Sekolah baru, rumah baru. Aslinya cerita baru yang menyenangkan menjadi tujuan Sonya. Ia ingin membuka lembaran baru dengan tidak ada tinta hitam di dalamnya. Ia ingin merubah takdir malangnya. Itulah risiko menjadi bahan omongan.
Azriel memang buk...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kembali lagi keusilan Ares Kelvan, bocah sialan yang punya tinggi badan kelebihan kurang ajar.
Sonya mendumel dalam hati, mengumpat dari bahasa kasar level cetek sampai dewa. Agatha pun hanya bisa menatapnya kasihan di depan mejanya, karena jaraknya kejauhan kalau mau tolongin Sonya.
Terdengar suara Matthew yang lagi cekikikan. Sonya menoleh ke sebelahnya dengan malas lalu cowok itu berbicara tanpa suara, "yang sabar kalo duduk di belakang setan ya."
Ares ini lagi mainin rambut Sonya pakai sumpit mie ayam.
Hadeuh.
Sonya udah berulang kali menjauh, mengelak, tapi dasarnya nggak bisa pindah tempat duduk kena juga.
"Stop it." Sonya menggenggam sumpit itu, padahal dalam hati berteriak jijik karena ini pasti bekas dia pas siang tadi. lalu Sonya merebut sumpit itu dan melempar keluar jendela, ia tersenyum kemenangan.
Muka Ares berubah diam.
Tapi berubah cepat dengan senyum liciknya.
Matthew bahkan sampai memutar badannya ke belakang, penasaran melihat tangan Ares sedang mencari sesutau di lacinya.
Oh.
Pasangan sumpit yang dilempar Sonya tadi.
Ares tertawa licik lalu dimainkan lagi rambut Sonya. Sonya yang lagi fokus membaca buku geografi hanya bisa menatap kosong papan tulis. Ia membayangkan Loki turun dari kahyangannya lalu mengutuk Ares suruh anak titisan setan ini lompat ke jurang bareng Moriarty.
Yah, cuman itu pegangan Sonya hingga bel pulang berdering.
Di koridor sudah dipenuhi anak-anak yang gembira akhirnya pulang juga. Sonya berjalan sambil memasukkan tempat pensilnya, tak lupa Agatha yang berada di sampingnya.
"Untung rambut lo nggak bau mie ayam."
Sonya mendesah kesal. "Itu doang yang gue syukuri sekarang."
"Gue pengen bilang lo tukeran ama Randi biar sebangku ama gue, tapi Randinya nggak mau."
"Nggak usah ngomong."
Hingga di gerbang sekolah, Sonya menemani Agatha yang menunggu jemputannya. "Lo beneran nggak mau pulang bareng ama gue, be?"
"Yang cabe itu lo."
"Oke, chili." Sonya diam saja, energinya habis karena tadi. "Seriusan lo nggak mau? Walaupun nggak searah gue masih bisa nganterin lo. Mas Supardi nggak keberatan kok."
"Udah selo aja, be."
Jemputan Agatha sudah di depan mereka, kemudian ia melambaikan tangan pada Sonya, lalu mobil itu pergi. Dering line berbunyi, Sonya membuka kunci layar iphone hitamnya. line chat dari Agatha rupanya.