tapi ia bisa menyelipkan isi hati dalam kalimat yang sederhana ini, ia pikir.

Sonya memandang satu persatu mata teman-temannya. ia ingin melihat ada nggak sih at least satu orang tahu makna terdalam puisinya. Tepuk tangan meriah didapatnya. Sonya mengedipkan mata berkali-kali karena itu, "emangnya bagus ya?"

"Si kampret," sahut siswa di depannya, mengabaikan guru yang dengar itu langsung melototi dia, "songong lu mentang-mentang gue dapet omelan bukannya applause."

"Emang puisi lo sampah," ucap Ares. Seluruh siswa di kelas menyoraki siswa itu. Gulungan kertas berterbangan kemana-mana. Gurunya bahkan cuman geleng-geleng kepala aja, lelah menghadapi kelas yang terkenal badung bandel nan biadab ini.

Sonya merasakan tepukan di bahu, yang ternyata dari gurunya. "Setidaknya ada kamu di kelas ini, nduk." Guru itu juga menoleh ke satu siswi yang duduk di pojok kanan kelas, "Dan juga dia, Agatha namanya. Puisi kalian sangat bagus."

....

Pelajaran bahasa indonesia diganti olahraga, lari estafet.

Sonya benci pelajaran ini, like hell, siapa yang tidak? Udah basah, badan berkeringat dan bau, males rasanya mandi dan ganti baju di sini, dan yang paling bikin mager Sonya, pakai contact lens.

Sonya matanya nggak buta-buta banget, ia masih bisa membaca tulisan di papan tulis dari jauh, hanya saja silindernya sangat menganggu ketika ia harus berlari, do sport things. Nah, yang bikin magernya itu tiap kali pakai, Sonya selalu merasa ngantuk. Tau deh orang lain kayak gimana.

Giliran kelompok anak cowok yang berlari mengelilingi lapangan. Dan tentunya lebih kalem daripada cewe. Sonya duduk istirahat membelakangi guru yang lagi mengamati anak muridnya. Kemudian Matthew memanggilnya.

"Nya! Kata Ares jangan ngelamunin gue!" Ares yang di belakang ketawa dengan sintingnya, terus nepak-nepak kepala Matthew. Seketika Sonya ingin muntah di belakang pot bunga. Nggak jadi kalem deh.

Trust Won't StayWhere stories live. Discover now